[7] Studi wisata

7.8K 1.1K 130
                                    

Seminggu setelah acara pentas seni adek, sekolah tk mengadakan studi
wisata ke kota malang. Bertepatan dengan itu, sore ini mas Mark juga ada penerbangan menuju malang.

Karena besok adalah syuting perdana untuk film yang di garap Mark. Jadi dia harus ikut berpartisipasi, supaya produksi film dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan di awal.

Maka dari itu bisa di tebak, kalo adek udah cemberut. Walaupun memilik tujuan sama, tapi tetap aja mereka berpisah tempat wisata.

Liat aja sekarang adek lagi main pou di hp papa, sebagai bentuk protes dan ngambek.

"Adek, papa mau berangkat." ucap Mark sambil mengadahkan tangan meminta hpnya balik.

Adek mendongak menatap sang papa dari sofa ruang tengah, sebelum balik badan menghadap bantal sofa. Bodo amat, pou lagi tipes karena kurang kasih sayang.

Merasa tercueki membuat Mark yang udah rapi, beranjak bangun dari kursi meja makan. Berjalan cepat menuju adek, terus tanpa aba menggelitik perut berbalut kaos pink itu.

"Aduh! ahahah ampun papa jangan gelii ahaha." pekik adek sambil terus berusaha menyingkirkan tangan besar papa.

Mark terkekeh keras, "Adek nakal! adek nakal."

"Maaf papa ahahah." ucap adek di selingi tertawa sebelum menggeliat seperti ulat bulu.

Setelah itu adek memeluk hp papa erat, berusaha kabur dengan kedua kaki menendang - nendang tangan milik papa. Sampai akhirnya adek berhasil turun dari sofa, langsung aja dia berlari menuju mama.

Mencari perlindungan.

"Mamaaa tolong adeeekk." ucap adek Zeyu sambil berlari sesekali menoleh ke belakang, menatap wajah psikopat papa.

Sedangkan Caca cuma bisa geleng - geleng kepala ngeliat itu, udah merasa biasa kalo sepasang papa - anak ini sebentar akur nanti balik lagi.

Kaki Caca kembali manjadi tempat berlindung adek. Dia lagi cek ulang koper mas Mark di atas meja makan, siapa tau ada yang ketinggalan.

"Adek sini, mau papa kelitikin lagi ya hah." kata Mark sebelum berusaha menangkap lengan atas adek.

Adek tertawa lebar sambil menggeser badan untuk mengindar, semakin memeluk kaki mama erat saat papa hampir berhasil mengambil hp tadi.

"Mas, celana dalem udah?" tanya Caca sambil melipat kembali kaos polos karena kurang rapi.

Mendengar itu muka Mark tiba - tiba memerah padam, terus mengangguk lirih. Sampai ngga fokus ke adek lagi malah memalingkan wajah, ya mikir lah anjeeng.

"O-oh oke." balas Caca agak canggung sehabis ngeliat reaksi mas Mark.

Menutup koper sebelum menarik resleting dengan rapi. Menurunkan hati - hati dari atas meja, setelah itu mengusap rambut hitam adek.

Caca menundukkan kepala seperti biasa memberikan pengertian kepada adek, "Jangan gitu sama papa, nanti kalo kita ngga bisa vc papa gimana?"

"Papa ikut kita aja." cicit adek sambil mengusak kepalanya ke kaki mama.

Setelah Caca pikir ada benernya juga apa kata adek, lagian sama - sama ke malang walaupun beda tujuan. Tapi tetep aja sama, sekarang dia menatap mas Mark meminta negosiasi.

"Gimana?" tanya Caca.

Mark menggelengkan kepala, "ngga bisa, agak susah."

Mendengar omongan papa membuat adek bener - bener ngambek. Emang sehari adek ngga drama, pasti ngga seru.

"Benci papa."

.
.

--+++--

Mas Mark ΩTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang