8📱

99 17 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



8. Orang yang sama!?



"Ada-ada aja lo gilaaa." Heboh Dwi malem itu. Rambut sebahu tampak menjuntai keatas saat bando polkadot melingkar cantik dikepalanya.

Cermin doraemon yang terpegang tampak tergerak sesuai tubuhnya yang bergetar karna tertawa. Tangannya, kembali memolesi sesuatu kearea wajahnya dengan gerakan perlahan.

"Udah wi, jangan bahas lagi dahhh." Nampak sosok Yara yang tengah telungkup diatas kasur, menyembunyikan wajahnya yang terlihat tiba-tiba memerah tanpa alasan.

"Dihh napa lo??" Dwi tergelak diatas sofa memandangi sang kakak yang misuh-misuh gak jelas diatas kasur. "Aturan lo harusnya seneng bisa liat cowok shirtless oyyy!! Ahhh harusnya itu gue yang disana...." Heboh Dwi mensetting raut semelas mungkin.

"Harusnya, aku yang disana!"

Yara menghela nafas, lelah sendiri dengan kegitannya yang telungkup gak jelas.

"Pengap banget sialan!" Gerutunya lalu bangkit dengan punggung menyandar nikmat disandaran ranjangnya.

Dwi menurunkan cermin doraemonnya selagi tatapan yang berpusat pada sang kakak. "Gue jadi penasaran ama cowok yang punya punggung lebar brotot sampe bikin lo uring-uringan gak jelas kaya abis diperawanin-"

Bukk!

Sebuah bantal terlempar telak hampir mengenai sang adik. Yara memandangnya datar. "Ngomong gitu lagi gue sembur lo..." Sengitnya bikin Dwi tergelak tawa saat itu juga.

"Baru disuguhi penampakan cowok shirtless kakak gue jadi uring-uringan gini!!" Cibir Dwi sengaja dengan tawa yang terus menuai

"Wii...." Yara memandangnya melas

"Pake tiba-tiba sensian lagi...hadehhh. apa kabar itu mata lo jadi gak suci lagi kak HHAHAA..." Dwi sampai terjungkal kesamping karna tertawa

Yara kembali menghela nafas tak lupa memalingkan wajah. Rasa sesal hinggap begitu saja mendapat ledekan yang terus terdengar mengalun ditelinga.

Punya sodara emang gini, dikit punya rahasia aja harus dikubek suruh ngasih tau ya walau gak jarang ujung-ujungnya ngatain dari yang tadinya nyemangatin.

Yara gak bisa tenang kalo abis dapet sesuatu yang menurutnya tak mengenakan terus dipendem sendiri, kaya insiden siang yang bikin ia harus berterus terang pada seorang Dwi, manusia tukang blak-blakkan.

"Btw, kok bisa sampai lo dapet rejeki nomplok segitunya??" Dwi menaikan alis ditengah beberapa barang produk scincare malam yang kembali dibenahinya.

"Apasihh... gitu lo kata rejeki nomplok." Sungut Yara, mulai beranjak menuju nakas mengambil satu piring terisi beberapa buah-buahan yang sudah terpotong menjadi beberapa bagian.

Chit-Chat Boy! (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang