12 💖 Kegiatan

7 4 0
                                    

Bab 12

Diangkatnya Cira menjadi ketua IRMAS di Desa Bojong membawa banyak perubahan. Kegiatan yang sempat vakum beberapa bulan pun kembali diaktifkan. Gadis itu mengarahkan anggotanya untuk melakukan marhaban di musala-musala yang tersebar di setiap blok daerag tersebut.

Putri bungsu Abisatya itu juga kerap membawa anggota remaja masjid  berkunjung ke pesantren-pesantren terdekat untuk mengenal kegiatan para santri. Relasinya yang cukup luas menjadikan Cira lebih muda dalam mengatur program IRMAS.

Setelah lebih dari dua bulan menjabat sebagai pemimpin Ikatan Remaja Masjid, Cira mulai mengatur waktu sedemikian rupa agar kegiatan BEM dan kuliahnya tidak terbengkalai. Belum lagi, dalam satu bulan ke depan ia harus menjalani kesibukan baru sebagai calon bidan.

"Sejak kapan jadi ketua remaja masjid? Perasaan nggak pernah cerita sama aku." Wulan protes pada sahabatnya.

Kedua gadis itu sedang duduk di dalam kelas sembari menunggu dosen Asuhan Kebidanan Persalinan mulai masuk.

"Nggak semua hal harus langsung aku ceritain sama kamu, kan?"

"Iya juga, sih! Tapi, Ra... bukannya kamu udah pegang dua jabatan di kampus? Ketua BEM sama pimpinan paduan suara?"

"Jabatan ketua paduan suara udah mau lengser sebentar lagi. Kan, ada adik tingkat yang nanti menggantikan kita.",

"Lagian... kamu kenapa, sih, mau jadi ketua remaja masjid?" Wulan terlihat tidak setuju.

"Lan... aku, tuh, nggak ada niatan jadi ketua. Jadi... ceritanya ketua remaja masjid itu, kan, ada dua... putri dan putri. Nah, mereka mau nikah. Katanya harus buru-buru lengser. Jadi beliau nyari calon buat menggantikan."

"Kan, ada dua! Masih bisa dipimpin salah satunya, dong."

"Mereka yang mau nikah! Ketua putra menikah sama ketua putri!"

Wulan terlihat terkejut mendengar jawabanku.

"Cinta lokasi, dong?" Wulan terkekeh.

"Ah, itu nggak penting! Jadi... waktu itu udah dapat satu calon ketua putri. Tapi masih sekolah kelas dua SMA. Nggak ada pengalaman apa-apa dan ikut remaja masjid itu belum lama. Kalau aku dari SD kelas enam."

"Waduh... lama juga, ya! Terus?"

"Terus aku, kan, libur kuliah pas awal Ramadhan. Aku ikut kegiatan. Terus ditanya ke mana aja nggak pernah hadir kegiatan? Aku jelasin, dong, habis PBL terus dilantik jadi Ketua BEM dan banyak kegiatan di kampus. Ketua IRMAS-nya bilang dan mohon sama aku untuk mau jadi calon kandidat karena yang remaja dewasa satu-satunya itu cuma aku."

"Terus kamu mau?"

"Itu amanah! Sebelumnya aku udah pikirkan matang-matang, jadi aku mau."

Di tengah obrolan Cira dan Wulan, terdengar suara gadis lain memanggil nama mereka.

"Apa?" tanya Wulan pada temannya setengah berteriak.

"Eta si Cira dipanggil Pak Ujang."

Gadis berkerudung panjang itu segera beranjak dari duduknya. Ia melangkah dengan irama kaki cukup tegas untuk menghadap satpam kampus tersebut.

Setelah berhadapan dengan Pak Ujang, gadis itu diberitahu untuk segera pergi ke ruang tamu kampus. Di sana sudah ada seseorang yang telah menunggunya.
***

Sehari setelah kedatangan seseorang di kampus, Cira meminta anggota BEM untuk rapat.

"Jadi, besok sore kita semua kumpul di halte dan jangan lupa bawa almamater," tegas Cira di akhir rapat.

Asuhan Bidadari Idaman [End di Bestory]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang