Pedofil

15 2 0
                                    


"yang benar saja! Apa aku akan dijodohkan dengan anak kecil ini? Waahh! Ibu benar-benar semakin tidak masuk akal!" gumamku dalam hati sambil terdiam menatapnya.

"Permisi, jika hanya ingin berdiam diri seperti itu lalu untuk apa anda memencet bel rumah kami?" ujar gadis kecil itu. lamunanku terpecah, sedikit malu sebenarnya, tapi untung saja dia hanya gadis kecil. Ah! Apa lagi ini!. "apa benar ini rumah Paman Kim Han Soo?" tanyaku. Gadis itu mengangguk membenarkan. "ah! Apakah anda tamu yang dikatakan ayah? Mari masuk, maaf membuatmu berdiri begitu lama. Ayah dan Mama sudah menunggu anda."

Memasuki rumah itu, entah mengapa aku seperti merasa sangat nyaman, padahal untuk keadaan secara fisik rumahnya saja jauh lebih baik rumahku. Aku seperti merasa hangat, walaupun ini pertama kalinya aku datang kemari. Hingga suara seorang lelaki paruh baya terdengar menyapaku. "apa kau Min Soo Bin?" Tanya nya tak menyangka. Paman Kim menyambutku dengan pelukan hangat. Baginya memelukku seperti ini rasanya seperti memeluk mendiang ayahku. Dilepasnya pelukan itu lantas memandangku penuh takjub. "kau sudah dewasa, Ben! Lihatlah betapa tampannya dirimu saat ini!. Apakabarmu, nak?" tanyanya mengarahkanku untuk duduk kembali.

"ah iya, paman. Ini ada sedikit pemberian dariku dan ibu, maaf kemarin saat paman datang ke rumah aku tidak bisa ikut menemui kalian, aku mendadak harus kembali ke China lagi mengurus pekerjaan. Dan seperti yang paman lihat, aku baik-baik saja." Ucapku sopan.

"astaga, Ben. Kau ini repot-repot saja. Lain kali cukup datanglah kemari, tidak perlu membawa apa-apa. Kau ini sudah seperti putraku sendiri." Ujar Bibi Kim yang baru bergabung bersama kami. Setelah mengobrol cukup lama, hari kini sudah sore. Ketika aku hendak berpamitan kembali ke rumah, samar-sama aku mendengar suara perempuan seperti sedang menerima telepon dari arah dalam rumah ini. Setelah beberapa jam aku tidak menyadari, kini pikiranku kembali kalut dengan sebuah topic. Apakah gadis kecil itu benar-benar putri paman Kima yang akan dijodohkan denganku?. Bukankah kata ibu calon istriku sudah berkuliah? Argh! Tidak tidak! Aku kan tidak mau dijodohkan, kenapa aku mengakui perempuan itu menjadi calon istriku?!.

"ayah! Kakak izin pulang sedikit lambat malam ini. Kakak terlambat mengantar anak-anak kecil itu kembali ke panti." Gadis itu mengintip sedikit ke ruang tamu sambil membawa ponselnya yang terpampang panggilan pada seseorang. Sebab jarak yang tidak terlalu jauh, aku bisa melihat tulisan nama penelpon itu berinisial B dengan foto profil gadis berpakaian serba hitam.

"mengapa kakakmu tidak menelpon sendiri ke ayah?" Tanya paman kim. "katanya kakak sudah menelpon 4 kali tapi tidak ada jawaban. Ponsel ayah dikamar, ayah dan mama disini. Bagaimana ayah bisa menjawab telpon kakak?" jawab gadis itu malas. Sedangkan paman Kim mengangguk paham. Melihatku memperhatikan interaksi ayah dan putrinya itu, Bibi Kim akhirnya buka suara. "ini putri kedua kami, Bintang, bahasa Indonesia dari kata Byeol. Seperti yang ia katakana sebelumnya, kakaknya sedang tidak bisa pulang cepat." Jelas Bibi Kim, aku mengangguk paham. Jadi perempuan itu kakak gadis ini, batinku.

...................................................

Beberapa purnama berikutnya,

Memasuki hari-hari terakhir persiapan acara peresmian kerjasama Universitas dengan Pemerintahan Daegu, aku jadi semakin sibuk. Beberapa kali aku bahkan harus menginap di asrama Universitas meskipun sebenarnya pulang juga bisa. Aku ingin menghemat waktu agar tugas-tugasku bisa selesai dengan baik seluruhnya. Setelah aktif memberikan laporan perkembangan acara melalui grup percakapan panitia, hari ini aku harus memantau dan mengarahkan langsung penataan lokasi.

Diawali dengan rapat besar dengan seluruh pihak yang bersangkutan untuk yang terakhir sebelum acara dilaksanakan, aku berganti pakaian yang semula mengenakan midi-dress dengan aksen bunga, kini menjadi jeans hitam dan kemeja hitam, pakaian cadanganku yang selalu ada di loker. Sebab hari ini aku harus nyaman saat bergerak kesana kemari.

LABYRINTH (MYG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang