"Tuan Min Soo Bin kemari kauuuuu!!!!" Bulan berteriak cukup kencang.
...............................................
"apa benar aku berkencan dengan mahasiswi tahun akhir? Kenapa sepertinya aku berkencan dengan gadis umur 4 tahun yang baru fasih bicara dan berjalan?" Gumam Ben dalam hati.
Sedangkan gadis yang duduk di sebelahnya masih acuh tak acuh, tak peduli dunia sekitar ia terus menghabiskan teokpokki yang hampir dingin itu hingga tetes terakhir.
Terlalu asik menikmati teokpokki sambil melihat pemandangan sekitar, Bulan tiba-tiba dikejutkan ketika sesuatu menyentuh ujung bibirnya.
"makanlah pelan-pelan. Tidak akan ada yang merebut makananmu." Gumam Ben pelan membersihkan ujung bibir Bulan yang belepotan dengan ibu jarinya.
Bulan mengerjapkan matanya berulang kali.
Ini sudah hampir setahun mereka berkencan, tapi mereka masih sama-sama suka sekali berdebar karena perlakuan-perlakuan manis satu sama lain.
"hehehe" Bulan berakhir meringis kecil. Benar-benar seperti anak kecil.
"sudah? Habis?" Tanya Ben melihat Bulan merapikan bungkus makanannya yang sudah habis lalu merapikan dressnya.
"sudah, turun yuk" Bulan melepas seatbeltnya
Ini sudah hampir petang. Langit mulai gelap meskipun tidak terlihat gurat merah matahari tenggelam.
Ben meraih genggaman tangan Bulan mengajaknya menuju sebuah sudut tepian sungai Han yang jauh dari orang-orang. Mereka berjalan bersama.
................................
Beberapa jam kemudian saat langit sudah benar-benar gelap.
Cukup puas mereka berbincang berdua. Membicarakan banyak hal-hal sederhana. Tentang apa saja yang terjadi selama sepekan kebelakang .
Hening dan tenang.
Bulan menyandarkan kepalanya di pundak sang kekasih dengan damai.
Mereka jauh dari tempat orang-orang yang juga menikmati pemandangan malam sungai Han di sudut sana.
Ehmm ehmm
Keheningan mereka tiba-tiba pecah karena deheman Ben.
"oh?"
"lelah kah? Maaf terlalu lama bersandar. Pasti sakit ya?" Bulan memijit pelan pundak si pria dengan tatapan bersalah.
"mmm, Bulan.."
"sebenarnya ada yang perlu ku bicarakan"
Kegugupan mulai melanda diri Min Soo Bin. Tubuhnya kini mulai panas dingin dan bicaranya sedikit gelagapan.
Melihat itu Bulan beranggapan pasti kekasihnya ini akan bicara suatu hal yang penting. Terlihat sekali pria di depannya ini tampak sangat gusar.
Tapi bukannya bicara, Ben justru menghampiri pagar pembatas tepian sungai. Meninggalkan Bulan yang masih duduk di kursi panjang dibelakangnya.
Pria itu mengatur nafasnya berulang kali menghilangkan kegugupan.
Memantapkan hatinya untuk melakukan tujuan utamanya mengajak Bulan bertemu hari ini.
Ben masih terus memejam mata mengatur nafas sambil sesekali wajahnya mengadah ke langit gelap diatasnya, sampai kini Bulan sudah ikut berdiri disamping pria itu.
Bulan penasaran sekali.
Sebenarnya apa yang akan dibicarakan Ben? Kenapa ia sampai seperti itu?.
Perlahan Bulan meraih lengan sang kekasih segera meletakkan pelukannya pada tubuh Ben. Gadis itu berusaha memberikan lelakinya ketenangan. Membuat Ben akhirnya membuka mata kucingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABYRINTH (MYG)
RomanceDipertemukan secara tidak sengaja, Soo Bin akhirnya menjatuhkan cinta pertamanya pada gadis blasteran bernama Bulan. Jatuh cinta, perjodohan, sakit hati, bahagia, hingga perpisahan akan mereka lewati dalam kisah ini. Kendati begitu, Ben dan Bulan ad...