Chapter 21

4K 378 20
                                    

WARNING!
HERE IS THE 18+ AREA

uhuk-uhuk!

update lagi hahahah

uhuk-uhuk!

bosen banget plsss, makanya nulis Travieso aja, biar cepet kelar xixixi

eiiiitttsss!!! sebelum baca jangan lupa vote, komen sama follow😔❤️

selamat membaca!

.
.
.
.


Sejak tadi Aeri tidak benar-benar tertidur, sekarang ia merasa ada seseorang yang masuk ke dalam kamarnya—meskipun kedua matanya masih tertutup. Ia enggan membuka mata, sebab ia takut atas kenyataan beberapa waktu yang lalu menyerangnya lagi. Ia berharap bahwa ia bisa tinggal di dalam mimpi yang jauh lebih indah dari kenyataannya.

Sementara itu, seseorang yang masuk ke dalam kamarnya perlahan mulai mendekatinya. Samar-samar Aeri mendengar benda seperti besi yang menimpa keramik, disusul dengan gemerisik pakaian yang saling bergesekan.

Dalam beberapa detik, berat tubuh seseorang itu menekan permukaan kasur di belakanganya, lalu masuk ke balik selimut dan memeluknya dari belakang. Sontak aroma tubuh yang sangat dikenalnya itu menerpa indra penciumannya.

Jungkook.

Jeon Jungkook ada di sana, di kasurnya, mereka berada di bawah selimut yang sama. Pria itu memeluknya erat dan membenamkan wajahnya pada ceruk leher Aeri, menghirupnya dalam-dalam.

Aeri membuka mata, membiarkan air matanya mengalir. Segala kekesalan dan kekecewaannya seolah ikut mengalir keluar dan membasahi bantalnya. Ia tidak mengerti, apakah ini tangis kesedihan atau justru tangis kerinduan sebab kembali merasakan pelukan Jungkook setelah sekian lama.

"Maaf," gumam Jungkook kala menyadari bahwa Aeri terjaga. "Maafkan aku, Aeri."

Aeri membalikkan tubuhnya menghadap Jungkook, mengalungkan lengannya pada leher pria itu, menyatukan bibir Jungkook dengan miliknya sendiri. Saat Jungkook mulai memagut bibirnya, Aeri membuka mulut, membiarkan pria itu menjamah setiap sudut bibirnya.

"Aeri?" panggil Jungkook menarik diri.

"Tolong jangan sekarang, kumohon," ucap Aeri berbisik.

Aeri mendorong tubuh Jungkook untuk berbaring, begitupun juga dengannya. Aeri mengecup leher, rahang dan bibir Jungkook dengan perasaan frustasi.

Ciumannya kali ini terasa asin, karena air mata Aeri terus mengaliri pipinya. Sementara Jungkook, ia membiarkan dirinya dicurahi dengan semua emosi yang diberikan Aeri melalui kontak tubuh wanita itu.

Sebelah tangan Jungkook berada di pinggang Aeri, menjaga wanita itu agar tetap berada di atas tubuhnya, sementara sebelah tangannya yang lain terbenam pada helai rambut Aeri, membelainya dan menuntunnya dalam ciuman yang sepertinya lama tidak dirasakannya.

Aeri kemudian menegakkan tubuhnya, melepas gaun tidur yang dikenakannya, menampakkan tubuh polosnya yang hanya tinggal mengenakan segitiga mungil yang menutupi bagian intimnya.

Mata Jungkook menggelap melihat apa yang diperlihatkan oleh Aeri. Sontak ia memberikan kecupan basah di sepanjang leher Aeri.

Tidak ada yang berbicara, yang terdengar hanyalah lenguhan pelan dan desahan parau dari tenggorokan keduanya. Mereka saling menyentuh dan membelai dengan tangan dan lidah mereka, hingga tubuh Jungkook sama polosnya di bawah godaan jemari Aeri.

Travieso [M]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang