Mine - 17

7.4K 891 115
                                    

HAPPY RENJUN DAY 🦊💚

Mari rayakan bersama .... 🦊💚🦊

 🦊💚🦊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Mendapati tubuh Jeno yang terasa sangat panas membuat Renjun panik.

"J-jeno?, " lirih Renjun ketakutan.

Renjun meraih ponselnya dari tas, lalu mendial nomor sang ibu secepat mungkin. Ia terlalu bingung untuk memikirkan siapa yang harus ia hubungi. Sejujurnya, Renjun tidak pernah merawat orang sakit. Mungkin pernah ketika ibunya sakit, namun saat itu ada ayahnya juga. Jadi, Renjun tidak terlalu mengerti juga.

"Halo, ibu.. " sapa Renjun begitu panggilannya tersambung. Ia lega ibunya cepat merespon panggilannya.

"Iya, Renjun. Ada apa sayang?" sahut Winwin dari seberang sana.

"Ibu, Jeno sakit. Suhu badannya panas sekali. Aku harus bagaimana?" Renjun panik.

Wanita muda itu terus menatap Jeno yang memejamkan matanya namun terlihat sangat tidak tenang. Renjun khawatir jika terjadi sesuatu pada suaminya itu.

Winwin pun mencoba untuk menenangkan Renjun lebih dahulu. Dan ia memberitahu apa saja yang harus Renjun lakukan untuk menurunkan demam Jeno. Renjun pun terdiam, mendengar dengan seksama penjelasan dari ibunya.

"Eumm, apa tidak ada cara lain, bu?" tanya Renjun memastikan. Sekilas Renjun menatap suaminya yang kini mulai meracau tidak jelas, bahkan Jeno semakin bergerak gelisah dalam tidurnya.

"Tidak!" jawab Winwin dengan tegas dan penuh penekanan.

Renjun pun hanya bisa mengangguk paham begitu mendengar intruksi yang di jelaskan oleh sang ibu.

"Ya, sudah. Terimakasih, Bu..." ucap Renjun mengakhiri teleponnya.

Begitu sambungan terputus, Renjun kembali emasukan ponselnya ke dalam tas dengan mode silent. Ia menghela nafas panjang dan tersenyum tipis memandang sang suami.

Dengan penuh keberanian, secara perlahan Renjun menyibak selimut yang menutupi tubuh Jeno. Meski tidak sepenuhnya tubuh Jeno tertutup selimut, namun Winwin bilang Jeno jangan di beri selimut terlalu tebal jika sedang demam. Itu bisa membuat suhu tubuhnya semakin naik.

Ternyata pergerakan dari Renjun membuat tidur Jeno sedikit terusik. Jeno pun mencoba membuka matanya dengan perlahan meskipun terasa sangat berat. Rasa sakit dan pusing di kepalanya benar-benar membuat tubuhnya benar-benar lemah.

"Renjun?" lirih Jeno dengan suara parau nya.

Renjun mematung, dan menatap Jeno dengan takut.

"I-iya," sahut Renjun.

"Kau darimana saja?" tanya Jeno dengan pelan.

"A-aku baru pulang belanja bersama Kak Haechan. M-maaf aku tidak berpamitan padamu," jawab Renjun dengan jujur.

You Are Mine - Noren Gs✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang