Chapter 3

1K 168 15
                                    

Yeay!! Target chapter sebelumnya tercapai. Makasih ya para pembaca~

Nah~ kalau sekarang aku minta 20 pembaca dan 10 vote boleh tidak~??

***

Jika sebelumnya Baekhyun memang berharap siapapun dapat menolongnya, maka sekarang Baekhyun akan berharap lebih jelas lagi. Dia tidak ingin siapapun. Cukup orang-orang suruhan ayahnya saja.

Karena nyatanya sekarang Rose ada disini bersamanya. Berada digudang kotor entah dimana.

Saat mobil berhenti tadi di salah satu supermarket, Baekhyun sempat berhasil kabur. Dan sialnya karena terburu-buru, dia tidak berlari dengan mata menghadap kedepan. Dan disitulah Rose bersiri. Mereka bertabrakan dan akhirnya tertangkap kembali. Bersama dengan Rose.

Bukan Baekhyun tidak senang. Oh, ya dia tidak senang. Tapi maksudnya bukan dalam artian Baekhyun tidak menyukai Rose karena dia merupakan wanitanya Chanyeol. Bukan.

Baekhyun hanya merasa bersalah karena Rose harus terjebak disini bersamanya. Sedangkan perempuan itu tidak tau apapun. Bahkan sekarang dia hanya bisa berteriak sebal. Memaki para orang-orang berbadan besar itu.

"Dan kau!" Ucap Rose sambil berbaik menatap Baekhyun tajam. Baekhyun sendiri hanya diam memandang Rose yang sedang menunjuknya "kenapa orang-orang suruhan ayahmu belum juga datang?! Haish! Kenapa aku harus bertemu dengan anak mafia sepertimu. Aku harus mengalami kesialan ini sekarang"

Baekhyun hanya memutar bola matanya malas. Merasa kalau rasa bersalahnya tadi sepertinya tidak perlu.

"Kalau aku mati bagaimana?" Tanya Rose sambil menjambak rambutnya sendiri. Membuatnya terlihat begitu buruk "aku belum menikah dengan Chanyeol. Kami belum menjadi keluarga dan membangun masa depan"

Baekhyun menghela napas. Harus sampai kapan dia mendengar ucapan menyebalkan perempuan ini?

Kalau Baekhyun boleh memilih juga dia tidak suka berada di kondisi seperti ini. Menyebalkan. Dan tangannya sekarang terasa begitu sakit. Tali tambang yang dipakai untuk mengikat tangannya diikat begitu erat.

Sedangkan Rose dibebaskan bergerak. Tanpa satu talipun ada ditubuhnya. Tapi memang dasar perempuan sialan. Dia bahkan tidak melepaskan ikatan Baekhyun. Juga Baekhyun terlalu malas untuk meminta.

"Hei anak mafia" panggil Rose "kenapa kau bisa disini? Maksudku, apa mereka kelompok mafia lain yang merupakan musuh ayahmu? Atau mereka orang-orang yang keluarganya direnggut ayahmu? Oh! Atau mereka semacam pengkhianat?"

"Berhenti bicara atau mulutmu ku robek" ucap Baekhyun dingin. Dia menatap Rose tajam.

"Kenapa? Aku hanya bertanya" ucap Rose acuh. Sekarang dia sibuk memainkan rambutnya "kalau dipikir memang itu kan pekerjaan ayahmu. Lagi pula, kenapa kau tidak memanggil guru privat saja? Semacam home schooling jadinya. Karena kau berada di sekolah umum, sekarang kau membahayakan diriku. Dan mungkin nanti semua orang. Apa kau tega?"

Baekhyun tidak menyahut. Karena pintu tiba-tiba saja terbuka begitu keras. Membuat Rose terkejut dan segera bersembunyu di belakang Baekhyun.

"Halo" ucap pria itu yang Baekhyun dapat langsung kenali. Pria itu manarik kursi dan duduk disana. Didepan Baekhyun yang duduk dilantai yang kotor. Kakinya yang dibungkus celana kantoran disilangkan "hm.. maaf aku harus menahan kalian begini. Tapi jika tidak, sumber uangku yang menjadi masalah"

Rose mengintip sedikit dan membulatkan matanya "m-menteri keuangan?" Ucap Rose tidak percaya.

Pria itu melirik Rose kemudian tersenyum "benar. Aku Lee Sooman. Menteri keungan di negara ini" ucapnya santai. Kemudian merogoh sakunya dan mengeluarkan rokok. Mengapitnya dibibir sebelum menyalakannya "mungkin kalian terkejut kenapa aku disini" ucapnya sambil memandang Baekhyun dan Rose. Tapi kemudian tersenyum acuh "atau mungkin tidak"

(MY) PRETTIEST LITTLE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang