4

2.5K 212 19
                                    

Semenjak kejadian dirinya masuk rumah sakit, ayah dan hyungnya semakin protektif kepada namjoon, malah over protektif menurut namjoon, bagaimana tidak ayahnya sengaja menyewa seorang dokter untuk menjaganya. seorang dokter muda yang diketahui namjoon adalah anak dari rekan ayahnya di rumah sakit. Namjoon merasa risih dan mulai jengah dengan sifat dokter yang satu ini, dia selalu mengikuti namjoon kemana pun, bahkan ke toilet, dan entah kenapa ayahnya memasang cctv juga pengatur suhu ruangan otomatis di kamarnya. Ini sungguh berlebihan bagi namjoon yang hanya terkena demam saat itu.
Bahkan sekarang rumah sudah di penuhi dengan maid, jadi dia tidak perlu lagi membersihkan rumah.
Tidak hanya itu, ayahnya juga menyulap satu ruangan menjadi tempat peralatan medis, banyak sekali alat-alat di dalamnya yang tidak namjoon ketahui namanya.

Soekjin pun menyadari ada yang salah dengan ayahnya, pasti ada seauatu yang tidak soekjin ketahui. Tidak biasanya ayahnya seperti ini, walaupun ia masih berumur 10 tahun ayahnya selalu membagi atau menceritakan semua hal kepada soekjin, tapi mengenai yang terjadi sekarang seperti maid, peralatan medis, dokter pribadi, dan supir, tak satupun ayahnya menanyakan pendapatnya atau memberitahukan soekjin.
Untuk itu soekjin harus langsung berbicara empat mata dengan ayahnya nanti.
.
.
Pulang sekolah, soekjin meminta supir yang menjemputnya untuk ke rumah sakit seoul.
.
.
"Aku tidak pernah bisa tidur dengan tenang hyung, walaupun aku sudah melakukan pengawasan seperti ini, aku takut saat aku melarangnya melakukan segala hal-hal kecil yang menurutku berbahaya, akan membuatnya merasa terkekang, bagaimanapun dia masih kecil, pasti dia tidak suka di perlakukan seperti ini"
Dokter kim mengacak rambutnya frustasi.
"Sebaiknya kau beritahukan namjoon mengenai penyakitnya ini yoong, agar dia mengerti kondisi tubuhnya dan bisa menjaga dirinya sendiri"
Dokter min menepuk pelan punggung dokter kim.
"Aku takut hyung, kau tau dia anak yang pemikir, jika dia mengetahui penyakitnya yang tidak bisa di obati itu, bisa saja akan menjadi lebih buruk nantinya."
Ucap dokter kim sendu.
"Tapi aku yakin yoong, jika namjoon akan menerimanya dengan lapang dada, kau harus memberitahukannya yoong, jika kau mau namjoon tidak terluka atau sakit lagi, dia harus mengetahui kondisi tubuhnya"
"Tapi hyung aku-"
Ucapan dokter kim terpotong saat tiba-tiba jin masuk ke ruanggannya.
"Appa jelaskan semuanya padaku" ucap jin dengan tatapan menuntut.
Dokter min yang mengerti kondisi, meninggalkan ayah dan anak tersebut, memberi ruang untuk mereka berbicara.
.
.
.
Soekjin kembali ke dunia nyata saat ayahnya memeluknya erat, dia seakan tertampar mengetahui kenyataan mengenai ibu dan adiknya. Setelahnya ia menangis sesegukan di pelukan ayahnya.

"Appa harap, kau bisa menjaga dan menyayangi adik-adikmu selalu jinie" tuan kim mengecup lama kening putranya yang terlelap setelah lelah menangis. Tuan kim menyuruh supirnya untuk mengantar soekjin pulang, karena tuan kim masih harus mengurus pasiennya.
.
.
Soekjin tebangun di atas mobil, sepanjang perjalanan ia hanya melamun menatap ke arah luar jendela, kini ia tahu kenapa dulu ibunya sangat memperhatikan namjoon daripada dia, ia sangka itu karena namjoon yang terkecil, namun setelah taehyung lahirpun, ibunya tetap lebih protektif kepada namjoon.
Meskipun begitu ia dan taehyung tidak pernah kekurangan kasih sayang dari ibunya.
.
.
.
Taehyung melamun di dalam kamarnya, ia melihat ke luar jendela, menatap interaksi seorang namja yang ia ketahui adalah dokter song dengan joonie hyungnya, hyung kesayangannya. Dokter yang sudah beberapa minggu ini berkeliaran di rumahnya dan sudah mempunyai kamar sendiri di rumah ini.
Semenjak kedatangan dokter itu ia semakin susah untuk bermain dengan hyungnya, seakan dokter song adalah penghalang bagi dirinya dan namjoon hyungnya. Taehyung benci itu.
.
.
.
"Ayolah hyung, hanya sebentar, pleasee"
"Tidak joon, sekali tidak tetap tidak"
"Dasar dokter pelit, pantas saja kau menjomblo hyung"
"Hei, kenapa kau malah menyinggung masalah itu, aku menjomblo atas keinginanku"
"Alasanmu saja hyung, memang dasarnya kau tidak laku hyung" sarkas namjoon kepada namja yang baru turun dari mobilnya.
Namja itu adalah dokter song, dokter pribadi namjoon, dia anak dari kepala rumah sakit seoul tempat ayah namjoon bekerja. Dokter song juga mengenal dekat eomma namjoon, eomma namjoon adalah sunbaenya dulu saat kuliah, karena sama-sama tertarik dengan penelitian mengenai penyakit langka terutama penyakit CIPA. Dia baru pulang dari luar negri tempatnya meneliti mengenai pengobatan penyakit itu, jadilah ia dengan suka rela menawarkan diri setelah mendengar dari ayahnya anak sunbae yang telah dia anggap sebagai noonanya di diagnosa penyakit yang sama dengan noonanya.

Dokter song menghela nafas kasar, ia hanya diam tidak menjawab pernyataan menyebalkan anak kecil yang beberapa minggu ini telah menjadi pasiennya, lebih baik ia langsung segera masuk dan istirahat sebentar sebelum melakukan cek rutin namjoon. Namun langkahnya terhenti saat ia merasa tangan namjoon manarik bajunya.

"Ayolah hyung sekali ini saja"
"Tidak namjoon, gantilah bajumu setelah itu pergi ke ruang medis, sebentar lagi jadwal pemeriksaanmu"
Dokter song melepas paksa bajunya yang di genggam namjoon dan segera masuk ke dalam rumah. Sebelum melangkah menuju ruang medis, dokter song ke dapur sebentar untuk mengambil minuman.

Sementara namjoon, ia berlari menuju kamarnya, mengganti bajunya dengan cepat, dan bergegas menuju kamar taehyung adiknya.
Bukan namjoon namanya kalau dia tidak keras kepala seperti sekarang ini. Ia berencana akan mengajak adiknya bermain di taman, sudah lama sekali rasanya namjoon tidak pergi bermain bersama taehyung. Ia tidak menggubris perkataan dokter song barusan.
.
.
.
Dan disinilah namjoon berada sekarang di taman, bersama adiknya.
Mereka sedang memakan cotton candy di salah satu bangku taman.
"Hyungiee gomawo, tae senang akhirnya tae bisa bermain lagi dengan hyungie, tae jadi tidak kesepian lagi"
Namjoon memandang taehyung yang mulai menangis.
"Mianhae taetae, tenang saja hyung janji akan selalu menemani taetae agar tidak pernah kesepian seperti ini lagi"
Namjoon memeluk adiknya erat.
.
.
"Joonie, taehyungie, kenapa kalian ada disini? "
Sebuah suara yang sangat mereka kenal menghentikan aktifitas dua adik kakak yang sedang bermain.
"Jiniee hyung!!" Ucap mereka serempak.
Jin turun dari mobilnya, menghampiri dua adik tercintanya.
"Hyung kenapa bisa kesini?
Tanya namjoon penasaran.
"Dokter song menelpon hyung tadi, dia bertanya dimana kalian biasanya pergi bermain dan meminta hyung menjemput kalian, ayo kita pulang sekarang"
"Tidak, taetae tidak mau pulang sekarang, tae masih ingin bermain dengan joonie hyung" taehyung mulai menangis.
"Nanti saja ya jinie hyung, jeball" mohon namjoon ia tidak tega melihat taehyung menangis.
"Tapi joon kau harus melakukan pemeriksaan, kau sudah melewatkan jadwalnya tadi" jin mencoba membujuk adiknya, setelah ia mengetahui tentang kondisi adiknya, jin tidak akan membiarkan kekeras kepalaan adiknya sekarang. Ia tetap menarik paksa kedua adiknya untuk pulang. Membiarkan taehyung yang masih menangis sesegukan dan namjoon yang memasang wajah marah kepadanya.
.
.
Tuan kim turun dari mobilnya, keningnya berkerut melihat dokter song yang sedang mondar-mandir di depan pintu utama.
"Apa terjadi sesuatu taekyung-ah?"
Tanya tuan kim,
"Ah, hyung, namjoon melewatkan jadwal pemeriksaannya lagi hyung"
Balas dokter muda tersebut.
"Lagi? "
"Tapi aku sudah menelfon soekjin, dia bilang dia yang akan menjemput adik-adiknya hyung"

Sebuah mobil mengalihkan atensi mereka, tuan kim dan dokter song menghampiri mobil tersebut.
Soekjin turun terlebih dahulu, pintu belakang terbuka menampilkan namjoon yang pucat dengan taehyung yang masih menangis di pelukannya.
"Taekyung-ah tolong kau bawa namjoon ke ruang medis, dia harus melakukan pemeriksaannya" ucap tuan kim sembari membawa taehyung dalam pelukannya.

"Baik hyung" balas dokter song yang langsung membawa namjoon yang hanya pasrah dan diikuti soekjin di belakangnya.
.
.
Taehyung semakin terisak saat berada dalam pelukan ayahnya, tidak lama kemudian ia terlelap dalam pelukan ayahnya. Tuan kim membaringkan taehyung ke kasurnya dan menyelimuti tubuhnya dengan selimut kesayangan anaknya.

Tuan kim bergegas menuju ruang medis yang berada di lantai satu rumahnya. Sesampainya disana ia melihat kedua anak tertuanya sedang bertengkar. Namjoon marah pada soekjin yang tidak mengacuhkan permintaan taehyung untuk bermain lebih lama dengan namjoon.
Soekjin juga sudah menjelaskan alasannya kenapa ia tidak memenuhi permintaan itu dengan alasan kesehatan namjoon, namjoon tidak terima dengan alasan hyungnya, meskipun ia sakit, jika demi taehyung ia akan melakukannya.
Kira-kira begitulah yang ditangkap tuan kim dari penjelasan dokter song.

Sudah ia duga, putra keduanya ini memang keras kepala. Tuan kim sudah bertekad akan memberitahukan semuanya kepada namjoon, apapun reaksi anaknya, ia siap.
.
.
Namjoon hanya diam mendengarkan semua penjelasan ayahnya, ia paham sekarang kenapa dulu ibunya terlalu protektif kepadanya, dan sekarang ayah dan juga hyungnya. Ia menangis dalam pelukan hyungnya, ia meminta maaf dan menyesal telah membentak hyungnya. Ia paham kenapa hyungnya bersikap seperti itu.
.
.
Taehyung terjaga dari tidurnya karna mendengar tangisan dari lantai bawah, dilihatnya kedua hyungnya sedang menangis berpelukan, diikuti dengan ayahnya. Ia ikut menangis menatap interaksi mereka, menangis karena mengganggap dirinya telah diabaikan dan dilupakan oleh keluarganya.


Tbc

The Meaning of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang