Chapter 08

6.6K 514 37
                                    

Jungkook sudah kembali lagi di ruang tamunya, sementara Aeri hanya bisa menghela napas pasrah, sekarang pria itu memiliki akses penuh menuju apartemennya. Mengingat pertemuan pertama mereka, Jungkook juga memaksanya untuk memberitahu password apartemennya.

"Bawalah jaketmu."

Aeri mengangguk, lalu kembali masuk ke kamarnya dan keluar dengan membawa sebuah jaket hitam yang jarang dikenakanya.

"Kita akan berangkat dengan motorku," ujar Jungkook seraya menunjuk ke arah motor yang terparkir di sudut basement dengan dagunya.

"Aku tidak yakin dengan itu, Jeon."

Jungkook menyeringai dan menarik wajah Aeri ke arahnya, lalu melumat bibir wanita itu. Ia senang ketika Aeri tidak sengaja menyebut marganya, memberinya sebuah alasan untuk melumat bibir ranum itu.

Aeri mengerjapkan matanya dan melangkah mundur. Ia menoleh ke sekitar mereka untuk memastikan bahwa tidak ada yang melihat ciuman mereka, karena hal itu akan menimbulkan skandal yang rumit.

Jungkook terkekeh melihat reaksinya. "Tidak ada orang lain selain kita di sini, Aeri."

Aeri memberikannya tatapan tajam. Namun tatapan itu sia-sia, karena Jungkook lebih tertarik memandang bibir merah Aeri yang penuh karena ciumannya.

"Ada CCTV di sini!" geram Aeri marah.

"Apa artinya aku boleh menciummu kalau tidak ada CCTV?"

"Tidak."

Jungkook tidak membalas ucapan Aeri, justru ia menggandeng tangan wanita itu. Ia berjalan menuju motornya dan memberikan helm kepada Aeri.

Aeri menggeleng. "Aku tidak ingin naik motor," jawab Aeri.

"Takut?" tebak Jungkook menahan senyum. Ia sudah dapat melihat jawabannya ketika netra Aeri memancarkan kepanikan.

"Tidak," bantah Aeri.

"Kalau begitu, tidak ada alasan untuk tidak naik motorku," jawab Jungkook.

Aeri mengatupkan bibirnya. Ia tidak takut naik motor, hanya saja ia belum pernah naik kendaraan itu seumur hidupnya. Dan seharusnya Aeri tidak menyetujuinya. Mereka bisa pergi dengan mengendarai mobil.

"Kita ke mana?" tanya Aeri saat ia sudah duduk di belakang pria itu.

"Restoran," jawab Jungkook. Kemudian ia meraih kedua tangan Aeri agar perpegangan erat pada pinggangnya sebelum memacu motornya keluar dari basement.

Diam-diam, Jungkook menikmati rasa tubuh Aeri di punggungnya. Ia juga tidak keberatan dengan pelukan erat kedua lengan wanita itu di perutnya. Akan lebih baik jika wanita itu sedikit menurunkan tangannya.

Melintasi jalan kota yang lenggang, tidak butuh waktu yang lama bagi Jungkook untuk menghentikan motornya di depan restoran.

Setelah mematikan kendaraannya, Jungkook melepaskan helm yang dikenakannya. Ia tidak beranjak dari posisinya, karena Aeri masih memeluk erat pinggangnya, membuat Jungkook tersenyum kepada dirinya sendiri.

"Kita sudah sampai, Aeri," ucap Jungkook.

Aeri menolehkan kepalanya seakan-akan baru menyadari sekelilingnya. Ia segera turun dari motor Jungkook dan hampir terjatuh karena kehilangan keseimbangan, namun tangan kokoh pria itu segera menahan lengannya.

Jungkook melepaskan helm yang dikenakan oleh Aeri. Lalu meraih jemari Aeri dan menggenggamnya dengan hangat, mengajak wanita itu masuk ke dalam restoran.

"Kau punya saudara?" tanya Jungkook.

Aeri memasukkan potongan daging yang telah dipotong ke dalam mulutnya seraya mengangguk. Ia terlalu lapar untuk menjawab pertanyaan Jungkook dengan kata-kata.

Travieso [M]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang