Chapter 18

664 83 10
                                    

Langit sudah gelap. Ditambah kabut yang turun menambah kegelapan. Ada sedikit cahaya yang kabur dari api unggun. Beberapa orang bertahan diluar padahal udara sudah sangat singin dan juga gelap.

Baekhyun sendiri memilih berdiam diri ditenda. Sudah memainkan beberapa games diponselnya.

Sendirian.

Karena Chanyeol belum datang dan tidak tau kemana. Baekhyun juga malas mencari tau.

Dia juga tidak yakin akan baik-baik saja. Lebih tepatnya hatinya. Karena tidak bertemu saja sudah terbayang kembali bagaimana Chanyeol dan Rose berciuman. Bagaimana jika Baekhyun melihat wajah Chanyeol?

Karena itu dia langsung melarikan diri kedalam tenda saat permainan sudah selesai. Tidak menghiraukan Kai yang memanggil-manggilnya. Toh Chanyeol juga tampaknya tidak mencarinya.

Jika boleh jujur, Baekhyun ingin marah. Ingin memukul wajah Chanyeol. Memakinya sekasar mungkin. Tapi setelah dipikir-pikir Baekhyun tidak bisa. Karena mereka tidak ada status. Kedekatan mereka memang bisa diartikan bahwa mereka memiliki hubungan lebih. Dan ya, Baekhyun dan Chanyeol memang sedang memperbaiki diri. Sama-sama sedang memberi kesempatan untuk saling memaafkan dan menyelami perasaan masing-masing.

Tetapi mereka bukan sepasang kekasih. Chanyeol tidak pernah meresmikan itu.

Jadi Baekhyun merasa bahwa dia tidak memiliki hak untuk marah dan memaki. Karena dia bukanlah siapa-siapa.

Baekhyun menghela napas. Memiringkan badannya untuk menghadap tenda "kenapa rasanya sulit sekali hidupku. Bahkan masalah percintaanku pun begitu"

SRET

Baekhyun dengan sigap menutup mata saat tenda dibuka. Baekhyun tidak tau itu siapa. Karena bisa saja Kai atau Sehun.

"Sudah tidur?"

Tapi mendengar suada baritone dan harum yang sangat Baekhyun kenal membuatnya tau bahwa itu Chanyeol.

Baekhyun tetap memejamkan mata karena merasa itu pilihan terbaik. Lagipula Baekhyun tidak berniat berbasa-basi dengan Chanyeol. Tidak juga berniat menatapnya atau apapun itu. Jadi berpura-pura tidur adalah pilihan yang baik.

Bisa Baekhyun rasakan Chanyeol mulai merebahkan diri setelah beberapa saat sibuk merapihkan barang.

"Aku ingin minta maaf"

Tangan Baekhyun terkepal erat begitu Chanyeol berbicara. Chanyeol sendiri hanya terlentang dan memandang langit tenda dengan padangan kosong yang sendu.

"Rasanya.. setelah aku berusaha berubah dan meminta kesempatan, aku masih menyakiti hatimu kan?"

Tentu. Bahkan setelah Baekhyun berulang kali memaafkan dan berusaha kuat, hatinya masihlah sakit.

"Benar kata Sehun dan Kai. Aku hanyalah pria brengsek yang tidak pantas dicintai olehmu" ucap Chanyeol "aku bahkan tidak bisa memantapkan hatiku dan membuat keputusan. Aku juga tidak berpendirian dan mudah goyah"

Bibir Baekhyun mulai bergetar. Dia menggigitnya agar isakannya tidak terdengar. Berusaha semaksimal mungkin untuk tidak meraung keras. Tidak peduli jika bibirnya mulai terasa sakit dan berdarah.

Chanyeol menoleh pada punggung Baekhyun yang bergetar. Lelaki itu tau kalau Baekhyun sedang menangis. Chanyeol ingin memeluknya, tetapi tidak bisa. Dia merasa tidak pantas.

"Karena itu berhentilah mencintaiku Baekhyun" ucap Chanyeol pelan. Tetapi keaadaan yang hening membuat suaranya terdengar begitu keras ditelinga Baekhyun. Sangat keras dan jelas "berhentilah mencintaiku dan bethentilah berusaha. Karena kurasa aku tidak bisa. Hatiku belum teguh dan aku.. belum yakin dengan apa yang kurasakan. Jadi.. lebih baik kita berhenti"

(MY) PRETTIEST LITTLE MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang