.......................................
~Take my hands now, when I'm with you I'm in utopia ~
Pagi ini Bulan sedang menyiram taman belakang rumahnya.
Karena masih baru saja tiba di Korea, untuk beberapa hari kedepan Bulan hanya akan istirahat sambil menyusun activity plan yang akan ia lakukan kedepannya.
Masih dengan piyamanya yang manis, ia tak sadar jika sang ayah sedari tadi bersandar di pintu mengamati putrinya itu bersama seorang pria muda yang hanya memunculkan kepalanya dibalik badan Ayah Kim.
Tunggu,
Pria Muda?!
"sepertinya putri ayah sedang senang sekali pagi ini"
"tentu saja, hari ini cerah sekali. Bukan bergitu, YAAAHHHH?!!!!" Bulan yang mulanya berniat menyapa balik sang ayah justru dibuat kaget melihat kepala seseorang dibelakang ayahnya.
"ayah, kenapa makhluk itu ada di sini?!" Bulan berusaha se maksimal mungkin untuk mengembalikan imagenya di hadapan Ben.
"kau sudah selesai kan menyiramnya? Masuklah, sarapanmu hampir dingin di meja."
Bulan mengangguk patuh lalu beranjak masuk. Saat melewati Ben gadis itu sekuat tenaga menahan malu seolah kepergok mencuri sesuatu. Bagaimana tidak, Bulan dengan piyama biru muda pendek yang manis dan bareface adalah pemandangan yang pertama kalinya diperlihatkan pada orang lain selain keluarganya.
Sedangkan Ben, pria itu justru terkekeh gemas melihat Bulan yang buru-buru lari ke kamar setelah melewati Ben dengan anggunly.
"duduklah Ben, sebentar lagi Bulan turun."
"terima kasih, Paman."
"jadi, apa yang terjadi semalam? Harusnya kau masih belum berani kemari kan?" Ayah Kim menyeruput kopinya.
"hehehe, maaf kalau aku kemari sepagi ini paman. biar jadi kejutan saja sebenarnya."
"eiiyyy, tidak mungkin sesederhana itu, kan?" Ayah Kim menggoda lelaki bermata kucing itu.
"hm, semalam aku sudah menjelaskan semua pada Bulan. dan pagi ini, aku ingin meminta izin paman untuk kembali mengejar hati putrimu. Memperjuangkan hubungan kami agar kembal seperti dulu." Jelas Ben pelan-pelan.
"begitu rupanya.. Bulan berbeda dengan adiknya. Ia sudah merasakan bagaimana tidak bisa bersatu dengan orang-orang yang dicintainya. Sedangkan adiknya, saat itu kami tinggal berpisah karena aku harus kerja disini sedangkan mereka di Indonesia. Saat itu adiknya masih sangat kecil, tidak seperti Bulan yang sudah mengerti kata kesepian dan perasaan merindukan."
"sekarang, putriku itu sudah dewasa. Ia bahkan lebih tau apa yang baik untuk hidupnya disbanding aku sebagai orang tua."
"begitu juga soal ini. Aku tidak akan melarangnya, karena jatuh cinta bukan hal yang salah. Tapi aku akan tetap berada di barisan pertama saat ia terluka."
"aku yang bersusah payah membesarkan dan mendidiknya. Jadi aku tidak akan tinggal diam jika seorang pria yang tak tau apa-apa tentang hidupnya menyakitinya."
Ayah Kim menghela nafas dalam-dalam lalu menepuk-nepuk pundak Ben.
"aku tau perasaanmu paman, pegang janjiku untuk tidak menyakiti hati putrimu lagi. Kau bisa membunuhku jika aku melanggarnya." Ben tersenyum penuh keyakinan.
Ayah Kim terkekeh, ada-ada saja anak muda jaman sekarang.
"Ayah tidak terburu-buru kan? Sekalian antar Bintang ke sekolah ya?" adik Bulan yang sudah siap berangkat sekolah menghampiri kedua pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABYRINTH (MYG)
RomanceDipertemukan secara tidak sengaja, Soo Bin akhirnya menjatuhkan cinta pertamanya pada gadis blasteran bernama Bulan. Jatuh cinta, perjodohan, sakit hati, bahagia, hingga perpisahan akan mereka lewati dalam kisah ini. Kendati begitu, Ben dan Bulan ad...