2 💖 Mata Kuliah

63 8 0
                                    

Kedua bulat hitam gadis manis itu terus menatap pintu ruangan yang terbuka. Ia melihat satu per satu mahasiswi dengan seragam putih biru khas kebidanan memasuki kelas.

Sesaat kemudian, Cira menyaksikan penanggung jawab mata kuliah mulai menata buku absensi kelas dan merapikan alat-alat tulis penunjang kegiatan belajar mengajar. Lalu, disusul oleh pria berusia lebih dari enam puluh tahun yang akan mengisi materi hari ini.

"Duduk, siap...." Instruksi Cira pun diikuti seluruh teman sekelasnya. Lalu ia kembali bersuara. "Sebelum memulai kuliah hari ini mari kita berdoa... berdoa, mulai."

Serentak mahasiswi Akademi Kebidanan Nusantara Indonesia Husada kelas A semester satu pun menundukkan pandangan seraya berdoa dalam hati.

Sesaat kemudian Cira kembali memberi komando pada teman-temannya. "Berdoa selesai... ucapkan salam."

Karena penampilan Cira yang selalu susuai syariat Islam-lah yang membuat dirinya dipercaya untuk menjadi komando saat doa.

Seluruh mahasiswi kelas A pun mengikuti komando Cira untuk mengucap salam pada dosen.

"Wa'alaikumussalam warokhamatullahi wabarokaatu." Dosen mata kuliah Agama Islam menjawab salam.

Seluruh mahasiswi di ruangan tersebut mulai membuka-buka buku dan menyiapkan alat tulis lain untuk belajar.

Cira membaca ulang beberapa materi yang sudah disampaikan tiga minggu ke belakang. Dari bagaimana proses pembentukan manusia menurut Al-Qur'an dan ilmu kesehatan, hingga pandangan Islam tentang KB. Gadis itu benar-benar merasa bersyukur karena telah memilih kampus dengan visi: Islami, Profesional, Kreatif dan Mandiri. Sehingga, ia bisa lebih nyaman berada di lingkungan baru tersebut.

"Maaf, Bapak lupa menanyakan hal ini saat pertemuan pertama dulu. Sebelum memasuki materi hari ini, tolong kalian tulis di selembar kertas. Kapan kalian mulai berhijab?" tutur sang dosen.

Cira cukup terkejut mendengar perintah tersebut. Gadis itu berpikir kenapa dosen itu menanyakan tentang hijab? Apakah ini ada hubungannya dengan mata kuliah?

"Tulis saja apa yang Bapak minta. Dikumpulkan sekarang. Karena ini akan menjadi bahan pertimbangan ke depan dalam mengajar." Dosen itu melanjutkan instruksi.

Salah seorang mahasiswi mengangkat tangannya. "Maaf, Pak, ini cuma nulis kapan pertama kali berhijab saja atau gimana?"

"Tulis serta ceritakan kenapa kalian berhijab dan kapan mulainya? Jika berhijab hanya saat kuliah saja maka ceritakan sejujurnya," jawab sang dosen.

Mendengar perintah dosen mata kuliah hari ini, Cira merasa begitu semangat. Gadis itu ingin segera menuangkan isi hatinya dan berbagi, sejak kapan ia berhijab. Dan, kenapa ia memutuskan memakai seragam kebidanan yang berbeda dengan teman-teman lain.

Jari-jemari Cira mulai menggenggam bolpoin. Kertas bergaris tipis warna putih tersebut sudah tergores tinta hitam yang disusun oleh gadis asal Majalaya itu.

Cira menuliskan ceritanya:

Nama: Ciralva Aizyah
Kelas: A Semester I
Akademi Kebidanan Nusantara Indonesia Husada

Sejak kecil saya suka berhijab, tetapi masih lepas pasang karena mengikuti trend mode yang terus berkembang. Lalu, ketika duduk di bangku SMA, saya mulai sadar bahwa berhijab bagi muslimah adalah kewajiban. Akhirnya, tepat di tahun 2012 saya berusaha untuk selalu istiqomah menutup aurat, sampai sekarang.

Sejak berhijab saya pun memutuskan untuk tidak berhubungan dengan lawan jenis secara berlebihan. Karena hal itulah saya memilih kuliah di kampus kebidanan, sehingga bisa meminimalisir terjadinya interaksi dengan lelaki karena seluruh muridnya adalah perempuan.

Asuhan Bidadari Idaman [End di Bestory]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang