.......................................................
"professor–" ucap Bulan terpotong.
Setelah cukup lama bergulat dengan pikirannya. Hari ini Bulan berencana menemui sang professor kembali.
"oh, Bulan. masuklah" jawab professor melihat kepala Bulan yang menyembul dibalik pintu.
"mmmmm.. tentang beasiswa itu.."
"kau menolaknya?" professor menyela.
Oh! Bagaimana professor bisa tau?!
"o-oh"
Melihat Bulan semakin gelagapan, sang professor tersenyum tipis. Sepertinya dugaannya benar.
"kenapa? Bukankah sayang sekali? Ini kuota khusus lho."
"mmm, professor benar. Ini kesempatan emas."
" –tapi, ada yang tidak bisa kutinggalkan disini, prof."
Bulan mengeratkan kedua tangannya. Lagipula ia sudah dilamar oleh Ben. Pria itu juga berjanji akan segera menikahinya setelah kelulusannya. Bukankah itu artinya sebentar lagi? Sedangkan Bulan hanya tinggal menunggu wisuda saja.
"aaahhh, jadi ini tentang kekasihmu? Oh astaga, empat tahun aku mengenalmu baru kudengar kau punya kekasih?" pria paruh baya dosen walikelas Bulan itu terkekeh geli. Ia kenal betul Bulan adalah gadis yang teguh pendirian. Sudah seringkali ia dengar banyak murid laki-lakinya ditolak oleh gadis ini.
Bulan tersenyum tipis.
Semoga ini bukan keputusan yang salah.
"baiklah, sepertinya kau memang sudah mantap dengan keputusanmu."
"bahkan kau mengabariku sebelum batas waktu yang kuberi." Sang professor kembali terkekeh.
Bulan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"sebentar lagi wisuda. Bisa aku mengatakan sesuatu padamu?"
Bulan mengangguk. Suasana tiba-tiba berubah.
"aku menghargai keputusanmu menolak beasiswa ini. Tidak apa, jangan merasa tidak enak padaku. Aku bisa mencari kandidat lain jika memang memungkinkan. Aku hanya ingin berpesan padamu. Sebagai murid berprestasi di kampus ini, juga sebagai gadis yang seumuran dengan putriku. Kau dan anak-anakku di kelas sudah kuanggap putra-putriku sendiri. Apapun yang akan kau lakukan kedepannya, kau hanya perlu memikirkan satu hal. Bahwa apapun yang akan terjadi di masa depan, kau akan tetap menjadi teladan bagi anak-anakmu. Jadi, jangan menyesali kuputusanmu, dan lakukanlah yang terbaik."
Bulan berlinang. Mengingat semua memori mulai dari susah payahnya mereka berproses dari saat menjadi mahasiswa baru, hingga kini wisuda hanya tinggal menunggu waktu.
"terimakasih banyak, prof"
Bulan dan sang professor saling melempar senyum penuh arti.
..............................................................................................
Tok tok tok
"masuk"
"Tuan Ben, anda mendapat undangan makan malam dari Tuan Jung Se Chan, perusahaan ***." Park Yesung berdiri di depan meja kebesaran Ben menyampaikan pesan di tabnya.
"mm, kapan." Jawab sang CEO tanpa mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas yang menumpuk.
"besok malam, di restoran ***"
"oke, besok kau temani aku."
"tidak mau." Sahut Yesung singkat.
Ben seketika mengalihkan pandangannya pada Yesung. Tumben sekali pria berkacamata ini menolak makan gratis?.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABYRINTH (MYG)
RomanceDipertemukan secara tidak sengaja, Soo Bin akhirnya menjatuhkan cinta pertamanya pada gadis blasteran bernama Bulan. Jatuh cinta, perjodohan, sakit hati, bahagia, hingga perpisahan akan mereka lewati dalam kisah ini. Kendati begitu, Ben dan Bulan ad...