C H A P T E R 8 : Ayrha Selina

12K 1K 9
                                    

Haii, maapkan aku yang sering ngilang tiba-tiba, huhu..

Ada yang masih nungguin cerita ini?:')

>>>

"Eugh.." aku mengerang pelan. Merasakan sedikit pusing di kepalaku saat baru saja aku terbangun dari alam bawah sadarku.

Mataku mengerjap pelan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina mata. Manik hijauku menatap ke langit-langit kamar yang tampak familiar. Sejenak aku bernapas lega, mengetahui diriku kini berada di kamarku sebelumnya. Bukan di kamar Kaisar Alcacio.

Ngomong-ngomong tentang kejadian semalam, apa itu nyata? Sekelebat kejadian demi kejadian melintas di otakku. Dari aku yang akan mendapatkan hukuman, Kaisar Alcacio yang memperlakukan ku dengan tak senonoh lalu berakhir tidur di pangkuannya.

Satu hal yang tak dapat kuingat, setahuku dia mengatakan sesuatu saat aku berada di ambang sadar dan tidak sadar. Dia mengatakan apa, ya? Aku benar-benar lupa.

Dengan lesu aku bangkit dari tidurku, segera berdiri di depan cermin guna memastikan sesuatu yang mengganggu pikiranku. Mataku sedikit membulat kala melihat tanda-tanda merah keunguan yang membekas di leherku karena ulah Kaisar.

Dia benar-benar keterlaluan! Padahal sudah memiliki banyak selir, namun masih saja menggodaku hingga melakukan hal seperti itu.

Aku mendengus pelan, bagaimana caranya agar aku bisa menutupi ruam-ruam di leherku ini? Aku tidak memiliki cukup riasan yang bisa menutupi bekas ini.

Apa perlu aku meminta pada Madam Katrina?

Namun bagaimana jika ia bertanya padaku darimana asal ruam-ruam merah itu? Tidak mungkin aku bilang ini Kaisar yang membuatnya, bisa-bisa aku dikira menggoda pria itu.

Namun jika alasanku karena digigit nyamuk, memangnya nyamuk sebesar dan seganas apa yang bisa menghasilkan tanda sebanyak ini? Apalagi warnanya mendekati ungu.

Ini benar-benar membuatku gelisah. Kaisar benar-benar keterlaluan!

Tok!

Tok!

Tok!

Ketukan pintu itu membuatku mengalihkan pandangan. Tanganku dengan sigap mengambil selendang merah dan melilitkannya di leherku, lalu dengan segera membuka pintu.

"Selamat pagi, Helcia!"

Sapaan pagi itu sedikit membuatku terkejut. Lalu setelahnya aku mengulas senyum lebar, melihat gadis yang seingatku bernama Ayrha Selina datang mengunjungiku.

"Selamat pagi, Ayrha.."

"Aku boleh masuk?"

"Tentu saja, silahkan." Aku membuka pintuku lebih lebar, membiarkannya masuk ke dalam. Gadis itu mengambil tempat duduk di kasurku.

"Jadi, ada apa kau berkunjung ke kamarku pagi-pagi buta seperti ini?"

Memang benar, ini masih pagi butan dan Ayrha datang berkunjung.

"Hehe, maaf jika aku mengganggu waktumu. Kudengar kemarin kau mendapatkan hukuman dari Kaisar karena tidak menuruti ucapan Putri Hestia."

"Y-ya.. aku memang mendapat hukuman." Aku tersenyum kikuk ke arahnya, mengingat hukuman apa yang Kaisar berikan padaku.

"Padahal kau baru satu hari bekerja, loh. Helcia, dengarkan aku. Jika para bangsawan meminta hal-hal seaneh apapun padamu, turuti saja. Itu agar kau tidak mendapatkan hukuman lagi."

"Ehn.."

"Kau tau sendiri kan bagaimana para bangsawan itu? Mereka sudah terbiasa mendapatkan apapun yang mereka inginkan, maka dari itu kesalahan sekecil apapun yang kita para pelayan ini lakukan, mereka tak agan segan-segan untuk menghukum kita."

The Emperor's Maid (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang