Sayang

23 2 0
                                    


"ahahaha, astaga, Tuan. Kau membuatku kaget." Bulan tertawa dibuat-buat.

"mana mungkin Tuan menyukaiku. Tuan pasti sedang bercanda, kan?" sambungnya.

"aku serius, jadilah kekasihku." Ben mempertegas.

Bulan diam, ia benar-benar tidak tau harus menjawab apa. Ia masih tidak percaya pria yang beberapa bulan ini tidak bertemu dengannya akan menyatakan cinta padanya. Jangankan begitu, membayangkannya saja Bulan tidak pernah!

"t-tapi.."

"b-bagaimana bisa Tuan menyukaiku? Sedangkan kita hanya sering bertemu berbulan-bulan yang lalu saat acara dikampus? Maksudku, kita tidak pernah saling mengenal sebelumnya. Dan hanya bertemu diacara itu saja." Bulan buka suara.

Ben yang semula juga menghadap kedepan kini beralih pada gadis di sampingnya ini. Ia menggenggam kedua tangan Bulan membuat gadis itu semakin gugup. Ia hendak menjelaskan semuanya dari awal.

"Aku tidak akan mengatakan ini dua kali. Jadi dengarkan baik-baik."

"kau mungkin tidak tau dan tidak pernah menyadari. Aku minta maaf sebelumnya." Ucap Ben membuat Bulan mengerutkan keningnya tidak mengerti. "selama ini aku mengikutimu. Memantaumu dari jauh." Sambungnya.

"tapi sungguh –aku, aku tidak bermaksud menguntitmu. Aku hanya ingin tau bagaimana dirimu sebenarnya. Ini mungkin terdengar sedikit menggelikan, tapi aku jatuh cinta denganmu. –bahkan pada pandangan pertama. Itu yang membuatku akhirnya memutuskan untuk mengejarmu. Memantau kepribadianmu dari jauh." Ben menatap lekat bola mata Bulan yang juga semakin membola. Bulan sungguh tidak percaya dengan apa yang ia dengar saat ini.

"s-sejak kapan? Tuan mulai menyukaiku sejak kejadian di toserba waktu itu?" Bulan bertanya.

Ben tersenyum tipis melihat Bulan yang masih gelagapan. Lalu menggeleng pelan.

"bahkan sebelum itu." ucapnya singkat.

Ben lega telah melepaskan sesuatu dalam hatinya yang selama ini terasa cukup membebani. Pada pertama kali dalam hidupnya, ia menyatakan cinta pada seorang gadis yang juga tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Seorang mahasiswi blasteran Korea-Indonesia dengan kesederhanaanya yang mempesona. Bulan Shakira.

Kedua pasang mata itu masih terus saling menatap. Ben menatap Bulan penuh harap. Sedangkan Bulan menatap Ben mencari titik kebohongan di matanya. Namun nihil, Bulan tidak menemukannya sedikitpun. Hanya ada tatapan keseriusan dan harapan di kedua mata kecil Ben. Ia masih tidak menyangka bahwa Min Soo Bin, seorang CEO Muda dan pewaris tunggal Min Group Corporation yang adalah perusahaan raksasa dan mendunia dibidangnya akan menyatakan cinta padanya yang jelas-jelas hanya seorang mahasiswi biasa.

"tuan, aku tidak tau harus bagaimana menjelaskannya.." gumam Bulan.

"kau tidak punya kekasih. Benar, kan?" Ben menyela.

"be-benar, tapi bukan itu masalahnya."

"kita berbeda tuan. Kau bintang, sedangkan aku seorang gadis biasa yang hanya bisa memandangmu dari jauh. Kau jauh diatas langit, sedangkan aku jauh didasar bumi." Dengan selembut mungkin Bulan mencoba memberi Ben pengertian.

"kau.."

"kau sedang menolakku?" suara Ben melirih.

Mendengar hal tersebut buru-buru Bulan menyela.

"Bu-bukan begitu maksudku.."

"hanya saja.."

"apa yang ingin kau sangkal lagi? Kau bilang aku bintang. Aku jauh diatas langit. Sedangkan nyatanya aku sudah kau raih. Bahkan aku yang meraihmu!" Ben kali ini balik memberi pengertian pada gadis yang makin menunduk ini.

LABYRINTH (MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang