◆Part 33 : let me stay for a while◆

19.6K 3.3K 232
                                    

"𝑬𝒏𝒋𝒐𝒚 𝒕𝒉𝒆 𝒑𝒓𝒐𝒄𝒆𝒔𝒔, 𝒇𝒆𝒆𝒍 𝒅𝒆𝒍𝒊𝒈𝒉𝒕 𝒊𝒏 𝒆𝒗𝒆𝒓𝒚 𝒄𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 𝒂𝒏𝒅 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒆𝒗𝒆𝒓𝒚 𝒘𝒐𝒓𝒅𝒔"

Happy reading

━━━━━━━ ♡ ━━━━━━━

Song recommendation
"Ama No Jaku"

━━━━━━━ ♡ ━━━━━━━

Bagi Jeff, tak ada yang lebih penting daripada memberikan kebahagiaan untuk anak bungsunya sekarang.

Walau mungkin, dirinya tak pantas lagi dipanggil orang tua. Tapi perasaan takut kehilangan itu kini nyata, sangat nyata hingga mungkin akan merobek kan hati ketika mengingat bagaimana masa lalu anak bungsunya yang begitu kelam.

Tak banyak yang bisa dia lakukan, selain memberikan apa yang seharusnya ia berikan dan memohon keajaiban pada sang maha kuasa. Walaupun kemungkinan terbesarnya, doanya pun pasti akan sangat mustahil untuk dikabulkan mengingat dirinya yang begitu jahat.

Dan kini, kembali pada saat Jeff tengah mencoba untuk berusaha lagi-lagi kabar menyakitkan datang. Cepat-cepat Jeff bergegas pergi mendatangi anak bungsunya di kediaman lamanya.

Kediaman yang menjadi saksi bisu kerumitan dunia orang dewasa. Kediaman yang menjadi bukti dimulainya kekelaman dunia anak-anaknya.

Sebenarnya, Jeff ingin berada disana, di tengah-tengah keluarganya lagi. Tapi sekali lagi, siapa yang akan menerima dirinya yang begitu kejam? Bahkan anaknya sendiri pun membenci keberadaannya.

Jeff berlari terengah-engah memasuki rumah sebelum menangkap siluet Juna dan Kun yang keluar dari kamar. Diluar pun sudah ada Jovan dan Jerian yang terlihat sama khawatirnya.

"Jadi bagaimana?" Tanya Jeff panik. Jeff baru saja akan pergi mengunjungi anaknya, namun ternyata dirinya lebih dulu dikejutkan dengan berita si bungsu yang memuntahkan makanan kemudian secara mengejutkan juga memuntahkan darah, membuat seisi rumah panik.

Juna meninggalkan tempat tanpa ingin melihat Jeff, seakan menyuruh Kelvin yang menjelaskan. Jovan dan Jerian mengikuti arah sang kakak yang berakhir duduk di sofa dengan menumpukan wajahnya pada kedua tangannya.

Kelvin menghela nafas panjang, "Kita perlu membawanya ke rumah sakit lagi untuk mengetahui apa yang terjadi secara rinci."

"Ya terus? kenapa tidak langsung dibawa?" protes Jeff ketika melihat tim medis yang datang ke rumahnya terlihat tak berniat membawa anaknya ke rumah sakit.

"Jian tidak mau."

"Ha—apa?!"

Juna berdiri dari duduknya, menatap lekat-lekat papanya.

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

"Boleh tidak Jian menghabiskan waktu dirumah sebentar saja?"

"Tapi Ji-"

"Kak, sebentar saja. Masa baru pulang harus kerumah sakit lagi."

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ

Pelukan Untuk JianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang