"Tuan muda, anda yakin tidak ingin melihatnya secara langsung??"
Jungkook mengalihkan perhatiannya yang sedari tadi melihat ke arah pintu masuk rumah sakit, ia bimbang.
Satu sisi ia sangat ingin memastikan keadaan namjoon dengan mata kepalanya sendiri, di satu sisi lainnya hatinya terasa tidak enak, ia takut keberadaannya di sana membuat taehyung sunbaenya menjadi tidak nyaman.
Ia menghela nafasnya dan mengangguk menjawab pertanyaan pria paruh baya yang duduk di balik kemudinya.
Tanpa banyak bertanya lagi pria paruh baya tersebut melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah sakit.
.
.
.
"Taehyungieee, ayolah hyung mohon""Tidak hyung, aku tidak mau, aku akan menunggu joonie hyung di sini, hyung saja yang pergi sana"
"Aisshhh, anak ini, selalu saja seperti ini,
Hyung tidak mau tau, kau harus pergi sekarang dengan hoseok""Tapi hyung.. "
"Tidak ada tapi-tapian hoseok-ah" ucap seokjin dengan suaranya yang lembut dan penuh penekanan pada hoseok membuat hoseok seketika bungkam mendengar dan melihat mata seokjin yang menatapnya tajam.
Sedangkan yang di ributkan masih saja dengan tenangnya menatap wajah namjoon yang nampak tertidur pulas.
"Sstt, sudahlah hyung, kau berisik sekali, kau mengganggu namjoon hyung"
Balasnya berbisik tanpa melihat ke arah lawan bicaranya.Seokjin mengurut dadanya kembali, sekarang masih jam 6 pagi, tetapi ia sudah kehilangan kontrol emosinya karena adik bungsunya yang satu ini.
"Baiklah, ini yang terakhir, setelah ini aku tidak akan memtolerir mu lagi, ingat itu" ucap seokjin tenang dan penuh penekanan.
"Okay hyung, sudah kan? Lebih baik hyung pergi sana kuliah, aku yang akan menjaga namjoon hyung"
Balas taehyung yang membuatnya mendapat jitakan sayang dari hyung tertuanya itu."Terserah kau saja bocah, jangan kemana-mana, setelah hyung menyelesaikan urusan hyung akan langsung ke sini menjemput kalian, jaga namjoon baik baik, ayo hoseok"
Seokjin melesat keluar setelah mencium kening kedua adiknya, dan berlalu bersama hoseok yang mengekorinya dengan patuh."Sudah hyung, kau bisa membuka matamu sekarang" ucap taehyung sedikit berbisik, takut jika tiba-tiba seokjin kembali ke ruang rawat tersebut.
"Aahh, akhirnya, kau tau aku sampai menahan napas saat seokjin hyung mendekat tadi, hyung kira kita akan ketahuan tadi"
"Akting mu sangat hebat hyung, rencana kita sukses"
"Yyaa, ini karena permintaan bodohmu tadi malam tae"
Ucap namjoon sambil mendudukan dirinya dan bersandar di ranjangnya."Hehe, maafkan aku hyung, kalaupun aku masuk hari ini aku tetap tidak akan fokus mengikuti pelajaran hyung, lebih baik aku di sini menemanimu" balasnya dengan senyuman khas taehyung yang membuat namjoon luluh seketika.
Ia tidak akan tega menolak permintaan adik kecilnya ini."Baiklah, kalau begitu, ayo kita pergi sekarang?"
"Pergi? Ke mana hyung?"
"Ke taman bermain, jarang-jarang kita bisa bolos bersama seperti ini"
"Tidak hyung, kau masih belum pulih sepenuhnya, aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu di sini"
"Ohh, ayolah tae, apa yang bisa kita lakukan di ruangan ini, lebih baik kita pergi keluar, jin hyung juga sudah membayar tagihannya, jadi kita bisa pulang setelahnya"
"Tidak hyung, kita bisa bermain kartu di sini dan menonton televisi"
"Itu membosankan, aku butuh udara segar tae, kau tidak mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning of Life
FanfictionDia menyadari bahwa tubuhnya terdapat bom, bom yang bisa meledak sewaktu-waktu tanpa dia sadari. Akankah dia dapat bertahan dengan kondisinya ini? My first story. Just newbie.