Sudah tiga hari Baekhyun tidak masuk sekolah. Dan ini hari ke-empatnya. Sehun bilang setelah seminggu istirahat maka Baekhyun bisa kembali beraktivitas. Tentu dengan beberapa batasan. Seperti tidak membawa sesuatu yang terlalu berat dan Jangan menaruh beban di pundaknya.
Dan sudah empat hari sejak Chanyeol datang.
Tidak ada yang berubah dari kehidupan Baekhyun. Dia tetap sendiri. Kamar inapnya hanya dikunjungi oleh ayahnya atau Sehun saja. Seolah-olah tidak ada satu orangpun yang tau tentang Baekhyun.
Dan begitu juga dengan hatinya. Tidak ada yang berubah dengan hati Baekhyun. Masihlah sama mencintai Chanyeol dengan besarnya. Masihlah merasakan rindu selama tiga hari ini.
Sejujurnya Baekhyun sempat memikirkan perkataan Sehun. Dan Baekhyun juga sempat mempertimbangkan untuk berhenti menyukai Chanyeol. Tapi setelah Baekhyun pikirkan ulang, dia menderita dan merasa sakit dengan hatinya bukanlah salah Chanyeol. Cintanya tidak terbalas juga bukanlah salah Chanyeol. Ini salah Baekhyun. Salahnya dan salah hatinya yang jatuu pada Chanyeol.
Dan Baekhyun akan tetap begini sampai batasnya. Sampai nanti jika sudah waktunya Baekhyun menyerah.
"Apa yang dilakukan anak ayah ditaman pada malam-malam seperti ini?"
Baekhyun tertarik dari pikirannya dan melihat ayahnya berjalan mendekatinya menggunakan kaus santainya dan celana bahan. Masih dengan sepatu pantofelnya dan ayahnya mengambil duduk disampingnya "sedang memikirkan sesuatu?"
Baekhyun menggeleng. Dia tersenyum pada ayahnya "kenapa ayah tidak pulang? Ayah pasti lelah"
Ayahnya menggeleng dan mengelus rambut Baekhyun sayang "pertemuan tadi tidak melelahkan. Ayah rindu dengan putra lucu ayah. Sedang apa disini, hm?"
"Tidak ada ayah. Aku hanya sedang melihat langit malam" jawab Baekhyun dan mendongakkan kepalanya kearah langit gelap "tidak ada bintang malam ini"
Baekhyun sangat suka bintang. Dia suka semua benda langit. Dan sejujurnya cita-cita Baekhyun adalah menjadi seorang Astronom. Tapi kemudian cita-cita itu terkubur begitu saja. Karena pikiran Baekhyun kecil yang sudah dijauhi banyak orang hanya karena dia merupakan seorang anak mafia. Baekhyun kecil berpikir, semua orang didunia ini mungkin juga akan menjauhinya. Dan cita-citanya jauh tidak tergapai didepan sana.
Itulah pemikiran otak polos Baekhyun dulu. Dan sekarang Baekhyun tidak memiliki cita-cita apapun. Dia bisa bertahan hidup sampai sini saja merupakan pencapaian besar.
"Sedang merindukan Ibu?" Tanya ayahnya tiba-tiba.
Baekhyun hanya tersenyum. Matanya masih memandang langit. Seolah menunggu kemunculan bintang disana "dulu Ibu suka sekali mengajakku melihat bintang" ucap Baekhyun "dan aku sangat menyukai saat itu. Apa Ibu bisa melihatku dari sana ayah?"
Baekhyun menoleh menatap ayahnya yang juga sedang menatapnya. Bisa Baekhyun lihat penyesalan, kesedihan, dan rindu bercampur menjadi satu dimata ayahnya.
Baekhyun juga tau. Dia tau kalau ayahnya merasakan rindu yang sama sepertinya. Dan mungkin lebih besar. Baekhyun juga tau bahawa rasa sesak didadanya ketika mengingat ibunya tidak seberapa dengan sesak yang dirasakan ayahnya. Ayahnya sudah menanggung begitu banyak beban dipundaknya dan hatinya. Menanggung kebencian yang mungkin tidak seharusnya. Dan Baekhyun tidak akan menambahkan itu dengan ikut menyalahkan ayahnya atas bagaimana hidupnya berjalan.
Ini hidup Baekhyun. Yang sudah lebih baik dibanding anak-anak terlantar diluar sana.
Baekhyun tersenyum saat ayahnya mengelus rambutnya lagi "tentu saja ibu bisa melihat kita. Dia pun akan selalu ada disini" tunjuk ayahnya pada dada Baekhyun. Tepat dimana hatinya berada. Dan itu membuat mereka berdua tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
(MY) PRETTIEST LITTLE MAFIA
FanfictionCHANBAEK! HOMO! BAHASA BAKU ------------------------------------------------------------- Salahkah seorang anak mafia memiliki perasaan? Salahkah Baekhyun yang merupakan seorang anak mafia jatuh cinta? Tidak berhak kah dia untuk bahagia?