3

2.8K 230 9
                                    

Seorang dokter tengah berlari menuju mobil yang baru saja sampai, dengan sigap ia menolong memindahkan pasien ke atas brankar rumah sakit dan memasuki ruang UGD.  Terjadi kesibukan di dalam ruangan tersebut membuat ketiga orang yang sedang menunggunya di luar bertambah cemas.

"Hyungiee, hiks, joonie hyung kenapa hyungie?? " taehyung kecil yang sedang berada dalam pelukan soekjin bertanya sesegukan, ia tak berhenti menangis saat melihat hyung termudanya kejang-kejang.
"Ssttt, gwenchana tae, kita berdo'a saja buat joonie hyung nee"
Soekjin memeluk erat tubuh adik terkecilnya. Dia melirik ayahnya yang berada disampingnya duduk dengan gelisah, ia berusaha tegar demi adik dan ayahnya.

Tuan kim duduk gelisah di depan ruang UGD, seakan belum cukup dengan kenyataan hasil tes kesehatan anaknya tadi siang, setibanya ia di rumah ia mendapati kejutan lain yang membuat tuan kim hampir terkena serangan jantung mendadak.

Beberapa jam sebelumnya

"Astaga joonie!!!"
Histeris soekjin saat melihat adiknya tergeletak di ruang utama.

"Joon, iroena!!"
"Panas sekali" batin soekjin saat menyentuh dahi adiknya. Ia menggendong tubuh namjoon perlahan menuju kamar adiknya tersebut. Setelah membaringkan namjoon, soekjin bergegas menuju dapur, menghangatkan air untuk mengompres adiknya. Ia tak terlalu paham bagaimana penanganan seperti ini, ia hanya pernah melihat sekali saat ibunya menangani namjoon yang demam.

Selesai mengompres namjoon, jin berjalan menuju kamarnya guna mengganti seragamnya. Sungguh ia lelah, selama dua tahun ini ia tak pernah mendapati adik-adiknya terluka dan sakit seperti sekarang ini,  namun sekarang sudah dua kali berturut-turut.

"Hyungiee, sudah pulang?"
Taehyung masuk ke kamarnya,  menghampiri dan memeluknya.
"Kau sudah bangun rupanya tukang tidur" ucap jin sambil mencolek hidung adiknya gemas.
"Seharian ini sangat dingin hyungie, membuat taetae terus mengantuk, hehe"
Betul hari ini memang dingin sekali, soekjin saja tidak berhenti menggigil sepanjang perjalanan pulang tadi.
"Hyungie lapar" soekjin tersenyum melihat adik lucunya memegang perutnya.
"Baiklah tae, hyung mandi sebentar, kau tunggu disini okey"
"Siap boss" soekjin terkekeh geli melihat sifat adiknya yang satu ini.

Bosan menunggu hyung pertamanya, taehyung memutuskan ke kamar hyung keduanya.

"Hyungiiee, hyungie kanapa??" Taehyung yang baru membuka pintu dikejutkan dengan namjoon yang sedang kejang-kejang, ia menangis histeris. Membuat soekjin yang tengah memakai bajunya, berlari menuju kamar sebelah.

"Jooniee!!" Soekjin langsung menghampiri adiknya yang kejang-kejang di atas kasur. Ia bingung harus bagaimana, ia frustasi melihat adiknya seperti ini.  Hingga sebuah suara sedikit menenangkan kepanikan seokjin.

"Astaga, Apa yang terjadi??"
Tuan kim, ayahnya sudah berada di depan pintu kamar namjoon.

Dengan sigap tuan tuan kim menggendong putra keduanya dan berlari menuju mobilnya.
Di ikuti soekjin yang memapah taehyung yang masih menangis masuk ke dalam mobil.

Off

"Bagaimana keadaannya hyung? "
Tuan kim menghampiri dokter min yang baru keluar dari ruang UGD.

Dalam perjalanan menuju rumah sakit, tuan kim menyuruh anak tertuanya untuk menghubungi dokter min, agar anaknya dapat di tangani langsung oleh dokter yang sudah dia anggap sebagai hyungnya itu.

"Kondisinya sudah stabil yoong, demamnya sangat tinggi hingga membuatnya kejang-kejang, dan harus di rawat intensif"
Jelas dokter min.
Tuan kim hanya bisa menghela nafas berat, ia gagal lagi menjaga putranya.

"Kau kuat yoong, aku akan berusaha yang terbaik, kau juga harus"
Dokter min memeluk tuan kim memberikan kehangatan tersendiri bagi tuan kim, dokter min selalu bisa menjadi tempatnya berkeluh kesah dan memberikan solusi bagi tuan kim.
"Appa, apakah aku sudah bisa melihat namjoonie?? " soekjin yang memperhatikan interaksi keduanya sedari awal tak bisa menahan ingin melihat kondisi adik pertamanya itu.
Tuan kim yang tadi kalut dengan kondisi namjoon, kembali memperhatikan kedua putranya yang lain. Di tatapnya soekjin yang bertanya dari kursi tunggu dengan taehyung yang sudah terlelap di pelukan soekjin.
"Dia akan dipindahkan sebentar lagi jinie, kau ikuti saja perawat yang akan mengantar namjoon ke ruang rawatnya" dokter min menjawab pertanyaan soekjin.
Saat brankar namjoon keluar, dokter min pamit kepada tuan kim untuk kembali ke ruangannya.
Tuan kim pun mengambil alih taehyung dan menggandeng tangan soekjin menyusul perawat yang membawa namjoon tadi.
.
.
.
Setelah lama tertidur namjoon membuka matanya perlahan.
Mengerjap menyesuaikan cahaya yang mengenai retinanya.
Penglihatannya masih terasa berputar, di pejamkannya matanya kembali. Setelahnya ia memandang heran sekelilingnya, tempat ini asing baginya.
Ia melihat soekjin hyungnya sedang terlelap bersama taehyung di atas sofa.

Cklek, suara pintu mengalihkan atensinya menuju pintu.
"Appa"
"Joonie sudah bangun? Apa yang joonie rasakan?"
Tuan kim langsung mendekati putranya dan mengecek keadaannya langsung.
"Tidak ada appa, tadi hanya penglihatan joonie rasanya berputar putar appa"

"Masih tinggi" batin tuan kim setelah menempelkan alat pengukur suhu ke telinga namjoon.

"Kenapa joonie disini appa?"
"Joonie pingsan tadi, dan kejang-kejang, jadi appa bawa joonie kesini biar joonie cepat sembuh" tuan kim mengelus lembut surai namjoon.
"Memangnya joonie sakit apa appa? "
"Joonie demam, badan joonie panas, apa joonie tidak merasakannya? "
Namjoon menggeleng, membuat perasaan tuan kim berkecamuk.
"Joonie, tidur lagi saja ne"
"Appa juga tidur, peluk joonie" namjoon menggeser badannya perlahan agar appanya bisa berbaring di sampingnya.
Tuan kim langsung berbaring dan memeluk anaknya, mengelus kepala namjoon, agar ia cepat tertidur.
.
.
Jam sudah menunjukkan pukul 2 pagi, tuan kim masih belum bisa memejamkan matanya, pikirannya masih penuh dengan hasil tes kesehatan namjoon yang ia terima tadi siang. Namjoon di diagnosis mengidap penyakit CIPA (Congenital insensitivity to pain with anhidrosis) atau HSN (Hereditary Sensory Neuropathies) penyakit gangguan atau kemunduran sistem saraf yang mengakibatkan si penderita tidak dapat merasakan sakit dan suhu.  penyakit yang sama di derita istrinya.
Ia terlambat menyadari ini, seharusnya ia sadar penyakit istrinya bisa saja turun kepada anaknya, dan itulah kenyataannya.
.
.
.
Tbc

CIPA = adalah penyakit yang menyebabkan kehilangan saraf sensori dan respon kontrol terhadap sakit dan suhu.

Maaf pendek, aku kebingungan sendiri karna ngangkat cerita dengan penyakit ini, padahal pengetahuan aku minim banget masalah penyakit ini.
Mohon maklumi author...
🙏🙏🙏🙁🙁😟

The Meaning of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang