Chapter 17

560 71 7
                                    

Lokasi tempat mereka berkemah adalah dibawah kaki gunung. Disana terdapat desa yang dihuni sekitar 30 kepala keluarga. Udara sudah terasa sejuk bahkan sebelum mereka sampai ditujuan. Dan semakin sejuk -dingin- saat mereka sudah sampai di lokasi.

Saat Baekhyun mendongak, berusaha melihat puncak gunung, yang dapat dilihatnya hanya kabut. Tadi salah seorang kepala desa bilang kabut akan turun dan sampai dititik dimana mereka berada sekitar jam sembilan malam. Jadi mereka diminta untuk hati-hati dan tidak berkeliaran.

"Pasti terasa menyeramkan nanti malam" gumam Baekhyun masih melihat kabut itu.

"Tidak juga. Kita hanya akan berdiam ditenda"

Baekhyun menoleh dan mendapati Chanyeol disampingnya. Dia tersenyum saat Chanyeol menyampirkan jaket tebalnya pada Baekhyun. Padahal Baekhyun sendiri sudah memakai jaket yang tebal.

"Kau takut?"

Baekhyun menggeleng. Dia kembali mendongak, menatap kabut "aku tidak takut. Hanya membayangkan saja bagaimana nanti saat kabut itu sudah turun"

Chanyeol terkekeh. Tangannya mengambil tangan Baekhyun yang dingin untuk dimasukkan kedalam kantong jaketnya "mungkin kau sudah harus menyiapkan rencana apa yang akan kau lakukan nanti malam. Kita hanya akan berdiam diri ditenda sampai pagi. Dan sejak tidak ada sinyal disini, maka kita tidak bisa mengandalkan ponsel untuk membunuh kebosanan" ucap Chanyeol. Dia memandang Baekhyun yang masih asik menatap kabut "apa yang akan kau lakukan?"

"Tidak tau. Belum aku pikirkan" jawab Baekhyun seadanya.

Chanyeol mengangguk. Dia ikut mendongak untuk melihat kabut. Benda itu bergerak pelan dan terlihat gelap. Seakan dapat memakan mereka nanti saat kabut itu sudah turun sampai dimana mereka berada.

Kabut itu seperti keadaan saat ini. Seperti masalah dan bahaya yang belum mereka tau kapan akan datang. Bergerak pelan dan terlihat begitu mengancam. Kabut yang dapat membuat mereka kehilangan arah. Yang dapat membutakan pandangan mereka.

"Chanyeol"

Chanyeol menoleh. Memandang Baekhyun yang masih menatap kabut itu "hm?"

"Pasti terasa menyenangkan jika kita bisa hidup jauh dari sini"

Dahi Chanyeol mengerut. Memandang Baekhyun bingung "apa maksudmu?"

"Pasti menyenangkan jika kita bisa tinggal disuatu tempat yang aman dan tentram. Tempat dimana nama anak mafia pada diriku bisa dilepaskan. Tempat dimana ayahku bisa keluar dari profesinya dan menjadi ayah biasa" Baekhyun menoleh. Menatap Chanyeol dengan wajah tersenyumnya "tempat dimana kita berdua bisa bersama tampa kendala apapun. Dengan Kai dan Sehun. Keluargamu juga bisa ikut jika mereka mau"

Chanyeol hanya diam. Tempat yang aman dan tentram. Tempat dimana mereka bisa melepaskan semua masalah ini. Rasanya tidak mungkin. 

"Apakah ada tempat seperti itu didunia ini?"

Baekhyun tersenyum miris. Dia menggeleng "sayangnya tidak. Selama ada manusia didunia ini, tidak akan ada yang namanya tempat aman dan tentram. Kau tau? Bagaimana sifat manusia itu?"

Chanyeol mengangguk. Dia memutar seluruh badannya agar menghadap ke Baekhyun. Chanyeol mengangkat tangan satunya yang tidak menggenggam tangan Baekhyun untuk diusapnya pipi Baekhyun lembut "kita tidak perlu memikirkan itu. Membayangkan dan berimajinasi hanya akan membuat kita terlena dan lemah. Yang perlu kita lakukan adalah bertahan dan melakukan sebaik mungkin untuk tetap bahagia. Mengerti?"

Baekhyun mengangguk. Dia menekan pipinya pada tangan besar Chanyeol yang terasa dingin "apakah tenda kita sudah selesai didirikan?"

Chanyeol mengangguk "aku menyuruh Kai"

(MY) PRETTIEST LITTLE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang