C H A P T E R 18 : Hukuman yang Sebenarnya

10.2K 983 38
                                    

Ternyata chapter kemarin lumayan banyak typo🤧 moga kali ini enggak, chap ini hampir 2000 kata🤧💥

Arigatou yang udh vomment di chapter kemarin🥺♥️

Happy reading 💞

•|•|•


"APA YANG KAU LAKUKAN?!" Putri Illiana menjerit, menutup mulutnya melihat tindakan Helcia yang sama sekali tak ia duga sebelumnya. Tindakan Helcia itu pun membuat semua orang yang menyaksikan memberikan reaksi yang tak jauh dari Putri Illiana berikan.

Suasana semakin memanas kala sebuah tangan mengambil pedang itu dan melemparkannya jauh hingga menabrak salah satu pilar di sana membuat pilar itu retak seketika. Semua orang yang tadinya heboh kini terdiam melihat kedatangan sosok agung yang selama ini memimpin Kekaisaran Exousía, Alcacio Esteven D'Ousía.

Tangan Helcia gemetar sembari memegangi lehernya yang sudah mengucurkan darah cukup deras. Napasnya semakin tersengal-sengal, ia bahkan tak mempedulikan Kaisar yang berdiri diam di sampingnya. Kepalanya terlalu sakit untuk memperhatikan situasi sekitar yang entah kedepannya akan menjadi seperti apa.

"Yang Mulia? Anda datang?" Putri Illiana yang menyadari kehadiran Kaisar Alcacio tersenyum senang. Wanita itu menghampiri Kaisar, menundukkan sedikit tubuhnya lalu tersenyum kembali pada Kaisar, namun pria itu hanya menatapnya sekilas lalu kembali memberikan perhatiannya pada Helcia.

Kaisar Alcacio sedikit membungkukkan tubuhnya, tangannya meraih dagu Helcia agar gadis itu yang sedari tadi menunduk mau menatapnya. Pria itu menatap Helcia dengan pandangan yang sulit diartikan, manik emasnya menatap dalam pada manik Helcia yang kini sudah berkaca-kaca.

"Helcia, kau menangis?" Bisikin pelan itu Helcia hiraukan, gadis itu kembali mengalihkan pandangannya, enggan menatap Kaisar Alcacio yang terus menatapnya. Perasaannya kini menjadi campur aduk, antara kesal, sedih, marah juga malu.

"S-sakit." Lirihnya pelan.

Kaisar Alcacio kembali memperhatikan kondisi tubuh Helcia, terdapat beberapa luka goresan kecil yang menghiasi tubuh gadis itu. Manik emasnya kini mendapati gaun tidur Helcia sedikit robek di bagian punggungnya, membuat punggung gadis itu sedikit terekspos.

Kaisar Alcacio kembali menegakkan tubuhnya, matanya memberi isyarat pada Ignatius yang berdiri tak jauh darinya. Pria itu mengangguk mengerti, dengan sigap menggendong tubuh Helcia yang sudah sangat lemas. Darah yang terus keluar tak hanya mengotori tubuh Helcia, baju bangsawan yang ia kenakan juga kini turut ternoda, namun pria itu nampaknya sama sekali tak peduli. Ignatius bergegas meninggalkan aula, diikuti dengan Airos yang sedari tadi berdiri diam.

"Putri Illiana, bisa jelaskan apa yang terjadi disini?" Kini Kaisar Alcacio mengalihkan perhatiannya pada Putri Illiana. Suara yang ia keluarkan terdengar lembut dan ringan, namun entah kenapa membuat semua orang yang menyaksikan dibuat merinding mendengarnya.

Suara langkah kaki kembali terdengar, Hestia dengan para selir lainnya datang dengan ekspresi yang terkejut dan juga bingung. Mereka juga menatap penasaran pada Helcia yang dibawa oleh Ignatius dengan kondisi yang memprihatinkan.

"Apa Yang Mulia tau? Pelayan itu memasuki-" perkataan Putri Illiana terpotong saat telunjuk Kaisar menyentuh lembut labiumnya, memberi isyarat agar Putri Illiana tak mengeluarkan suaranya.

"Kita bicarakan di kediamanku."

Kaisar Alcacio melirik sekumpulan orang-orang yang masih memperhatikan mereka. Mendapati Kaisar melirik mereka tajam, sekejap kerumunan orang-orang yang raut akan penasaran itu bubar setelah memberikan salam hormat mereka pada Kaisar Alcacio. Mereka tau Kaisar tak ingin orang-orang mencampuri urusan pribadinya, tanpa mengeluarkan sepatah perintah pun mereka dengan pekanya menuruti kehendak Kaisar Alcacio.

The Emperor's Maid (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang