Sepertinya aku mau fokus ke cerita ini dulu, terimakasih yg sudah mau baca dan nungguin aku up<3
Happy reading (◍•ᴗ•◍)❤
•|•|•
"Lehermu kenapa merah-merah begitu?" Ayrha menatap leher Helcia yang terekspos.
"O-oh.. semalam aku digigiti banyak nyamuk. Kau ingat kan aku memakai selendang di leherku? Selain kedinginan juga ada nyamuk sebagai penyebabnya, hehe." Aku tersenyum padanya, berusaha meyakinkannya.
"Sebesar apa nyamuknya sampai seperti itu? Astaga Helcia, lihatlah ruamnya sampai berwarna keunguan." Ayrha menyentuh pelan leherku.
"Aku baik-baik saja. Jadi-"
"Apa jangan-jangan?!" Ayrha menutup mulutnya yang menganga, kedua bola matanya membulat menatapku yang juga sedang harap-harap cemas.
"Ayrha, sudahlah aku tidak apa-apa. Ini hanya gigitan nyamuk biasa." Aku memelas menatapnya.
Gadis itu menggeleng pelan, "tidak mungkin. Aku bukan gadis polos yang tidak tau apa-apa, Helcia. Siapa yang melakukannya padamu?" Ayrha berbisik padaku agar tidak menarik pelayan lain yang berada di dalam satu ruangan.
"Sstt! Jangan membahasnya." Aku memalingkan wajahku, sedikit merona saat Ayrha dengan cepat menyadarinya.
"Apa jangan-jangan, Kaisar yang melakukannya? Oh iya! Hukuman seperti apa yang Kaisar berikan padamu? Kau bilang tidak kejam. Helcia, jangan bilang kau dan Kaisar-"
Aku dengan sigap menutup mulutnya yang sedari tadi tidak berhenti mengoceh. Wajahku semakin memanas sedangkan mataku sedikit mendelik ke arahnya.
"Aku tidak melakukan yang seperti kau pikirkan dengan Yang Mulia."
Ayrha melepaskan dekapan tanganku di mulutnya, "tapi lehermu?"
Aku tersenyum kikuk, "y-ya.. hanya itu, kok. T-tapi jangan memberitahu siapapun! Jaga rahasiaku, oke?"
Aku memohon padanya, sedangkan sang empu hanya tersenyum antusias dan mengangguk. Astaga, Ayrha sangat peka dengan keadaan sekitar.
"Kalau begitu aku pergi dulu. Terimakasih sudah membantuku, Ayrha." Aku tersenyum manis ke arahnya.
"Aku akan membantumu menutupi ruam-ruam itu dulu." Ia melakukan tugasnya dengan baik, menutupi leherku dengan benda semacam bedak namun terlihat lebih kental. Entahlah aku tidak tau namanya.
Setelah itu, kami berjalan keluar ke tempat pemandian pelayan perempuan.
Kami mengambil jalan yang sama karena aku harus melalui istana Glory terlebih dahulu. Kami saling melambaikan tangan saat Ayrha memasuki kediaman Hestia. Sedangkan aku berjalan terus hingga sampai di kediaman Kaisar Alcacio.
Kedua prajurit itu membukakan pintu untukku. Dengan telaten aku melakukan semua tugas pagiku untuk melayani Kaisar, seperti kemarin. Untungnya hari ini Kaisar tidak muncul tiba-tiba di belakangku.
Aku menatap ranjang berukuran besar yang tertutupi kain tipis berwarna merah, menatap siluet Kaisar yang terduduk dengan punggungnya yang tersandar di kepala ranjang.
Oh, rupanya dia sudah terbangun. Tapi kenapa diam saja?
Aku menghampiri ranjangnya yang masih tertutupi kain tipis dengan ragu-ragu.
"Selamat pagi, Yang Mulia Kaisar. Saya sudah menyiapkan air hangat untuk Anda." Aku berucap senormal mungkin, berusaha tidak memikirkan kejadian kemarin yang selalu menghantui pikiranku.
"Helcia," suaranya terdengar sedikit lebih serak, apa karena dia baru bangun tidur?
"Ya, Yang Mulia?"
![](https://img.wattpad.com/cover/252156060-288-k110321.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Emperor's Maid (END)
RomanceRate: 16+ Elefthería series 1 •|•|• Negeri Elefthería, penuh kebebasan dan kedamaian, dipimpin oleh empat kekaisaran besar yang agung. Kehidupan damai selalu menyertai Helcia, seorang Putri yang kabur dari kerajaannya, gadis tangguh yang selalu meng...