"dimana aku?"
pemuda itu melihat sekelilingnya, ia menghela nafas. Lagi dan lagi berakhir di rumah sakit.
Ia melirik ke samping, terlihat sang adik tertidur sambil menggenggam tangannya. Ia dapat melihat jelas air mata yang sudah mengering di pipi adik tampannya itu."Tae"
Taehyung perlahan membuka mata saat merasakan usapan lembut di kepalanya, ia terlonjak kaget saat melihat namjoon sudah sadar.
"Hyu.. hyungg"
air mata kembali membasahi kedua pipinya, dengan hati-hati ia memeluk namjoon."Hiks, hyungiiee kenapa ke sini lagi? bukankah hyung sudah berjanji padaku tak akan masuk rumah sakit lagi?"
Namjoon hanya diam, lagi-lagi ia membuat khawatir sang adik. Ia merutuki dirinya yang keras kepala, padahal ia sudah tau kondisi tubuhnya tidak mendukung."Mianhae"
Taehyung memejamkan matanya menikmati usapan lembut di punggungnya. Usapan namjoon selalu berhasil membuatnya nyaman. Ia tak bisa membayangkan jika tak dapat merasakan kehangatan pelukan ini lagi."Tae, ohh, joon, kau sudah sadar?"
Namjoon mengalihkan pandangannya ke arah pintu masuk, terlihat seokjin membawa kotak makan untuk adik kecilnya."Hai hyung, waaee?"
protes namjoon saat seokjin menjewer telinganya."hyuuunggg.. apa salahku?"
"Jangan lebay, itu karena kau keras kepala, sudah berapa kali hyung bilang untuk menjaga dirimu saat hyung tak ada di dekatmu joon, kau selalu berhasil membuat hyung jantungan"
ucap seokjin dramatis."hyung dramatis sekali"
Namjoon terkekeh melihat adiknya yang berkata seperti itu dengan air mata di pipinya. Lucu sekali.Keduanya tersenyum mendengar tawa namjoon, mereka bersyukur masih bisa melihat lesung pipi itu muncul di kedua pipi namja yang sangat mereka sayangi ini.
.
.
."ada apa hyung?"
"oh, jin-ah kau datang, duduk lah dulu"
seokjin mendudukkan dirinya di depan dokter yang sudah ia anggap sebagai hyungnya itu. Entah kenapa perasaannya tidak enak melihat sikap dokter di depannya, pasti ada hal serius yang ingin ia sampaikan."ini mengenai namjoon"
.
.
."jeon jungkook!!"
jungkook semakin menenggelamkan badannya di dalam selimut, ia tak mau menemui ayahnya saat ini. Ia sudah muak dan benci, kenapa ayahnya memperlakukannya seperti ini? apa ayahnya memang tidak suka padanya? atau, apa ia sebenarnya bukan anak ayah? pikiran-pikiran itu kerap kali datang menghampiri jungkook, terlebih di situasi seperti sekarang ini."Jungkook!!"
Lagi teriakan di sertai gedoran pintu terdengar, membuat jungkook mau tak mau membuka pintunya, jika tidak kejadian tahun lalu bisa terulang lagi, saat ayahnya mendobrak paksa pintu kamar dan berakhir jungkook di hukum.Ia menghela nafas berusaha tegar, perlahan tangannya bergerak membuka pintu. Sudah dipastikan apa yang ia lihat di sana, Tuan Jeon berdiri tegap dengan tampang datarnya dan sabuk di tangan kanannya. Jungkook menghela nafas pasrah, ia tau ini akan terjadi lagi. Ia hanya berharap malam ini cepat berakhir.
.
.
."Taee"
Taehyung yang sedang sibuk meyusun pakaian hyungnya langsung berhenti dan menatap namjoon.
"ya hyung?"
"kau baik-baik saja?"
tanya namjoon membuat taehyung terdiam.
Namun tak lama ia tersenyum, menampilkan deretan gigi putihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning of Life
FanfictionDia menyadari bahwa tubuhnya terdapat bom, bom yang bisa meledak sewaktu-waktu tanpa dia sadari. Akankah dia dapat bertahan dengan kondisinya ini? My first story. Just newbie.