Chapter yang penuh dengan.. hm.
Moga g cringe..•|•|•
"Kemarilah."
Helcia menatap Kaisar Alcacio dengan pandangan ragu, sedangkan pria itu menatapnya dengan santai sembari menepuk-nepuk pelan pahanya mengisyaratkan Helcia untuk menghampirinya dan duduk di pangkuannya. Beberapa detik berlalu Helcia tetap diam termangu tanpa mau menggerakkan tubuhnya barang sedikitpun.
"Helcia, kemari atau aku yang akan bergerak sendiri." Suara itu terdengar lembut, namun entah mengapa Helcia masih bisa merasakan nada mengancam dari Kaisar Alcacio.
Gadis itu menggigit labium bawahnya menahan rasa kesal dan cemas, mau tak mau ia harus menuruti perintah pria itu. Otaknya terus mengingatkannya pada rencana yang sudah ia putuskan, mendekati Kaisar dan mendapatkan kepercayaan pria itu. Untuk saat ini, gadis itu harus bertahan. Apapun keinginan Kaisar Alcacio, walau dengan berat hati pun Helcia harus tetap memenuhinya.
"Duduk." Kaisar Alcacio menarik pelan pergelangan tangan Helcia saat gadis itu sudah berdiri di hadapannya. Kini Helcia sudah benar-benar duduk di pangkuan Kaisar, entah sudah ke berapa kalinya ia duduk di pangkuan pria itu, Helcia mencoba untuk tak mau mengambil pusing akan keinginan Kaisar yang memintanya ini dan itu.
Tangan kekarnya memeluk erat melingkari pinggang Helcia, merapatkan tubuh gadis itu hingga Helcia dapat merasakan punggungnya menempel pada dada bidangnya. Helcia mengakui pelukan itu terasa hangat dan nyaman. Gadis itu sedikit merasa geli kala dagu Kaisar menempel pada pucuk kepalanya, bergerak-gerak kecil seakan pria itu menahan gemasnya.
"Yang Mulia, tolong hentikan.." wajah Helcia memerah karena menahan sesuatu yang seakan ingin meledak dari perutnya, gadis itu merasa kepalanya semakin geli saat Kaisar Alcacio semakin gencar menggerakkan dagunya di atas pucuk kepalanya. Pria itu hanya mengulum senyum lalu berhenti melakukan aksinya.
Helcia akhirnya menghela napas lega, "bolehkah saya turun?"
"Tidak."
"Nanti kalau ada yang lihat bagaimana?"
"Memangnya siapa yang mau melihat?" Jemarinya menarik pelan dagu Helcia, mendongakkan kepala gadis itu membuat tatapan mereka bertemu.
"Jenderal Ignatius dan Tuan Airos?" Sebut Helcia, karena gadis itu tau yang paling sering memasuki ruangan kerja Kaisar Alcacio adalah mereka berdua yang merupakan orang-orang kepercayaan pria itu.
"Biarkan saja, agar mereka tau kau itu kekasihku." Kaisar Alcacio mengucapkannya dengan santai, labiumnya mengecup pelan hidung Helcia yang terlihat menggoda di matanya.
Gadis itu kembali menatap ke depan, memutuskan kontak mata mereka. "Saya kan bukan kekasih Yang Mulia."
"Oh, ya? Kalau begitu kita resmikan hari ini adalah hari pertama kita menjadi sepasang kekasih." Pria itu diam-diam tersenyum miring, entah rencana apa yang ada di dalam otak jeniusnya saat ini, namun yang pasti itu bukanlah sesuatu yang baik untuk Helcia.
"Semudah itu?" Helcia kembali menatap Kaisar Alcacio, sedangkan yang ditatap hanya mengulas senyumnya.
"Ada cara khusus untuk meresmikannya." Tangan Kaisar Alcacio berpindah ke bawah lutut Helcia, sedangkan tangannya yang lain menahan punggung gadis itu. Dengan mudahnya Kaisar Alcacio mengangkat tubuh Helcia, merubah posisi gadis itu menjadi duduk menyamping. Kedua kaki Helcia bertumpu pada salah satu tangan kursi, sedangkan punggungnya ditahan dengan lembut oleh lengan kekar Kaisar Alcacio.
Posisi seperti ini membuat Kaisar Alcacio lebih mudah melihat wajah Helcia. Gadis itu sejenak menahan napasnya akan aksi pria itu yang tiba-tiba, sedang lubuk hatinya menggerutu kesal karena perilaku Kaisar Alcacio yang seenaknya. Helcia sedikit mendongak, penasaran akan apa yang selanjutnya dilakukan oleh pria itu mengenai peresmian mereka sebagai sepasang kekasih. Apakah pria itu akan memberikannya sesuatu, kalimat-kalimat romantis atau kecupan hangat di kening?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Emperor's Maid (END)
RomanceRate: 16+ Elefthería series 1 •|•|• Negeri Elefthería, penuh kebebasan dan kedamaian, dipimpin oleh empat kekaisaran besar yang agung. Kehidupan damai selalu menyertai Helcia, seorang Putri yang kabur dari kerajaannya, gadis tangguh yang selalu meng...