C H A P T E R 17 : Harga Diri

8.6K 873 24
                                    

Setelah ku gantungin, masih adakah yang nunggu ni cerita up?😔

Happy reading 💞

•|•|•

"Kalau begitu, bawa pelayan kotor ini ke aula terbuka di istana Sapphire, telanjangi dan beri label 'jalang penggoda Kaisar' dengan tulisan yang besar di tubuhnya. Sekarang."

Rentetan kalimat itu terasa berdengung di telinga Helcia. Tatapan mencemooh dari Putri Illiana ia hiraukan, otaknya berpikir keras bagaimana caranya agar ia keluar dari situasi rumit ini. Hatinya benar-benar merasa kesal, mendapat hukuman yang bukan atas kesalahannya sungguh membuat Helcia harus menahan kesabarannya lebih dalam.

Ia tau suatu saat pasti dirinya akan bermasalah dengan para selir Kaisar, namun ia tidak menyangka masalah itu datang secepat ini. Sedang dirinya belum mempersiapkan apapun untuk menyelesaikan tujuannya. Namun satu sumber masalah yang paling besar disini sudah pasti adalah Kaisar Alcacio Estev D'Ousía. Mengingat namanya saja sudah membuat Helcia benar-benar kesal sekarang.

"Tunggu apalagi? Kalian tidak mau?" Putri Illiana mengerutkan keningnya, menatap kedua prajurit itu dengan tajam kala mereka hanya berdiri kebingungan menatap satu sama lain. Helcia melirik kedua prajurit itu dengan datar, sedangkan mereka menatap Helcia dengan pandangan tidak enak.

"Itu.."

"Tidak mau, ya? Kalau begitu tinggalkan kerajaan ini sekarang, aku juga tidak akan memberikan surat rekomendasi pekerjaan untuk kalian. Jangan harap keluarga kalian juga masih bisa hidup tenang setelah membuat masalah di kerajaan suamiku."

Mendengar hal itu membuat mereka berdua mau tidak mau melaksanakan perintah dari Sang Putri yang nampak menahan amarahnya saat ini. Kedua prajurit itu menghampiri Helcia, masing-masing memegang pergelangan tangan Helcia namun juga dengan tatapan yang menyiratkan permintaan maaf.

"Maafkan kami, mohon ikuti dengan tenang jika tidak ingin membuat lebih banyak masalah." Bisik salah satu prajurit itu kepada Helcia.

Helcia tersenyum menahan kesal. Hei, yang benar saja? Bahkan jika dirinya diam sekalipun masalah sudah terlanjur menjadi besar. Jika seperti ini untuk apa ia diam saja? Helcia tidak ingin mempertaruhkan harga dirinya dengan membuka semua pakaiannya di tengah aula dan dipertontonkan oleh banyak pasang mata.

Seumur hidupnya, ini adalah penghinaan terbesar yang pernah ia terima. Bahkan perlakuan Kaisar padanya rasanya tidak bisa dibandingkan dengan ini semua. Selama ini ia hidup dengan damai walau memiliki sedikit masalah dengan kakak-kakaknya, namun saat ia masih tinggal di kerajaannya, Helcia masih dihormati sebagai seorang Putri, semua orang memperlakukannya dengan segan.

Lalu tiba-tiba ia mendapat penghinaan besar seperti ini? Jika bisa, Helcia lebih baik memilih untuk membunuh dirinya sendiri daripada harus menjalani hukuman dari Putri Illiana yang menurutnya sangat diluar nalar itu.

"Lepaskan." Helcia mengernyitkan dahinya, menyentak kasar kedua pergelangan tangannya hingga genggaman kedua prajurit itu terlepas.

Gadis itu menatap Putri Illiana, memberanikan dirinya untuk berpendapat kembali. Ini semua demi harga dirinya!

"Jika Putri tau, hukuman bagi para bawahan ataupun pekerja di istana memiliki aturannya sendiri. Dan lagi, saya bekerja di bawah kediaman Kaisar, karena itu juga hanya beliaulah yang berhak memberikan hukuman untuk saya. Kecuali jika saya bekerja di bawah kediaman Putri. Jadi, saya tidak akan menyerahkan diri saya jika itu bukan perintah dari Yang Mulia Kaisar."

Putri Illiana menggertakkan giginya menahan kesal, "apa maksudmu dari 'jika Putri tau', kau kira aku bodoh sampai kau harus menjelaskan hal kecil seperti itu?!"

The Emperor's Maid (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang