Pandangan Pertama

32 5 0
                                    


Sore pertama di musim gugur tahun ke tiga sejak aku dan keluargaku pindah dari Indonesia ke Daegu, Korea. Namaku Bulan Shakira. Mendapat beasiswa di salah satu universitas seni di Daegu yang kebetulan juga kampung halaman dan tempat kerja ayahku. Aku sangat menyukai musik. Meskipun tidak pandai dalam semua alat musik, setidaknya aku bisa memetik gitar. Juga menurut banyak orang, aku memiliki suara yang indah. Dan setelah setahun awal hidup di Korea, aku telah fasih berbicara dan menulis bahasa Korea

Sore ini kelas broadcast telah selesai. Saat berjalan menyusuri lorong loker-loker mahasiswa aku mendengar sebuah suara menyerukan namaku.

"Bulaaannnn !!!"

Sunny, sahabat terdekatku sejak aku tinggal di Korea. Meskipun tubunya mungil, tapi suaranya bisa membuat pasien sakit jantung langsung sekarat jika mendengarnya berteriak. Dan itulah yang terjadi padaku saat ini.

"jangan berteriak, Sunny. Suaramu hampir membuat jantungku kehilangan fungsi." Ujarku setelah Sunny mendekat. Lalu ia hanya tersenyum tak bersalah. Kami memang sering pulang bersama saat aku tak membawa sepeda ke kampus. Kami berpisah di depan sebuah taman sebab rumah kami berbeda arah. Lalu aku berjalan sendirian menuju rumahku yang kebetulan tak jauh dari taman itu.

Seperti biasa Sore ini aku dan Sunny berpisah di taman. Karena angin musim gugur cukup dingin, aku menggosok-gosokkan tanganku pada lenganku agar sedikit hangat. Meskipun sebenarnya aku telah memakai sweater yang cukup tebal. 

Tiba-tiba pandanganku tertuju pada sebuah mobil mewah yang di dorong oleh seorang pria paruh baya yang cukup letaknya cukup jauh dariku. Setelah berjalan beberapa langkah, aku pun terfikirkan cara agar tubuhku sedikit hangat. Ya! Aku harus berolahraga!. Sesaat kemudian ide brilian ku muncul begitu saja.

"oke, Bulan!. Bantu saja bapak itu mendorong mobilnya!."ucapku pada diriku sendiri.

Aku pun berlari dan langsung membantu pria itu mendorong mobil mewahnya.

"mari saya bantu, pak." Ujarku.

"Ah! Tidak perlu nona. Saya bisa sendiri."jawabnya.

"tidak masalah, pak. Saya senang bisa membantu bapak."

Kami pun mendorong mobil mewah itu hingga sesaat kemudian menyala dan kembali normal. Dan juga tubuhku merasa hangat. Aku berlari kecil di trotoar tepi taman itu menuju arah rumahku setelah pamit pergi dan pria itu mengucapkan banyak terimakasih.

@

Min Soobin, siapa yang tak kenal aku. Muda, tampan, kaya, pintar, dan penuh wibawa. Dan satu lagi pesonaku yang tak boleh dilewatkan, yakni kemampuanku berbicara dalam berbagai bahasa. Karena ayahku adalah seorang pengusaha besar dulunya, aku mendapatkan banyak tutor bahasa asing sejak dini sebab akulah satu-satunya penerus ayah nantinya. Semenjak ayahku meninggal 4 tahun yang lalu aku menjadi CEO di perusahaan ayah. Menjadi putra tunggal pengusaha kaya raya di Daegu memang cukup melelahkan. Aku harus memegang tanggung jawab sebuah perusahaan anak cabang milik ayahku meskipun saat itu aku belum lulus kuliah. Dan kini, aku harus memegang penuh kendali seluruh perusahaan ayahku tepat 2 tahun setelah aku lulus kuliah.

Sepeninggal ayahku, aku hidup bersama ibuku. Meskipun ibuku sempat menikah lagi dengan sorang lelaki, namun rumah tangga baru nya berakhir begitu saja karena ayah tiriku pergi berpaling pada wanita lain.

Sore ini aku harus pergi ke bandara menuju Wuhan di China untuk mengurus kerjasama perusahaan bersama sekretaris Park Yesung yang sekaligus sahabatku sedari kecil dan diantar supir pribadiku.

Ditengah perjalanan, tiba-tiba mobilku berjalan mengendap-endap lalu mati.

"ada apa ini?" tanyaku.

"ah! Ini pasti kelakuan mereka lagi Ben!. Tidak salah lagi, mana mungkin mobil ini awalnya baik-baik saja tapi tiba-tiba mogok setelah kau berhasil memenangkan tender itu!" ucap yesung geram.

LABYRINTH (MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang