Warning !! Chapter ini agak sedikit ecchi, tp masih batas aman kok.
Yang risih dengan adegan ini lebih baik di skip ya, tapi aku yakin sih readers wattpad mana mungkin skip ginian🤣
>>>
Napas hangatnya menerpa wajahku, ia terkekeh pelan, "sekarang pilih, buka matamu atau aku memberikan hukuman yang lebih berat, Putri Helcia."
Tunggu..
Apa barusan.. dia memanggilku dengan sebutan Putri?!
Putri?!
"A-apa maksud Yang Mulia?"
"Jangan berpura-pura bodoh."
Aku meneguk salivaku dengan kasar. Apa akhirnya aku ketahuan? Tapi bagaimana bisa? Baru satu hari aku disini dan aku merasa melakukan semuanya dengan bersih, bahkan Hestia saja tidak tau siapa aku.
Tapi Kaisar..
"Saya tidak mengerti maksud Yang Mulia." Aku tetap pada pendirianku.
Hening sejenak, sementara jantungku terus berdetak kencang menunggu reaksi Kaisar selanjutnya. Keringat dingin mulai membasahi pelipisku, meratapi nasib yang akan menimpaku selanjutnya. Namun suara selanjutnya yang terdengar adalah suara tertawa dari Kaisar.
Aku sama sekali tidak mengerti.
"Pfthh.. aku hanya bercanda, Nona. Aku hanya ingin melihat bagaimana reaksi pelayan sepertimu jika dipanggil Putri. Apa kau berharap lebih, Nona?"
Seketika aku menghela napasku pelan, "Anda membuat saya terkejut, Yang Mulia."
"Sekarang kembali ke pertanyaan pertama, melihat wajahku atau mendapat hukuman yang lebih berat."
Sial. Lagi-lagi pilihan yang sulit. Aku benar-benar benci situasi dimana aku harus memilih jawaban antara A atau B, jika dua-duanya saja sama-sama bukan pilihan yang kuinginkan!
Jika aku memilih melihat wajah Kaisar, sudah dapat dipastikan besok aku hanya tinggal nama. Jika pilihan yang satunya lagi, aku tidak tau hukuman berat macam apa yang akan Kaisar berikan padaku. Padahal sebelumya ia mengatakan akan memberikan hukuman kecil.
Dasar plin-plan!
"Saya memilih hukuman berat, Yang Mulia." Inilah akhir dari pilihanku.
"Ya.. mau kau pilih yang manapun, aku akan tetap suka dengan pilihanmu." Ucapnya dengan santai.
Oh, aku tau. Dia pasti sangat suka melihatku menderita, iya kan?
"Berdirilah, Helcia." Suaranya menjadi sedikit lebih dalam. Yang membuatku terkejut adalah, ia tidak lagi memanggil ku dengan sebutan Nona, namun langsung memanggil namaku.
Ada apa dengannya?
Aku menuruti ucapannya, berdiri dari duduk bertumpu.
"Sekarang duduk." Ia menarik tanganku pelan, membuatku jatuh terduduk di pinggir ranjangnya.
Hei, apa-apaan ini? Seorang pelayan duduk di tempat peristirahatan Kaisar? Jika Ignatius tau mungkin aku sudah dipenggal.
"Y-yang Mulia, Saya tidak boleh duduk disini." Aku kembali mencoba menarik diri, tetap dengan mata yang terpejam. Namun tangan kekar Kaisar kembali menahan ku.
Bisa kurasakan pergerakan kecil di sampingku, aku bisa merasakan lenganku bersentuhan dengan dada bidang Kaisar. Tangan kanannya beralih menyentuh pinggangku, sedangkan tangan kirinya menyentuh sisi rahangku dengan lembut, membuatku mendongak ke atas.
"Yang Mulia?"
Aku mulai sedikit panik. Posisi kami sangat intim! Apa yang akan orang-orang pikirkan jika melihat dua orang berlawanan jenis, duduk di pinggiran ranjang dengan posisi yang sangat dekat. Pasti mereka akan berpikiran yang tidak-tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Emperor's Maid (END)
RomanceRate: 16+ Elefthería series 1 •|•|• Negeri Elefthería, penuh kebebasan dan kedamaian, dipimpin oleh empat kekaisaran besar yang agung. Kehidupan damai selalu menyertai Helcia, seorang Putri yang kabur dari kerajaannya, gadis tangguh yang selalu meng...