Prologue

15.8K 652 7
                                    

"Baiklah, pertemuan hari ini selesai!" ucap Aeri siang itu.

Satu per satu klien yang mengikuti rapat mulai berjalan meninggalkan ruangan. Aeri sendiri mulai merapikan buku dan beberapa berkas perusahaan yang sekiranya penting, lalu menyimpannya di dalam rak di sudut ruangannya.

Dari sudut mata, ia melihat presensi pria dengan beberapa map di tangannya. Setelah pria itu tiba di hadapannya, Aeri sudah bisa menebak apa yang ingin pria itu katakan—bahkan sebelum bibir tipis itu terbuka.

"Sekretaris Park, mengenai batas waktu laporan-"

"Batas waktunya adalah pagi ini, Taehyung-ssi," potong Aeri tanpa menoleh menatap lawan bicaranya yang bernama Kim Taehyung itu. "Utamakan pekerjaanmu dahulu. Dan berhentilah bermain-main dengan wanita di kelab."

"Sekretaris Park, tolonglah!" Tanpa mendengar Taehyung, Aeri menyambar tasnya lalu beranjak menuju basement. "Kau tau? Aku butuh waktu semalaman hanya untuk menyelesaikan laporan sialan ini," protes Taehyung seraya mengiringi langkah Aeri yang terlampau cepat.

"Kau terlambat empat jam, Tuan Kim. Tidak ada alasan bagiku untuk menerima keterlambatanmu. End of discussion," jawab Aeri, kemudian mempercepat langkahnya menuju range rover merah miliknya.

Ketahuilah, tidak mudah bagi Aeri untuk berusaha agar tidak luluh pada permohonan Taehyung, kendati pria itu adalah temannya saat masih duduk di bangku sekolah dasar hingga sekarang. Meskipun ... kau tahu? Taehyung lebih tua dua tahun darinya.

Aeri membuka pintu mobilnya dan menatap tajam ke arah Taehyung. "End of discussion, Kim. Apa kau tuli?"

Taehyung menekuk wajahnya dan menghela napas ketika Aeri menancap gas dan meninggalkannya.

"Beginilah resiko mempunyai teman sedingin es di gunung fuji," gumamnya, lalu mengacak rambutnya frustasi seraya membawa atensinya untuk menatap mobil Aeri yang semakin mengecil ditelan jarak.

Park Aeri memang dikenal sebagai wanita tanpa ekspresi dan memiliki pribadi yang dingin di perusahaan. Sudah empat tahun terakhir ini ia bekerja di KSJ Company, salah satu perusahaan besar di Korea.

Taehyung membawa ingatannya ke masa sekolah dulu. Teman-teman di sekolahnya seringkali mengejek bahwa Aeri hanya memiliki tiga ekspresi; ekspresi datar, ekspresi dingin dan ekspresi marah. Dan sekarang, Taehyung menyadari bahwa ia sedang mendapatkan ekspresi marah wanita itu. Dan ia lebih memilih Aeri tidak memberikan ekspresi apapun atau bahkan ekspresi dinginnya, itu akan lebih mudah dihadapi. Daripada mendapatkan kemarahannya seperti sekarang.

"Kenapa aku harus berteman dengannya?"

Sial! Maki Taehyung dalam hati.

***

Jeon Jungkook. Adalah salah satu teman kerja si Kim Taehyung di KSJ Company. Ia memiliki wajah maskulin yang selalu berhasil menarik perhatian orang lain, baik laki-laki atau perempuan. Itu terbukti dari tatapan yang selalu dilemparkan ke arahnya setiap kali ia melewati lorong gedung perusahaan yang begitu luas.

Meskipun begitu, Jungkook tidak terlalu memikirkannya. Berkebalikan dengan isi kepala orang lain, ia bukanlah seorang yang suka berganti wanita setiap malam seperti si brengsek Taehyung, lantaran ia memiliki kepribadian yang ramah sekaligus spontan. Tetapi di sisi lain Jungkook bukanlah sosok yang baik, ia juga pernah merasakan kenakalan—setelah mengenal Kim Taehyung.

Karena personalitasnya yang ramah pula, itu sudah jelas sekali tidak membuatnya kesulitan dalam mencari kekasih. Selalu saja ada wanita yang menawarkan diri untuk menjadi kekasihnya atau bahkan bermalam dengannya. Dan mengingat Jungkook adalah pria normal, tentu saja ia pernah memanfaatkan kelebihannya itu sendiri. Licik sekali, bukan?

Jungkook tersenyum menggoda menanggapi tatapan memuja dari beberapa rekan kerja (wanita) yang berpapasan dengannya. Ada kalanya, sifat seperti itu membuatnya terkesan liar dan nakal, selebihnya Jungkook tidak perlu repot-repot untuk meluruskannya.

Tungkainya membawanya ke kafetaria gedung perusahaan yang sedang ramai, mengingat sekarang adalah jam makan siang. Netranya menemukan Taehyung di sana.

"Hyung?" sapanya mengejutkan si Kim. Sayang sekali, ia hanya mendapat seulas senyum dari temannya itu. Baiklah, sesuatu telah terjadi. "Ada apa?" tanyanya begitu ingin tahu.

"Laporanku ditolak Sekretaris Park. Dia tidak mau memberikan tambahan waktu, sampai-sampai hasil kerjaku semalam sia-sia," ujar Taehyung lesu.

Cih, si brengsek ini melemah hanya karena Sekretaris Park, batin Jungkook dalam hati.

Dahi Jungkook mengerut. "Bukankah laporanmu sudah selesai?" tanyanya memastikan. Namun hanya dibalas gumaman oleh Taehyung. "Sial. Kau ini lebih tua darinya, harusnya kau melawan!"

"Ini salahku. Aku terlambat mengumpulkannya karena masalah Sora. Dan Aeri berpikir aku lebih memilih jalang di kelab daripada pekerjaanku—yeah, even though it's true," jelas Taehyung dengan kekehan di akhir kalimatnya.

"Berikan laporanmu dan pulanglah."

Taehyung menatap tangan Jungkook yang terulur padanya. "Apa yang kau rencanakan, Jung?" Seketika ia menjadi waspada melihat ekspresi sosok di hadapannya.

Namun tanpa menjawab pertanyaannya, yang dilakukan Jungkook justru meninggalkannya sendiri di sana.

Bedebah tengik! <>




Jangan lupa mampir ke sini, Travs

don't forget to vote and follow me ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


don't forget to vote and follow me ❤️

Travieso [M]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang