Merry Christmas and New Year, guys❤️🎄🎇
jiakhhh, cover baruuu hehe semoga awet deh covernya!!
happy reading 💖
-
"Kau juga menyakitiku, Park Aeri-ssi."A
eri menatap ekspresi wajah Jungkook yang terlihat frustasi. Sepasang netra itu terlihat bahwa ada kekecewaan di dalam sana, sesuatu yang tidak bisa Aeri tanggung sendiri.
Aeri tetap berdiri di sana, menatap Jungkook yang tengah menundukkan kepalanya, ia dapat merasakan hatinya hancur hingga puing terkecil. "Maafkan aku," ucapnya diiringi dengan cairan bening yang mengalir di kedua pipinya.
Sejemang Jungkook mengangkat kepalanya, ia tersentak melihat Aeri menangis, sebab baru kali ini ia melihat wanita di hadapannya itu menangis. Tangannya terangkat untuk menghapus air mata Aeri.
"Hei? Jangan menangis," ucap Jungkook lalu menarik Aeri ke dalam dekapannya.
Sementara Aeri, ia menghirup aroma tubuh Jungkook yang dirindukannya selama beberapa hari ini. Ia mencengkram punggung jaket pria itu dan memejamkan mata. Semenit saja. Ia akan membiarkan dirinya menikmati ini selama satu menit penuh. Hanya satu menit.
Perhatian Jungkook tertuju pada puncak kepala Aeri yang berada dalam ceruk lehernya. Sontak ia mengeratkan pelukannya, membuatnya ingin menyimpan Aeri di dalam kamar untuk dirinya sendiri, memonopoli serta memisahkannya dari dunia luar.
Di tengah-tengah perasaan mereka yang membuncah satu sama lain, Aeri mengangkat wajahnya dari dada pria itu dan mendongakkan kepala. Menatap ekspresi sedih Jungkook, wanita itu memaksakan sebuah senyum kemudian melepaskan diri dari kenyamanan pelukan Jungkook.
"Aeri?" panggil Jungkook dengan suara lirih.
Tanpa menghiraukan panggilan Jungkook, Aeri menghirup napas dalam dan berbalik. Ia berjalan menuju lift yang akan membawanya naik ke lantai atas tanpa sekalipun menoleh ke arah Jungkook.
"Pernahkah kamu mencintaiku?" tanya Jungkook lantang. "Aku pernah bilang, bahwa aku belum bisa mengatakan kalau aku mencintaimu, tapi aku salah," lanjut pria itu lagi. "Aku salah, karena jauh sebelum aku mengerti apa itu cinta, aku sudah sangat mencintaimu."
Jungkook dengan langkah besarnya, menarik pinggul Aeri. Ia mendekatkan tubuh mereka dan menyandarkan dagunya tepat di pundak kanan Aeri, dengan lembut memeluk perut wanita itu seakan ingin menenggelamkan tubuh Aeri ke dalam tubuhnya sendiri.
"Apa kau tidak ingin menjawab pernyataanku, hm? Apa aku tidak berhak mendapat jawaban atas perasaanku?"
Aeri tidak menjawab. Ia tidak ingin menjawab dan ia juga tidak bisa menjawab perasaan Jungkook. Tidak peduli bagaimanapun ia ingin pria itu meninggalkannya dan pergi, ia tidak akan pernah bisa berbohong kepada pria itu.
Aeri menangkupkan tangannya yang sedikit gemetar ke punggung tangan yang lebih besar darinya itu. Dengan perasaan pilu Aeri melepaskan pelukan Jungkook dari tubuhnya.
"Maafkan aku." Aeri berbisik dan melangkah menjauhi Jungkook dengan langkah yang cepat.
"Aeri!" seru Jungkook menahan pintu apartemennya. "Jangan lakukan ini," pinta Jungkook dengan suara sarat emosi. "Bilang kalau kau mencintaiku, dan aku akan berjanji- semuanya akan baik-baik saja!"
Aeri menggelengkan kepalanya keras. "Maafkan aku."
Jungkook memandang kedua mata yang ia tahu akan selalu terpatri dalam ingatannya itu kemudian menurunkan tangannya, tidak lagi menahan pintu yang dengan pelan berayun menutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Travieso [M] ✔
FanficTidak ada yang menyangka bahwa sebuah sentuhan bisa membuat mereka berdua saling mempelajari apa yang tidak pernah mereka dapatkan dalam buku manapun. Tidak dengan Jungkook dan juga Aeri. DON'T BE A GHOST READER ‼️ (i beg u) © 2020