Seorang namja tampan sedang berdiri di pinggir gerbang sekolah, sesekali melirik jam tangannya lalu beralih melihat ke arah lorong sekolahnya. Terdengar bisikan-bisikan siswa perempuan yang lewat sambil melirik ke arahnya.
"Astaga dia sangat tampan sekali, bukankah dia sijenius itu?" Tanya seorang yoeja berbisik, namun masih terdengar jelas oleh orang-orang disekitarnya.
"Ia unnie, dia teman sekelasku, aku sangat beruntung bisa sekelas dengannya, dan kau tau, bahkan aku tidak pernah bosan menatap wajahnya setiap detik saat ia sedang fokus mendengarkan ssaem" ucap yoeja yang satunya.
"Ihh, aku iri denganmu, kau beruntung sekali bisa menikmati pemandangan indah itu setiap hari di kelas" timpal yoeja yang lainnya.
"Iya, sekolah menjadi salah satu hal yang menyenangkan bagiku sekarang" ucapnya sambil tertawa riang.Namja itu menahan senyumnya saat mendengar pembicaraan mereka mengenai dirinya. Hingga sebuah suara mengalihkan perhatiannya.
"Hyung!!! Namjoon hyung!!" Terlihat seorang namja berlari ke arahnya.
"Hei, kau baik-baik saja?" Tanya namjoon cemas melihat namja itu bernafas dengan cepat.
"Hah, hah, aku, hah, aku baik-baik saja hyung, hanya tadi aku terlalu senang melihatmu, sampai-sampai aku tak sadar sudah berlari secepat itu" ucapnya.
"Kau ada-ada saja kookie, bagaimana keadaanmu? Apa luka-luka mu sudah sembuh?" Tanya namjoon.
"Sudah mendingan hyung, ternyata kau sekolah disini hyung, kemarin aku sudah menunggu mu di dekat jalan tempat aku dihajar kemarin, tapi aku tidak melihatmu hyung" ucapnya.
"Benarkah?" Tanya namjoon tak percaya."Joon!!, maaf sudah membuat mu menunggu, aku baru saja menyelesaikan hukuman lee saem"
Seorang namja mengintrupsi pembicaraan mereka,"Sudah ku duga, kau selalu saja membuat lee saem marah hobi-ah, aku tidak heran kau selalu dihukum"
Hoseok hanya mengerucutkan bibirnya mendengar perkataan jujur namjoon.
"Hey, siapa dia?" Tanya hoseok melihat namja manis yang menggunakan seragam MHS di samping namjoon.
Jungkook yang dari tadi memperhatikan mereka berdua langsung membungkuk memberi salam.
"Ah, perkenalkan, dia adikku" jawab namjoon.
"Joen jungkook imnida" jungkook memperkenalkan dirinya.
"Jung hoseok, panggil saja hobi hyung" balas hoseok sambil menampilkan senyum cerahnya.
"Adikmu?" Tanya hoseok heran, setaunya adik namjoon hanya taehyung.
"Bukan adik kandungku hobi-ah, maksudku dia sudah ku anggap seperti adikku sendiri" jelas namjoon.
Hoseok hanya beroh ria mendengarnya.
.
.
Seorang namja menatap tajam ke arah tiga namja yang sedang asik mengobrol di gerbang yang bertuliskan Apgujeong High School.
"Hey, kau baik-baik saja tae?"
Taehyung pun mengalihkan perhatiannya ke arah temannya.
"Gwenchana jim, Ayo kita pulang" balasnya.
"Ah, itu hobi hyung, dan namjoon hyung, dan siapa anak itu?" Tanya jimin.
"Molla" jawab taehyung acuh."Hyungg!!! Hobi hyung, joonie hyung" teriak jimin tiba-tiba, membuat taehyung menutup telinganya, dan tanpa aba-aba jimin menarik tangannya.
"Hei bocah, kenapa kau berlari seperti itu? Kalau kau jatuh tadi bagaimana?" Teriak hoseok, saat jimin dan taehyung sampai di depannya.
"Ahh, dasar hyung cerewet, aku sudah besar hyung, tidak mungkin aku jatuh hyung"
"Tetap saja aku mencemaskanmu bodoh"
"Terserah dirimu saja hyung"
"Mm, hyung, maaf mengganggu kalian, aku pulang dulu"
Ucap jungkook yang dari tadi memperhatikan hoseok dan jimin berdebat kecil, dan namjoon dan taehyung yang saling berdiri berhadapan dengan canggung."Ah, kookie, pulang bersama kami saja, rumah kita se arah kan?" Balas namjoon mencoba menetralkan perasaannya.
"Siapa dia hyung? Kenapa namjoon hyung akrab dengannya?"
Bisik jimin ke telinga hoseok, namun masih terdengar oleh tiga orang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning of Life
FanfictionDia menyadari bahwa tubuhnya terdapat bom, bom yang bisa meledak sewaktu-waktu tanpa dia sadari. Akankah dia dapat bertahan dengan kondisinya ini? My first story. Just newbie.