11📱

86 14 4
                                    





11. Kecurigaan Yara






"Lo bilang, kan, cowok-cowok yang dikafe waktu itu pada bahas soal salah satu temennya yang punya pacar disosmed?? Kan, kan??" Dwi mendongak, kaki yang tengah selonjor dengan posisi tengkurap dilantai beralas karpet, mengharuskannya mengadah wajah guna memandang wajah sang kaka yang duduk anteng diatas sofa.

"Napa bisa kebetulan banget lo denger, Ra??" Tanya Loly, sesaat setelah mematikan layar ponsel yang pasti setelah keluar dari aflikasi kamera.

Gak tau jadinya gimana, setelah pulang sekolah Loly bisa terdampar dirumah Yara dengan satu tas terisi pakaian. Cewek berpiayama motif polos tak lupa bando yang selalu menyertai kepalanya itu akan bermalaman dirumah Yara, mengingat besok sekolah mereka hari libur.

Yara yang tengah melipat kaki diatas sofa menggembungkan pipi dengan tatapan menerawang. "Gue sebenernya males bahas, tapi....." lalu memiringkan kepala. "Tapi, penasaran." lanjutnya

"NAAHHH! Maka dari itu, tuntasin lahhh." Seru Dwi bikin Loly yang baru menjejalkan bokong disamping tubuhnya tersentak selagi melirik cewek itu sengit.

"Ini apa perasaan gue sendiri dah, kedengarannya suara lo makin tambah umur makin nyaring aja wi." Heran Loly, sebagai sosok yang pernah tumbuh bersama saat masih kecil jadi Loly jelas tau gimana perubahan Yara ama Dwi yang dulu dan yang sekarang.

Dwi terkekeh malu. "Gue ikutan paduan suara sabi kali, ya??"

"Jangan!" sanggah Loly cepat "Sebelum mikirin tenaritas, karna masuk popularitas paduan suara disekolah Bhintaraja yang kalo lomba terus dapet penghargaannya tuh gak maen-maen...."

Dwi mendengarkan dengan wajah berseri.

"Lo harusnya mikirin Mentalitass orang lain dulu. Kan gak etis tiba-tiba mentor yang ngajarin kejang-kejang denger nada tinggi lo." Jelas Loly tersenyum manis, beda dengan ekspresi datar yang dilemparkan Dwi padanya.

"Tapi bener juga sih." Kata Dwi pada akhirnya, lalu kembali merunduk. "Dah, sini mending bantuin gue buat ngewarnain ni gambar."

"Dih, ogahhh." Tolak Loly mentah-mentahh, lalu melengos wajah saat Dwi memandangnya melas. "Gue niat nginep gini karna ngerasa udah Free dari tugas ya...lo gak tau tugas kelas sebelas numpuknya minta ampunn, dan sekarang lo dengan gampang nyuruh tangan mulus gue buat kerja keras gerak kanan gerak kiri cuma buat ngasilin warnaaa, Hello?! Situ sehatt?" Kibasan tangan Loly bikin Yara ama Dwi sama-sama memutarkan mata.

"Padahal bacrek lo lebih dari beberapa detik, coba kalo nurut aja bantu gue ngwarnain gak perlu double lo capenya, malah dapet pahala." Gumam Dwi dengan wajah tertekuk bikin Loly spontan tergelak.

"Iya- iya gue bantu, Hm... baperan lo. Lagian deadline nya kapan?? masa malam dihari libur aja lo nugas, aturan harusnya kita nobar bareng, netflik penuh ama film-film terbaru tuh." cerocos Loly selagi ikut tengkurap bikin senyum Dwi merekah.

Yara menatap kedua cewek yang tengah tengkurap itu dengan pandangan kosong, sesaat kembali membasahi bibir lalu menghela nafas selagi menyandarkan punggung.

Bagaikan magnet, pergerakannya sesekali membuat Dwi dan Loly menatapnya dengan angkatan alis, tercium kegusaran membuat Dwi menyikut Loly menyuruhnya untuk menghampiri.

"Masuk akal gak sih, kalo misal cowok yang gue pacarin disosmed satu sekolah sama gue??" Bantal sofa terlihat nyaman tersimpan dipangkuan Yara. Cewek berhotpants dengan atasan Tshirt pas body tampak melekat ditubuh rampingnya.

Jika disekolah ia pantas ditandai cupu karna penampilannya, maka saat dirumah justru akan sebaliknya.

"Satu sekolah. Di Bhintaraja maksud lo??" Tanya Loly beranjak pindah tempat duduk disamping Yara.

Chit-Chat Boy! (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang