Mine - 22

7.1K 752 47
                                    

Update lagi ...

Dan kayaknya ini gak akan aku un-publish selama Ramadhan, karena aku malas REVISI awokawok 🤣

Tetap lanjut, dengan konflik-konflik nya.

JANGAN LUPA BACA KARYA BARU AKU JUGA!!

HE-HE-HE
(づ ̄ ³ ̄)づ

****


Keesokan harinya, Renjun sudah mulai bekerja menjadi sekretaris pribadi suaminya. Sedikit aneh memang, tetapi Renjun juga bosan jika harus di rumah saja tanpa ada kegiatan yang menarik. Renjun pikir jika ia selalu bersama dengan Jeno, maka hubungan keduanya akan semakin dekat dan Jeno bisa menjadi suami yang di harapkan oleh Renjun.

Sepasang suami-istri itu berangkat ke kantor bersama, dan sesampainya di kantor tentu saja Renjun menjadi pusat perhatian para karyawan Jeno. Pasalnya karyawan Jeno sendiri juga belum tau siapa Renjun, mereka tau kalau atasan mereka sudah menikah. Tetapi, mereka belum tau dengan bagaimana wajah wanita yang di nikahi oleh atasannya tersebut.

Sementara Renjun yang sedari tadi di perhatikan oleh banyak pasang mata itu sedikit tidak nyaman karena ia menjadi sangat canggung. Bahkan untuk sekedar mendongakkan kepalanya saja Renjun malu dan seakan tidak sanggup.

"Ayo, ke ruangan ku. Jangan perdulikan mereka semua," ucap Jeno sambil menarik tangan istrinya itu.

Renjun hanya menurut, juga tidak berkata apa-apa dan mengekor di belakang Jeno begitu saja. Hingga akhirnya keduanya sampai di sebuah ruangan cukup besar dan itu ruang kerja Jeno.

"Duduklah, nanti akan ku beri tau apa yang harus kau kerjakan," ucap Jeno.

Setelah mendengar itu, Renjun langsung mengangguk dan duduk di sofa yang ada di ruangan Jeno tersenyum. Manik rubah itu melihat sekeliling yang benar-benar tampak asing baginya. Renjun belum pernah pergi ke tempat seperti ini sebelumnya, dan Renjun sudah tentu belum terbiasa.

Beberapa saat kemudian, Jeno datang dan duduk di samping Renjun. Di tangan kanannya, Jeno membawa sebuah buku catatan.

"Ini jadwal yang harus aku lakukan selama satu minggu ke depan. Kau harus mengingatnya dengan baik karena tugas pertama seorang sekretaris adalah mengingatkan jadwal atasannya," jelas Jeno datar.

"B-baiklah, lalu apalagi?" tanya Renjun sambil menatap Jeno.

Jeno kembali menatap Renjun. Ia sendiri bingung harus memberi tugas Renjun seperti apa karena selama ini Sekertaris nya yang mengatur semuanya. Selama lebih dari 5 tahun perusahaan itu berjalan, Jeno tidak pernah berganti sekertaris 1 kali pun. Jadi, Jeno sendiri tidak tahu harus berbuat bagaimana untuk menjelaskan pekerjaan sekertaris itu pada Renjun.

"Tidak ada. Cukup temani aku saja," jawab Jeno pada akhirnya.

Renjun pun mengangguk kecil.

"Hari ini aku tidak ada rapat, aku harus memeriksa beberapa berkas penting. Kau di sini saja dan jangan kemana-mana!" ucap Jeno yang terdengar seperti perintah.

"T-tapi, apa aku tidak punya ruang kerja sendiri?" tanya Renjun dengan polos.

Ah, tidak. Lebih tepatnya Renjun berpikir bahwa tidak mungkin bukan ruangan Jeno itu satu tempat dengan sekertaris prinsipnya? Di dekati istri sendiri saja Jeno seakan risih, mana mungkin pria dingin dan arogan itu mau berbagi ruang kerja.

You Are Mine - Noren Gs✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang