Malam ini, seperti yang Chanyeol ucapkan saat di sekolah, dia berniat menghampiri Rose dirumahnya. Ingin mencari tau kenapa dia tidak masuk sekolah selama dua hari dan tentu ingin melepas penat. Karena Chanyeol pikir dia bisa melupakan Baekhyun dan perasaan anehnya sejenak saat bertemu Rose.
Sekarang Chanyeol sudah berdiri dirumah megah milik Rose. Tepatnya didepan pintu dengan tangan terancung bersiap menekan bel. Tak lama seorang wanita paruh baya keluar.
"Ya? Ada yang bisa aku bantu?" Tanyanya.
Chanyeol tersenyum tipis "aku ingin bertemu Rose. Dia ada?"
"Nona Rose? Biar aku tanyakan lebih dulu. Kau bisa menunggu didalam selagi aku memanggilnya" ucapnya sambil membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan Chanyeol masuk dengan senyuman lembut "boleh aku tau namamu?"
"Hm. Park Chanyeol" jawab Chanyeol. Dia duduk disofa dengan tenang selahi menunggu wanita itu memanggil Rose. Rumah tampak sangat sepi. Chanyeol awalnya berpikir bahwa dia tidak trpat berkunjung pada malam hari. Atau jam delapan sudah termasuk larut bagi keluarga Rose. Tapi sepertinya tidak. Chanyeol langsung bangkit sambil tersenyum saat Rose turun dari lantai dua dengan baju tidurnya.
"Chanyeol?" Ucapnya tidak percaya.
"Aku merindukanmu" ucap Chanyeol dan membuka tangannya lebar begitu Rose berlari dan memeluknya "apa aku menggangu? Kau sudah bersiap tidur, hm?"
Rose menggeleng didada Chanyeol. Dia merasa begitu senang saat bisa menghirup aroma tubuh Chanyeol lagi. Dua hari lalu Rose benar-benar merasa begitu menderita "aku senang kau disini" ucapnya pelan.
Chanyeol terkekeh dan menarik Rose agar duduk disofa. Dia memperhatikan wajah Rose yang pucat dan matanya yang sembab. Chanyeol mengulurkan tangannga untuk menyentuh pipi Rose "ada apa? Kenapa kau tidak masuk selama dua hari? Kau baik-baik saja? Wajahmu pucat"
Rose terdiam. Dia memandang wajah Chanyeol lamat-lamat. Dua hari ini dia habiskan untuk menangis dan berpikir. Juga untuk menghindari Chanyeol. Rose merasa malu untuk menceritakannya. Jika bisa, maka Rose lebih memilih pergi daripada harus menghadapi Chanyeol.
"Ada apa, hm?"
Apa yang akan Chanyeol katakan? Bagaimana jika dia malu dan meninggalkannya? Apa berita ini akan sampai ke sekolah? Pertanyaan itu tidak bisa berhenti berputar dikepalanya hingga membuat Rose frustasi.
"Kenapa menangis?" Tanya Chanyeol lagi sambil membelai lembut pipi Rose yang dialiri air mata. Dia mencari mata Rose yang terus menghindarinya "ada apa? Katakan padaku"
Rose menarik napas dalam berusaha untuk meredam napasnya yang tersengal. Tanganya terkepal erat sambil menatap Chanyeol "ayahku, dia terjerat kasus menteri Lee Sooman"
"Apa?!"
***
Pagi ini Baekhyun sudah bersiap untuk pulang kerumah. Sudah ada Sehun yang sebenarnya sejak semalam menginap dirumah sakit hanya untuk mengobrol ria dengan Baekhyun. Dia juga yang membereskan pakaian Baekhyun.
Ayahnya tidak ada. Baekhyun mengerti bahwa ayahnya sibuk. Pekerjaan mafianya memang tidak dilakukan setiap hari. Tapi bukan berarti ayahnya tidak memiliki pekerjaan normal. Mengurus perusahaan besar merupakan hal normal, kan?
"Baiklah" ucap Sehun membuat Baekhyun menatapnya "sudah selesai. Tidak banyak barangmu yang dibawa. Kau hanya satu minggu disini"
"Hm" ucap Baekhyun. Dia yang yang sejak tadi duduk diatas ranjangnya pun turun. Berjalan mendahului Sehun untuk keluar "aku sedang ingin makan sushi"

KAMU SEDANG MEMBACA
(MY) PRETTIEST LITTLE MAFIA
Fiksi PenggemarCHANBAEK! HOMO! BAHASA BAKU ------------------------------------------------------------- Salahkah seorang anak mafia memiliki perasaan? Salahkah Baekhyun yang merupakan seorang anak mafia jatuh cinta? Tidak berhak kah dia untuk bahagia?