[16] Main tik tok

9.8K 1.2K 261
                                    

Entah sudah berapa lama Caca duduk selonjoran di pinggir ranjang, ke-dua mata bulat itu sesekali berkedip lelah saat sedang asik skroll akun gosip di Instagram. Tetapi jari-jari milik Caca tetap semangat mencari thumbnail nama-nama dia dan mas Mark.

Saat ini Caca sedang berada di dalam kamar milik mas Mark. Setelah mandi dan makan malam, Caca memutuskan untuk istirahat sebentar mumpung si adek lagi asik main.

Rebahan dengan tumpukan bantal di bawah punggung, apalagi sekarang dia memakai daster emak-emak milik mami Tya. Karena ternyata Caca lupa membawa ganti untuk diri sendiri, tapi ngga papa rasanya nyaman.

Serasa adem, nikmat dunia udah.

Sebelum tiba-tiba hp milik Caca di tarik paksa, membuat Caca panik dan ngga terima. Setelah itu menatap sang pelaku dengan garang, dahi mengerut dan bibir maju beberapa senti.

Sedangkan Mark sebagai pelaku ngga peduli, menatap hp Caca sambil tetap mengusak rambut basah nya dengan handuk, karena kepo lagi menonton apa si Caca.

"Mas, sini balikin." ucap Caca sambil menarik-narik celana pendek addidas milik Mark.

Mark menatap layar hp dan raut Caca secara bergantian, sebelum melempar hp tadi ke atas kasur dengan keras. Itu sukses membuat Caca terkejut, mata Caca melotot kaget sambil menoleh ke arah hp jatuh.

Dan untung nya ngga mental.

"Jangan baca begituan." ucap Mark sambil melempar handuk ke atas ranjang, sebelum mendorong bahu Caca. "Sanaan geser dikit."

Langsung saja Caca menggeser posisi tubuh sedikit ke tengah, setelah itu menggerutu kesal dalam hati. Apalagi saat mas Mark melempar anduk yang basah ke atas kasur, ya ampun.

"Mas jangan di biasain dong, kalo habis mandi handuk nya jangan taro di atas kasur." kata Caca kesal sambil ingin beranjak berdiri.

Tapi sebelum Caca akan menggeser tubuh kembali, pinggang milik Caca sudah di peluk erat oleh Mark. Perut gembul Caca di tepuk-tepuk beberapa kali, setelah itu di pencet-pencet.

Merasakan hal tersebut membuat pipi Caca memerah panas, seluruh tubuh serasa merinding ngga enak. Padahal ini bukan kali pertama lagi buat Mark menyentuh Caca.

"K-kenapa di pencet-pencet melulu sih." ucap Caca heran karena setiap lagi berdua begini, mas pasti mainin perutnya terus.

Seketika Mark melepaskan pelukan dan berhenti meremas, itu membuat Caca reflek menolehkan kepala. Takut kalo dia salah mengucap atau bahkan mas menjadi marah.

Tapi yang di dapat Caca saat ini malah tatapan menggoda, sebelum tiba-tiba mas Mark menepuk kedua paha milik nya dua kali.

"Duduk sini." ucap Mark setelah itu menyandarkan punggung pada kepala ranjang.

Caca melotot heran, dia ngebug.

"Eh?"

Sampai-sampai ngga paham sama ucapan Mark tadi, membuat Mark di sana berdecak kesal sebelum tangan milik nya menarik tangan Caca.

Sehingga sekarang Caca sudah berada di atas pangkuan mas Mark, dia bisa merasakan hangat kulit paha berbalut celana pendek itu. lalu beberapa saat kemudian Caca tersadar, kepala Caca mendongak menatap mas Mark.

Yang saat ini sedang balik menatap nya.

"Eh?" latah Caca lagi.

"Lo kenapa sih?" tanya Mark heran.

Caca menggelengkan kepala sebelum menganggukkan kepala, "Eh boleh peluk ngga?"

Mark terdiam sebentar setelah itu menahan tawa, "Sini-sini."

Mas Mark ΩTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang