"Ben, Proyek bangunan calon anak cabang perusahaanmu terbakar! Apa kau bisa kembali kesini? Aku kualahan menangani wartawan-wartawan yang selalu menyerbuku dimanapun dan kapanpun!" ujar Yesung sedikit meninggikan suaranya.
"apa?! Bagaimana bisa? Apa yang terjadi disana? Bagaimana situasinya sekarang?" sahutku terburu-buru.
"sepertinya proyek gedung itu disabotase, Ben. Argh! Tidak tau juga lah! Akan ku jelaskan saat kau tiba disini!" ucap Yesung menutup telpon. Tanpa basa-basi yang awalnya aku mengambil baju untuk menemui keluarga Paman Kim kini semua berbalik arah menjadi mengemas baju kembali ke koper untuk kembali ke Wuhan. Ibu mengernyitkan keningnya tak mengerti sambil terus memperhatikanku mengemas barang-barang.
"kau mau kemana, Ben?"
"ibu, mohon maafkan aku. Tapi aku harus benar-benar kembali ke Wuhan. Jika aku tidak kembali sekarang maka akan banyak keluarga korban yang merasa tidak mendapatkan pertanggung jawaban. Apapun akan aku lakukan agar ibu mau memaafkan kesalahanku kali ini. Tapi aku harus benar-benar pergi sekarang. Tidak ada waktu lagi!. Aku pergi dulu, Bu! Aku mencintaimu!" aku mengecup punggung tangan ibuku lalu keningnya lantas segera berlari pergi.
Ibu mematung memandang punggungku yang perlahan menghilang. Kini ia tak tau harus bagaimana menjelaskan pada keluarga Paman Kim yang sebentar lagi akan tiba. Padahal ia sendiri yang tergesa-gesa ingin membahas masalah ini secepatnya. Tapi ia juga tak bisa apa-apa, sedangkan putra kesayangannya itu memang memiliki tanggungjawab yang sangat besar sebagai pemimpin utama dari banyak perusahaan mendiang ayahnya itu.
@
Mobil ayahku berhenti tak jauh disekitar toserba. Kami memang belum sarapan setelah hampir sehari penuh menempuh perjalanan.
"Bulan, tolong belilah beberapa makanan dan air. Beli secukupnya saja, ayah yakin Nyonya Min dan anaknya pasti sudah menyiapkan makanan untuk kita. Hahaha !" ucap ayahku sambil memberi beberapa uang. Astaga! Ayahku memang terlalu percaya diri. Tapi kenapa harus membeli makanan dulu jika memang sebentar lagi sampai? Entahlah! Lebih baik aku lakukan saja perintah ayahku.
Aku berjalan menuju toserba yang berada di ujung sana. Kira-kira apa yang harus aku beli untuk ayah dan mama? Sedangkan mereka memilih untuk menerima apa saja yang akan aku beli nanti. Sampai di toserba itu aku mengambil keranjang belanja. Setelah mengambil beberapa makanan dan air untuk ayah dan mama, aku bergegas mencari kira-kira makanan apa yang aku inginkan. Mataku tertuju pada sebuah onigiri di sudut toserba itu. Onigiri tuna! Wahh! Aku kira onigiri ini hanya ada di rumahku saja, ternyata disini juga ada!. Aku bergegas mendekati onigiri itu, namun saat hendak menggapainya tiba-tiba.......
@
Setelah memasukkan barang-barangku ke mobil, aku langsung menuju rumah sakit keluarga Min karena helikopter pribadi keluargaku sudah menunggu di rooftop gedung itu. Saat baru meninggalkan gerbang rumah mewah itu tiba-tiba sopirku menawarkan aku untuk membeli beberapa makanan dulu sebab aku belum sempat sarapan tadi dan tiadanya makanan yang disediakan di helikopter itu nanti. Aku setuju. Beberapa saat kemudian mobilku berhenti tepat di depan toserba. Aku menengok kanan-kiri bingung harus mengambil makanan apa. Tiba-tiba saja mataku melihat onigiri tuna kesukaanku! Dan hanya tinggal sepotong saja! Aku bergegas menggapai gumpalan nasi berisi tuna itu, saat hampir mendapatkannya, mataku menangkap sebuah tangan yang mendapatkan makanan itu tepat satu detik sebelumku. aku mendengus kesal mendapati kegagalanku mendapatkan gumpalan nasi itu. Tapi tunggu dulu! Kenapa tangannya sangat cantik!. Lengannya yang mulus, jari-jarinya yang tidak terlalu lentik untuk ukuran tangan wanita, serta kuku-kukunya yang terpotong rapi. Seketika mataku beralih menangkap siapa pemilik tangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABYRINTH (MYG)
RomansaDipertemukan secara tidak sengaja, Soo Bin akhirnya menjatuhkan cinta pertamanya pada gadis blasteran bernama Bulan. Jatuh cinta, perjodohan, sakit hati, bahagia, hingga perpisahan akan mereka lewati dalam kisah ini. Kendati begitu, Ben dan Bulan ad...