"Ne appa, aku baik-baik saja"
"Kau tidak berbohong pada appa kan joon?"
Namjoon menggigit bibir bawahnya, ia tidak ingin berbohong pada appanya tapi ia juga tidak ingin menambah beban fikiran appanya.
"Tidak appa, appa bagaimana? Jangan terlalu memaksakan dirimu appa, aku tidak mau kau jatuh sakit di sana""Appa baik-baik saja joonie, jangan khawatir"
"Istirahatlah yang cukup appa, aku menyayangimu"
"Appa juga menyayangimu joonie"
Namjoon memberikan ponsel ke tangan seokjin kembali tanpa memutuskan sambungan telfon. Seokjin pun mengambil ponselnya dan berjalan keluar ruangan namjoon. Ia ingin membicarakan kondisi namjoon yang sebenarnya pada sang ayah tanpa persetujuan adiknya yang keras kepala itu. Jika namjoon mengetahuinya sudah dipastikan dia akan mendiamkan seokjin dalam waktu yang tidak di tentukan.
.
.
.
"Joonie,,, hyung mohon padamu"Namjoon menepis kasar tangan seokjin yang memegang bahunya, dan kembali berbaring membelakangi seokjin.
"Joonie"
"Tidak hyung, aku juga mohon padamu, kali ini saja aku mohon, selama ini aku tidak pernah menolak permintaan hyung dan appa"
"Joonie, kau tau kan, ini semua demi kebaikanmu"
"Aku tau hyung, aku sadar kondisiku, tapi aku tidak ingin lebih lama di tempat ini, aku mohon tidak yang satu ini"
"Joonie ya"
"Aku lelah hyung, aku ingin istirahat"
Seokjin menghela nafasnya dan memijit pangkal hidungnya, kepalanya mulai sakit menghadapi adiknya yang satu ini.
"Baiklah, jika kau tidak mau, hyung akan memberitahukan hoseok dan taetae kondisimu yang sebenarnya agar bisa mengawasimu selalu saat di sekolah"Namjoon membulatkan matanya mendengar pernyataan baru yang keluar dari mulut seokjin reflek membuatnya terduduk dan menatap seokjin tak percaya.
"Hyung, aku bisa menjaga diriku sendiri, kau tidak boleh memberitahukan mereka" balas namjoon, ia tak suka di perhatikan dan di awasi selalu, cukup seokjin dan dokter song yang mengetahuinya, jika hoseok dan taehyung tau, tamat sudah kebebasan namjoon."Tidak joon, aku sudah memberikanmu pilihan, jika kau tidak ingin aku memberitahukan mereka lebih baik kau terima untuk di rawat di sini lebih lama"
Tegas seokjin mulai jengah dengan sikap kekanakan adiknya."Baiklah, kau boleh memberitahukan hoseok, tapi tidak dengan taetae, kau pasti tau bagaimana taehyung hyung"
"Huft, baiklah, istirahatlah, aku akan menemui dokter song" ucap seokjin dan segera beranjak dari kursinya, namun kegiatannya terhenti saat namjoon memegang pergelangan tangannya.
"Wae joonie?"
Tanyanya saat namjoon hanya diam menundukkan kepalanya."Mmm, aku, ingin tidur dengan hyung" entah kenapa ia tidak terbiasa tidur sendiri saat ini, mungkin karena beberapa hari ini ia selalu tidur berdua dengan taehyung ataupun jungkook, tapi malam ini adiknya di paksa seokjin pulang ke rumah dan jungkook pun sama. Jadilah hanya seokjin yang menemaninya. Ia merasa begitu sepi tanpa kehadiran dua bocah menggemaskan tersebut.
Seokjin pun tersenyum mendengar permintaan adiknya. Tanpa menjawab ia pun langsung memposisikan dirinya di samping namjoon dan memeluknya erat.
Satu tangannya membelai rambut adiknya dan tak lama kemudian sudah terdengar dengkuran halus, adiknya pasti lelah sekali, ia tersenyum melihat kebiasaan namjoon yang tak pernah hilang sejak kecil."Kau harus kuat saeng, kami akan selalu mendukungmu"
Gumam seokjin dan matanyapun perlahan ikut tertutup menyusul namjoon ke alam mimpi.
.
.
.
"Welcome home hyungieee"
Teriak taehyung dan jimin bersamaan dan berlari dari kamar taehyung untuk menerjang namjoon yang baru memasuki rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Meaning of Life
FanfictionDia menyadari bahwa tubuhnya terdapat bom, bom yang bisa meledak sewaktu-waktu tanpa dia sadari. Akankah dia dapat bertahan dengan kondisinya ini? My first story. Just newbie.