Paras cantik gadis asal Bandung itu semakin sempurna dengan balutan seragam serbaputih. Gedung hotel yang terang akan sinar lampu-lampu mewah itu kian bertambah lengkap dengan hadirnya para mahasiswi kebidanan yang akan melangsungkan angkat janji.Begitu masuk ruangan, Cira merasakan hawa dingin dari alat pengondisi udara yang menusuk tubuhnya. Karena hal itulah lagi-lagi dari dalam hidungnya keluar cairan berwarna merah.
Sebelum bergabung dengan tim paduan suara, gadis yang baru menerjang cuaca dingin di kota-nya itu pergi ke toilet. Cira membersihkan sisa darah yang menggenang di lubang indra penciumanan-nya. Sesudahnya, ia kembali ke ruang utama dan bergabung untuk latihan sebelum acara dimulai.
Gadis itu melangkah dengan perlahan di atas karpet merah yang membentang ruangan. Telinganya terasa damai ketika musik yang selama dua bulan terakhir dilantunkan menjadi harmoni yang indah.
"Nah, itu si Cira datang." Salah seorang anggota paduan suara menunjuk.
"Ke mana aja kamu? Ini udah jam tujuh," tanya Wati, anggota kelompok alto.
"Maaf, ya, tadi itu hujan. Aku naik motor, kan, jadi harus pakai mantel dulu." Cira hendak menceritakan keadaan dirinya yang baru saja mimisan. Namun Pak Seno meminta untuk segera latihan.
"Ayok masih ada waktu untuk latihan empat lagu. Silakan baris sesuai kelompok," ujar pria itu seraya berlalu ke belakang piano.
Acara capping day dimulai pukul delapan pagi ditandai dengan masuknya para peserta, tak lain mahasiswi semester dua. Setelah dibuka oleh MC, disusul pembacaan ayat suci Al-Quran, tarian tradisional dan beberapa sambutan dari orang-orang penting. Sebagai wali mahasiswa, ada Abas, paman Cira yang memberi sambutan mewakili semuanya. Abisatya masih di luar kota sehingga tidak bisa mendampingi Kharisma di acara tersebut.
Usai penyambutan, saatnya Cira dan kelompok paduan suara tampil membawakan lagu Mars IBI.
Sesudah menampilkan irama musik dengan tempo semangat, sampailah pada acara inti, yaitu angkat janji para mahasiswi semester dua. Prosesi ini wajib dilakukan seluruh tenaga medis sebelum terjun ke lapangan bertemu pasien sesungguhnya.
"Prosesi angkat janji mahasiswi Akademi Kebidanan Nusantara Indonesia Husada, dipimpin oleh ananda Claudia Putri dan diikuti seluruh peserta," ujar pembawa acara.
Setelah pembacaan ikrar, tim paduan suara pun kembali tampil. Mereka membawakan mars dan himne kampus serta satu lagu bebas dengan aransemen yang indah.
Acara angkat janji ditutup oleh doa dan ramah tamah antara peserta, wali murid juga dosen-dosen.
***Seminggu setelah angkat janji, BEM periode 2014-2015 mengadakan acara Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa. Salah satu pesertanya adalah Cira.
Lamunan Cira yang sedang berdiri di bawah bayangan gedung terberai ketika Dwi, sang senior menyebut namanya.
"Hei... Cira! Kamu kenapa diam aja?" ujar Dwi.
"Eh, maaf, Teh."
"Kita berdua tadi nanya, lho."
"Tanya apa, Teh?" Cira terlihat bingung karena lamunan yang membuat dirinya tidak mendengar perkataan Dwi.
"Kamu kenapa pakai rok? Kan udah jelas peraturannya, suruh pakai celana."
"Oh, saya pakai celana, kok, Teh." Gadis itu menarik rok ke atas hingga terlihat dengan jelas celana olahraga berwarna toska. "Kalau nggak boleh pakai rok, nanti Cira bisa lepas, Teh."
Dwi melarang adik kelasnya melepas rok. Mahasiswi semester empat itu memberikan pertanyaan terkait alasan Cira memakai hijab syar'i. Hal itu dilakukan untuk mengetahui bagaimana karakter juniornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asuhan Bidadari Idaman [End di Bestory]
Fiction généraleTenaga medis merupakan salah satu pekerjaan mulia dan sangat dibutuhkan kebanyakan orang. Tak sedikit pula di antara penerus bangsa yang bercita-cita menjadi petugas kesehatan, salah satunya Ciralva Aizyah, gadis asal Bandung yang berharap bisa berp...