◆Part 10 : Another truth◆

24.4K 3.7K 342
                                    

"𝑬𝒏𝒋𝒐𝒚 𝒕𝒉𝒆 𝒑𝒓𝒐𝒄𝒆𝒔𝒔, 𝒇𝒆𝒆𝒍 𝒅𝒆𝒍𝒊𝒈𝒉𝒕 𝒊𝒏 𝒆𝒗𝒆𝒓𝒚 𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝒂𝒏𝒅 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒆𝒗𝒆𝒓𝒚 𝒘𝒐𝒓𝒅𝒔"

Happy reading

━━━━━━━ ♡ ━━━━━━━

Seorang pria dengan seragam kerja coklat nya mengerjapkan matanya pelan, rasanya sangat familiar tapi dunianya masih terasa sedikit berputar.

"Sudah bangun Mr. Josh?" yang dipanggil Josh tersebut masih mencoba mengumpulkan nyawanya, rasanya sangat familiar. Ia mulai mencoba mengumpulkan penglihatannya dengan jelas, seorang pria muda duduk rapi di sampingnya. Dan rasa familiar ini —

"Tebakan anda benar, kita di apartemen dan di kamar anda."

Huh? dengan cepat Josh mendudukkan tubuhnya, melihat sekeliling dan benar saja ini di apartemennya. Ia memegang kepalanya yang masih sedikit berputar.

"Anda tidur sangat nyenyak, sepertinya pekerjaan itu membuat anda tertekan dan kelelahan sampai tidur atau mungkin bisa dibilang pingsan? di dalam mobil orang lain." Pria muda yang duduk disampingnya memberikan segelas air putih untuk menyegarkan nya walaupun ia meminumnya dengan ragu, namun kini rasanya sedikit lebih nyaman.

"Anda harus lebih hati-hati. Bagaimana jika tadi tidak ada saya? anda pasti akan dibawa pergi entah kemana."

"Paman."

"Huh?"

"Panggil saya Paman, Juna."

Juna terbelalak, bagaimana Josh bisa mengetahui namanya?

"Saya sudah mengingatmu, anak dari Vivian, kan?" Josh menjawab kebingungan Juna dan Juna pun hanya bisa mengangguk pelan, "baiklah paman."

"Tapi bagaimana bisa berada di apartemen ku?"

"Jangan remehkan kekuatan supir kita tadi dan juga bantuan ku. Masuk ke sini dengan bantuan pemilik apartemen, aku meminta cadangan kunci dan menyuruhnya menunjukkan nomor ruangan paman," Juna mengeluarkan sesuatu dari sakunya, " ini kuncinya."

Josh hanya bisa bungkam. Mungkin bisa ia akui pria muda di sampingnya ini sangat cerdas, ia bahkan bisa menebak pertanyaan dalam benaknya sebelum dilontarkan.

"Tanpa basa-basi, karena Juna juga ada urusan lain. Juna akan jelaskan tujuan ingin bertemu denganmu."

"Baiklah, aku mendengarkan."

"Jawab dengan jujur, karena aku dapat membedakan mana seseorang yang sedang berbohong dan mana yang sedang jujur."

Josh hanya mengangguk. Ia tahu pria muda disampingnya ini akan berbicara serius jika dilihat dari sorot matanya yang benar-benar tidak bisa diajak sedikit bersantai. Jadi lebih baik baginya untuk mengikuti alur.

"Sebelumnya, apa yang terjadi dengan paman? mengapa paman berada di Amerika dan malah menjadi pelayan?" Lagi-lagi Josh tidak terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan. Tentu saja, pria muda di depannya ini adalah anak dari seseorang yang ia kenal. Sebelum nya Josh menghela nafasnya, memutar balik kenangan dalam memorinya, memunculkan jawaban dari otaknya.

"Papamu memiliki pengaruh besar dalam perusahaan paman. Investor ku ditarik olehnya, semua saham di pindahkan dan hutang harus tetap dibayar. Dalam konteks lain, paman bangkrut." Josh menatap Juna yang penuh dengan sorot mata tajam, sangat mirip sang ayah.

"Entah dia baik atau tidak, tentunya saat bangkrut paman yang tidak memiliki apa-apa dan siapa-siapa akan hidup luntang-lantung. Tapi dia menawarkan hidup di Amerika dan memberi beberapa uang untuk menjauhi—" sedikit terhenti, namun dengan pasti Josh tetap melanjutkan perkataan, "—keluargamu. Maka dari itu, Paman tidak pernah lagi berada di Indonesia. Uang juga hanya cukup untuk menghidupi hidup disini, tidak cukup membeli tiket pulang. Lagi pula paman sudah nyaman disini."

Pelukan Untuk JianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang