"aku menemukanya, Min Soo Bin. Wanita itu menyimpan dendam pada mendiang ayahmu. Lu Jia Li. Istri mendiang Tuan Lu Yilong, pemilik perusahan Lu property." Ujarnya.
Gotcha ! belum genap sehari setelah aku menyuruh Yesung menghubungi pria jenius bermarga Fang ini. Ternyata ia sudah menemukannya. "bukti apa saja yang kau temukan?" tanyaku. "pria berbaju serba hitam yang menjatuhkan lembar kayu tebal padamu waktu itu adalah putranya. Ia menggunakan seragam milik mendiang kakaknya yang tewas bersama Tuan Lu waktu itu. dan juga aku mendapat informasi bahwa kepala polisi Chen dan Tuan Lu adalah sahabat meskipun mereka tidak seumuran, tapi mereka berasal dari satu lingkungan masa kecil. Sebab itu ia mau membantu Nyonya Lu Jia Li untuk membalaskan dendamnya padamu selaku putra tunggal mendiang Tuan Min. tapi masalahnya.." ucapannya berhenti seketika. Membuat Yesung yang mulanya serius merekam dan mendengarkan penjelasan Fang Shi Yu dengan seksama mendongakkan kepalanya.
"lanjutkan." Titahku.
"diam-diam Nyonya Lu ternyata tak hanya memiliki banyak anak buah, Ben. Tapi ia juga punya banyak mata-mata. tersebar di seluruh China. itu akan sangat membahayakanmu dan Park Yesung. Apalagi kalian tidak membawa cukup orang kemari. Saranku segera tinggalkan hotel itu. setelah kabar kepala polisi Chen menghilang tiba-tiba kini banyak orang yang menyangkutkannya padamu." Jelasnya.
"kapan kita bisa melakukan serangan?" tanyaku membuat Yesung membuka matanya lebar-lebar. "jangan gegabah, Min Soo Bin! Kau sedang berada di kandang lawan!" ujar Fang Shi Yu geram. Mendengarnya menaikan nada bicara membuatku tertawa jahat. "benar kata Fang Shi Yu, Ben. Kau sendiri yang bilang kita tidak bisa seenaknya." Ujar Yesung menatapku. Sedangkan aku hanya terduduk santai sambil menyandarkan tubuhku senyaman mungkin. "kita harus benar-benar merencanakannnya dengan baik, Ben, Yesung. Aku hanya bertugas dibelakang layar. Sisanya kuberikan pada kalian. Tapi pesanku jangan gegabah, Nyonya Lu bukan sembarang orang apalagi di Wuhan. Dan jika kau akan melakukan sesuatu kabari aku dulu, agar aku bisa mellihat situasinya. Aku tutup dulu, hotpotku sudah matang. Selamat malam." Ujar Fang Shi Yu menutup telpon.
"kita mulai besok. Istirahatlah. Besok kau harus menjadi makeup artisku." Ujarku meninggalkan Yesung kembali ke kamar. Astaga! Anak itu benar-benar! Apa yang akan dilakukannya esok? Gumam yesung.
"panggil beberapa tim khusus untuk datang ke Wuhan malam ini. Bawa beberapa mobil saat menjemput mereka agar mereka beristirahat di dalam mobil. Pastikan senjata mereka lengkap, dan jangan sampai kedatangan mereka mencurigakan.setelah ini ku kirimkan titik mendarat helikopter untuk mereka, kau jemput mereka disitu." Ujarku pada salah seorang anak buahku di telpon.
"maaf sebelumnya, Tuan. Mengapa kita tidak mendarat di bandara saja?" tanyanya.
"kalau kau bodoh segeralah mengundurkan diri dari anggotaku. Mereka akan membawa senjata lengkap, jika mereka turun di bandara jelas mereka akan ditangkap seketika." Ujarku geram. Setelah cukup berbincang padanya. Aku menutup telepon dan segera tidur sebentar.
Drrrttttt drrtttt...
Ponselku bergetar di tengah malam. Segera kuangkat telpon itu yang ternyata dari anak buahku mengabarkan bahwa tim khusus telah sampai di titik pendaratan. Dengan segera aku mengambil mantel hangatku dan segera pergi ke rooftop gedung apartemen ini karena memang disanalah mereka mendarat. Sebelum beranjak pergi, aku menengok ke kamar Yesung yang sedikit terbuka. Memperlihatkan ia tengah tertidur pulas hingga selimutnya berantakan. Lalu aku pergi tanpa berpamitan kepadanya. Sesampainya disana, aku melihat puluhan anak buahku berpakaian macam-macam. Tidak menunjukkan bahwa mereka adalah ahli-ahli senjata yang sudah dilatih dengan sangat baik. Mereka berbaris rapi lalu membungkukkan badan padaku saat melihatku tiba disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
LABYRINTH (MYG)
RomanceDipertemukan secara tidak sengaja, Soo Bin akhirnya menjatuhkan cinta pertamanya pada gadis blasteran bernama Bulan. Jatuh cinta, perjodohan, sakit hati, bahagia, hingga perpisahan akan mereka lewati dalam kisah ini. Kendati begitu, Ben dan Bulan ad...