"Kita sampai" ucap tuan kim kepada ketiga putranya.
"Kaja, ppalli hyungie" taehyung berlari menyeret hyung keduanya menuju tempat pembelian tiket. Namjoon hanya pasrah di seret adiknya yang terlalu bersemangat ini.
"Ya, hati-hati" teriak jin kepada kedua dongsengnya.
Tuan kim hanya memandang sendu kedua putranya. Dia berharap semuanya akan baik-baik saja, dia harus berfikiran positif menunggu hasil cek kesehatan anak-anaknya."Appa, kaja" tuan kim tersentak dari lamunannya saat jin menarik tangannya.
"Waeyo appa? Appa baik-baik saja?"
"Gwenchana jinie, kaja, kita susul adik-adikmu.
.
Skip lotte world
.
"Hah, akhirnya sampai" tuan kim menghela nafas, dia melihat ketiga putranya yang sedang tertidur lelap setelah puas bermain seharian di lotte world.Tidak tega membangunkan putranya, tuan kim mengangkat satu persatu anak-anaknya.
.
.
.
.
.
"Belajar yang rajin okey" ucap tuan kim sembari mengecup kening kedua putranya sebelum mereka memasuki gerbang."Ne appa, saranghae appa" balas mereka seraya melambaikan tangan kepada tuan kim.
Tuan kim kembali melajukan mobilnya menuju rumah sakit seoul.
"Selamat pagi hyung" sapa tuan kim atau biasa disapa dokter kim di rumah sakit ini kepada dokter min yang sedang menunggu lift untuk menuju ruangannya.
"Pagi yoong" dokter min tersenyum membalas sapaan dokter kim yoong gun, mereka hanya terpaut satu tahun, dan keduanya sudah berteman baik setelah pertemuan awal mereka menjadi dokter di rumah sakit seoul ini.
Pintu lift terbuka, mereka berdua melangkah memasuki lift, "kudengar hasilnya akan keluar hari ini yoong" ucap dokter park sembari jarinya menekan tombol lift.
"Ne hyung, aku harap mereka baik-baik saja"
"Semoga saja yoong, bagaimanapun aku harap kau harus siap menerima apapun hasilnya nanti yoong"
"Jangan khawatir hyung, Aku sudah mempersiapkan diriku hyung"
.
.
.
Dua orang namja kecil sedang berdiri di depan gerbang sekolah, mereka berdua menunggu jemputan. Hujan mulai turun rintik, membuat salah seorang namja mulai bergetar kedinginan, sedang namja lainnya hanya berdiri seakan tidak terganggu akan cuaca dingin tersebut.
"Kau tidak apa-apa soekie? Kau pakai saja jaket ini" ucap namjoon sembari menyodorkan jaketnya kepada temannya.
"Tidak apa joonie, kau pakai saja jaketmu, nanti kau bisa sakit"
"Hoseokie saja yang pakai, aku sungguh tidak apa-apa, sedangkan soekie sudah menggigil" balas namjoon sembari meletakkan jaketnya ke pundak temannya yang bernama hoseok.
"Gomawo joonie" akhirnya hoseok menerima tawaran namjoon, dia tidak bisa mengungkiri perkataan namjoon tadi, memang dirinya saat ini sangat kedinginan, tubuhnya mulai menghangat dalam balutan jaket namjoon, ia melirik namjoon, dia kagum pada temannya yang satu ini, sangat penuh pengertian, dan sangat kuat, seperti sekarang ini, hoseok sempat heran kepada namjoon yang sama sekali tidak merasa terganggu dengan cuaca seperti ini."Sokie, joonie!!"
Lamunan hoseok buyar saat mendengar suara lembut seorang wanita di dalam mobil putih tak jauh dari tempat mereka berdiri.
Mereka berdua langsung menuju mobil tersebut.
"Eomma, kenapa terlambat? Hampir saja aku mati kedinginan" hoseok mempoutkan bibirnya kepada wanita yang berada di belakang kemudi tersebut.
"Mianhae soekie, tadi eomma terjebak macet" ucap nyonya jung sembari kembali melajukan mobilnya."Taetae dan jimin mana aunty?" Tanya namjoon kepada nyonya jung, biasanya nyonya jung menjemput mereka berdua bersama adiknya dan adik hoseok.
"Mereka tertidur setelah puas berlari-larian mengelilingi rumah bersama, joonie"
"Aahh, maaf merepotkanmu aunty, taetae jika sudah mendapatkan teman bermain memang selalu seperti itu"
"Gwenchana joonie, aunty juga senang karena jimin tidak kesepian saat hyungnya sekolah"
Senyum nyonya jung menghilangkan sedikit rasa segan namjoon.Sungguh dia sangat berhutang budi kepada kelurga jung, mereka bersedia menjaga taehyung saat dua tertua kim sekolah dan tuan kim bekerja, dan memberikan tumpangan pulang kepada namjoon. Namjoon dan hoseok sekolah di tempat yang berbeda, namun jaraknya cukup dekat, sehingga tiap pulang sekolah namjoon akan berjalan menuju gerbang sekolah hoseok.
Sebenarnya nyonya jung tidak keberatan jika namjoon menunggu di gerbang sekolahnya sendiri, namun namjoon menolak, ingin menikmati pohon disepanjang perjalanan menuju sekolah hoseok katanya.
.
.
.
"Hyungie!!"
Namjoon langsung menangkap adiknya yang berlari kepelukannya.
"Taetae sudah bangun? Kaja kita pulang"
Namjoon menggandeng tangan taehyung.
"Aunty antar saja ya joon, cuaca sangat dingin, kalian bisa terserang demam nanti"
"Tidak usah aunty, aunty kan harus siap-siap berangkat kerja." Tolak namjoon sembari memakaikan baju hangat ke tubuh adiknya.
"Tidak apa-apa joon, aunty-" ucapan nyonya jung terpotong saat handphone dalam genggamannya begetar.
"Tunggu aunty sebentar ya joonie" ucap nyonya jung sembari melangkah menjauhi namjoon dengan handphone di telinganya.Namjoon tidak mengiyakan perkataan nyonya jung tadi, ia tak ingin merepotkan wanita itu, karena itu namjoon memapah taehyung yang masih mengantuk menuju luar halaman tempat ia meletakkan sepedanya.
"Joonie!!" tiba-tiba hoseok berlari menghampirinya.
"Ini jaketmu, gomawo."
Namjoon mengambil jaketnya dari hoseok dan hendak memasukkannya ke dalam tasnya,
"Di pakai joonie, udaranya masih sangat dingin"
Mendengar perkataan hoseok, namjoon langsung memakai jaketnya."Bye-bye sokie, tolong sampaikan terima kasihku kepada aunty" ucap namjoon setelah memastikan tangan taehyung erat memeluk pinggangnya.
Jarak rumahnya dengan hoseok tidak terlalu jauh, hanya kisaran 500 meter.
"Hyungiee, dinginn" taehyung menggigil, namjoon pun lebih menepikan sepedanya, ia turun dan memasangkan jaketnya ke badan taehyung.
Setelahnya ia melajukan sepedanya kembali.Sampainya di rumah, namjoon memapah taehyung yang kedinginan menuju kamarnya, membimbingnya ke kasur dan menyelimuti tubuh adiknya.
Tidak lama taehyung pun tertidur.Namjoon pun berjalan menuju kamarnya, mengganti bajunya.
Ting tong!!
Suara bel membuatnya terburu buru menukar bajunya. Namjoon keluar dari kamarnya sembari melirik jam,
"Pasti makan siang" ucapnya sambil berlari menuju pintu utama.Ayahnya selalu memesankan makan siang untuk dirinya dan taehyung, sedangkan jin hyungnya akan makan siang di kantin sekolahnya.
Setelah menyiapkan makan siangnya, namjoon berjalan menuju kamar taehyung.
"Taetae iroena, ayo makan dulu setelah itu kau boleh tidur lagi"
"Ne hyungie"
Taehyung bangkit dari kasurnya, masih setengah sadar menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.
.
.
.
Setelah membersihkan peralatan makannya bersama taehyung, namjoon mengantar taehyung yang sudah mulai mengantuk lagi ke kamarnya. Mengusap usap rambut adiknya hingga tertidur.
.
.
Namjoon sedang bersenandung ria sembari menyapu lantai ruang utama rumahnya. Tiba-tiba penglihatannya buram seketika, pandangannya seperti berputar-putar. Ia menggenggam kuat sapu di tangannya dan memejamkan matanya lama, berharap penglihatannya normal kembali, namun setelahnya tubuhnya lemas terjatuh ke lantai dan gelap.
.
.
"Hyung pulang!!"
Soekjin masuk ke dalam rumah melihat sekeliling.
"Kenapa sepi sekali? " batin soekjin."Astaga jooniee!!!"
Histeris soekjin saat melihat adiknya tergeletak di ruang utama.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning of Life
FanfictionDia menyadari bahwa tubuhnya terdapat bom, bom yang bisa meledak sewaktu-waktu tanpa dia sadari. Akankah dia dapat bertahan dengan kondisinya ini? My first story. Just newbie.