[2] Definisi keluarga

10.5K 1.3K 188
                                    

"Ini beneran tidur di luar?" Tanya Caca sambil memperhatikan bantal sama selimut di kedua tangan.

Sebelum menatap mas Mark nggak percaya dengan mulut membulat dan mata melotot lucu. Seolah menuntut keadilan sebagai seorang istri sah.

Sedangkan Mark bersender pada sisi pintu sambil bersidekap dada. Terus mengangguk berulang - ulang dengan wajah tanpa dosa.

Menatap sedikit ke arah jam dinding ruang tengah apartemen. Setelah itu menutup pintu kamar rapat, udah malem nanti Zeyu bangun kalo brisik.

Berjalan pelan menuju ruang kerja meninggalkan Caca yang masih syok nggak percaya. Sebelum Caca ikut berjalan membuntuti mas Mark dari belakang.

"Mas mau kemana? masa Caca tidur di luar sih." Ucap Caca setengah merengek sambil memeluk bantal tadi yang Mark kasih.

Ini kan malam pertama, masa nggak ada adegan enak - enak. Minimal tidur berdua sambil pelukan, cerita - cerita yang sering Caca baca juga gitu kok.

Padahal mereka nikah paksa juga.

Mark memutar bola mata malas ngga mau repot-repot gubris omongan dari Caca. Malah sekarang dia udah mau masuk ke dalam ruang kerja, kalo aja lengan piyama Mark ngga di tarik paksa.

"Apa sih?" Tanya Mark sambil berbalik badan, menatap Caca kesal.

Sedangkan Caca sudah menundukkan kepala dengan bibir mencebik. Dia ngga mau bobo di luar, selain dingin Caca juga takut.

Lagian ini kan tempat baru buat Caca, apa Mark tega?

"Caca ngga mau bobo di luar, n-nanti nanti kalo ada setan gimana? kalo banyak nyamuk?" Ucap Caca dengan nada melas sambil masih menunduk.

Tangan milik Caca semakin meremat erat lengan piyama milik Mark, saat tiba - tiba wajah hantu kuntilanak melintas gitu aja di pikiran.

Sedikit melirik ke arah ruang tengah yang gelap karena lampu udah di matiin. Sebelum terpejam erat dan langsung saja berjalan mendekat ke arah tubuh Mark.

Mark saat melihat tingkah Caca cuma mendengus sebal, ngga nyangka dia nikahin bocah. Bahkan Zeyu yang bener - bener bocah aja berani tidur sendiri.

Apartemen milik Mark sebenernya memiliki dua ruangan. Satu kamar utama dan satu ruang kerja yang kadang merangkap jadi tempat tidur sementara.

Bahkan di ruang kerja ada kasur busa ukuran sedang dengan bantal serta selimut. Mengingat kadang - kadang Mark harus lembur untuk menyelesai kan berbagai kerjaan.

Tapi untuk Caca entah kenapa masih terasa asing bagi Mark, sedangkan Zeyu ngga bakal mau tidur seranjang sama orang yang baru kenal.

Anaknya rewel omong - omong.

Maka dari itu jalan satu - satunya untuk sementara waktu, Caca bobo di sofa ruang tengah.

"Sini masuk cepet." Ucap Mark sebelum merengkuh kedua bahu milik Caca dengan lengan.

Mark ngga tega liatnya, jadi berusaha menurunkan ego. Lagian tidur di kursi kerja ngga buruk, paling besok salah bantal.

Menutup pintu ruang kerja sebelum menarik tangan Caca supaya ikut dia ke arah kasur busa. Jangan tanya Caca bagaimana, kedua pipi Caca bersemu merah dengan detakan ngga normal.

Mas Mark ΩTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang