11.perhatian

1.5K 117 4
                                    

Setelah menongak saat awan bertanya ke padanya,aulia hanya diam menatap awan.

Hingga mereka teralih kan dengan leon dan gilang yg membawa pesanan mereka.

Dan mereka mulai makan sedang kan gilang atau pun para abang aulia sesekali melirik ke arah aulia yg makan tanpa minat.

Brak

Seseorang tiba tiba datang dan memukul meja membuat galih,leon tama tersedak.

"Ukukuk bangke "umpat leon

Membut mereka melihat ke arah orang yg memukul meja.

Satu kata "jalang "yg terpikirkan saat melihat orang yg memukul meja.

"Eh lo mending pergi deh gue mau duduk sama gilang"ujur viona ke aulia orang yg memukul meja.

Sedang kan aulia menatap tanpa  minat melanjutkan makanya yg tertunda.

"Eh lo,lo budek ya gue mau duduk sama pacar gue minggir gak"ujur viona lagi.

Aulia yg mutnya tidak baik karna lelah iya langsung melihat viona dan kacung nya.

Aulia menoleh ke gilang dkk"di antara kalian ada yg pacar mereka??"tanya aulia dan di balas gelengan semuanya.

"Si liat gak ada pacar lo di sini jadi mending pergi "usir aulia

Hal itu membuat viona dkk malu dan membuat seluruh penghuni kantin menatap cengok aulia yg berani melawan viona dkk sik Queen buliying.

"Kurang ajar lo"ujur viona

Plak

Viona menampar wajah aulia dan menarik rambut aulia kasar membut aulia yg awalnya pusing menjadi tambah pusing.

Sedang kan gilang dkk terkejut dan langsung berdiri,bahkan awan dan gilang sudah mau membantu tapi terhenti karna suara aulia

"Jangan ikut campur "ujur aulia dingin.

Iya langsung menghentakan tangan viona dari rambutnya.
Memegang kepalanya yg berdenyut nyeri.

Aulia bangun dari duduk nya setelah meminum air mineralnya.
Iya lalu memandang tajam viona mengeluarkan sisi gelapnya membuat orang di sekitarnya merinding melihat aura yg dikeluarkan aulia.

"Pernah dengar pepatah orang yg tidak pernah marah jauh lebih menyeram kan dari orang pemarah"tanya aulia dengan nada rendah membuat viona takut tapi tetap berusaha sok kuat.

"Ya kenapa ha"ujur viona ngegas berusaha menghilangkan takutnya.

"Pintar"puji aulia sambil tersenyum miring membuat yg lainya meneguk kasar.

"Selama ini gue diem sama perlakuan lo"ujur aulia berjalan mengitari viona dengan bersedekap dada.

"Tapi sekarang tidak akan"ujur aulia sambil menekankan  kalimat akhirnya.

Aulia berjalan ke arah salah satu meja di dekatnya mengambil nampan di meja tersebut.

"Gue pinjem ya"ujur aulia pada siswi yg mengenakan nampan tersebut sambil meletak kan pesanan siswi tersebut di meja.

"Satu tamparan harus dibalas dengan sepuluh tamparan"ujur aulia.

Aulia menyentuh ujung bibirnya yg ternyara berdarah.

"Dan satu tetes darah harus bibayar satu aliran darah"ujur aulia.

Iya mendekati viona sambil menghitung.

"Satu"

Plak
Plak
Plak

"Itu untuk tamparan tadi"ujur aulia sambil menampar viona dengan nampan tersebut.

Transmigrasi Gadis Penuh KejutanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang