C H A P T E R 3 : Tugas Pertama

12.3K 1.2K 12
                                    

Helcia's POV

"Aku ingin melihat wajah mereka."

Huh? Aku tidak salah dengar, kan? Untuk apa dia ingin melihat wajah kami?

"Tentu saja, Yang Mulia. Anda boleh memeriksa wajah mereka." Balas Madam Katrina tanpa ragu-ragu.

"Aku hanya ingin melihat diri mereka." Kaisar berucap ambigu. Entahlah, aku tidak mengerti maksudnya.

Aku diam-diam mencuri pandang, melirik Kaisar Alcacio yang mengamati gadis-gadis di depanku satu persatu. Kaisar Alcacio mengamati wajah mereka, ah, lebih tepatnya mengamati mata mereka. Entah apa gunanya.

Derap langkah kaki semakin mendekatiku, aku tidak berani mendongak ke atas, bisa ku lihat dari bawah sini sepasang sepatu hitam tepat berdiri di hadapanku.

"Kenapa kau selalu menundukkan wajahmu?" Suara bariton itu terdengar jelas di telingaku. Sebuah tangan kekar menyentuh daguku, memaksaku untuk mendongakkan kepalaku ke atas.

Aku menahan napasku, wajah Kaisar Alcacio yang ditutupi oleh topeng itu sangat dekat denganku. Dia bahkan menyentuh daguku!

Dia menatap mataku lekat, terdiam beberapa saat lalu terkekeh ringan, bibirnya mengulas senyum tipis.

"Jadilah pelayan pribadiku."

Hening. Seketika ruangan ini menjadi sangat hening. Aku mencerna kata-katanya.

"Ap-"

"Yang Mulia, apa Anda yakin mengatakan hal itu?" Tanya Madam Katrina yang nampak terkejut.

"Ya, memangnya kapan aku meragukan keputusanku?"

"T-tapi Yang Mulia, gadis itu hanyalah rakyat biasa. Dia tidak pantas melayani Yang Mulia. Apalagi Anda sudah memiliki empat pelayan pribadi." Ucap Madam Katrina heran.

Kaisar Alcacio melepaskan genggamannya dari daguku, "tapi aku ingin dia menjadi pelayanku. Berikan tugas lain pada keempat pelayan lamaku, aku tidak membutuhkan mereka lagi."

Lagi-lagi semua orang yang berada di sana terkejut, termasuk aku.

"Yang Mulia, apa Anda benar-benar yakin?" Tanya Madam Katrina sekali lagi.

"Ya, aku sangat yakin."

Huh, apa-apaan ini? Kenapa mendadak ia ingin aku menjadi pelayan pribadinya?

"Berikan baju pelayan khusus untuknya dan ajari dia semua tugas-tugas yang harus dia kerjakan. Mulai besok aku ingin dia melayaniku." Setelah mengatakan itu Kaisar Alcacio langsung meninggalkan ruang beserta kedua pria yang mengikutinya.

Madam Katrina menghela napas ringan, lalu ia menatapku. "Kau ikut lah denganku."

Aku mengikuti langkah Madam Katrina, sebelum meninggalkan ruangan ini ia memerintahkan pelayan lain untuk melanjutkan seleksi.

Madam Katrina membawaku ke sebuah ruangan yang dipenuhi dengan banyak baju pelayan dan barang-barang yang bersangkutan. Ia memberikanku sebuah baju dan menyuruhku untuk membersihkan diri. Setelahnya ia membantuku memakaikan pakaian yang telah disiapkan.

Pakaian itu berwarna putih, bawahnya panjang hingga ke mata kaki, namun sisi kirinya sedikit terbelah dan memperlihatkan sedikit jenjang kakiku. Atasnya terbuka tanpa lengan, ini membuatku sedikit tidak nyaman. Lalu Madam Katrina memberikanku jubah yang transparan, itu sedikit membantuku menutupi bagian lenganku yang terbuka.

"Kemarilah, aku akan merapikan rambutmu." Aku duduk dan memandangi wajahku yang terpantul di cermin. Madam Katrina sibuk mencepol rambutku, ia juga memberikan beberapa hiasan bunga di atasnya. Aku memendam rasa kesalku, model rambut seperti ini membuat leher dan bagian atasku semakin terekspos. Aku sangat tidak nyaman.

The Emperor's Maid (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang