Chapter 05

7.1K 573 17
                                    


DON'T BE A SILENT READER!!


Pukul sembilan malam, akhirnya Jungkook bisa pulang ke apartemennya sendiri.

Saat memarkirkan mobil di basement, ia melihat Aeri yang baru saja kembali dan keluar dari mobilnya sendiri.

Jungkook mengerutkan kening bingung. Setahunya Aeri cuma mempunyai jadwal kerja sedikit hari ini dan seharusnya sudah pulang sejak beberapa jam yang lalu.

Dari jenis pakaian formal yang dikenakan Aeri, Jungkook tahu wanita itu belum pulang sama sekali dan langsung pergi ke tempat lain setelah jam kerjanya selesai sore tadi. Wanita itu terlihat lelah dan putus asa.

Sekilas ia melihat Aeri mengusap matanya sendiri. Apakah Sekretaris Dingin itu sedang menangis? Yang benar saja.

Buru-buru Jungkook keluar dari mobilnya sendiri dan berlari mengerjar Aeri yang sudah terlebih dahulu masuk ke dalam gedung.

"Aeri?" seru Jungkook. Namun wanita itu tidak menghiraukannya dan berdiri menghadap pintu lift dan menunggu. Ia tahu Aeri mendengarnya, karena ia bisa melihat perubahan tubuh Aeri yang menjadi kaku saat ia memanggilnya. "Baru pulang?" tanyanya berbasa-basi seraya berdiri di sampingnya.

Aeri tidak menoleh dan memandang ke layar digital di atas pintu lift. "Apa yang kau mau?" tanyanya dingin.


Mulut Jungkook agaknya terbuka sedikit. Biasanya Aeri selalu bersikap dingin dan datar, tapi kali ini ia menangkap sesuatu yang berbeda dari nada ucapan wanita itu.

"Hei? Apa terjadi sesuatu?" tanya Jungkook ragu. Ia hanya ingin tahu apa yang membuat suasana hati wanita itu menjadi seperti itu, tetapi ia juga tidak ingin dikatakan suka ikut campur.

Aeri tiba-tiba tertawa dingin dan menoleh ke arahnya. Jungkook terkejut ketika mendengarnya dan lebih terkejut lagi saat melihat sepasang netra di balik kacamata itu memandangnya dengan kedinginan yang belum pernah ditunjukkannya.

"Tidak perlu bersikap manis, Jeon Jungkook," ucap Aeri tajam. "Jangan main-main. Katakan, apa kau belum puas memanfaatkanku?"

"Apa? Aku tidak pernah."

Aeri mendengus tidak percaya. "Kau sama saja dengan kedua orangtuaku, selalu menggunakanku untuk keuntungan pribadi. Mereka juga selalu lupa setelah melakukannya."

Jungkook hanya bisa mengerutkan dahinya bingung. Ucapan yang keluar dari bibir Aeri lebih terdengar seakan wanita itu sedang mengeluh kepada dirinya sendiri. Apa yang sudah terjadi?

Pintu lift kemudian terbuka dan Aeri melangkah masuk ke dalam. Wanita itu masih menatap Jungkook dengan tatapan dingin. "Selamat malam, Jeon Jungkook."

Dan ucapan wanita itu secara tidak langsung menyuruh Jungkook untuk tidak menaiki lift yang sama.

Jungkook mengepalkan tangannya. Ia tidak bergerak dari posisinya dan melihat pintu lift yang menutup dengan Aeri yang berada di dalamnya.

***

Aeri membanting pintu apartemennya dengan kencang, tubuhnya merosot pelan ke dinginnya lantai. Ia menopang kedua tangannya di atas lutut dan mengusap kedua pelipisnya sambil bersandar di daun pintu. Ia lelah dan marah.

Travieso [M]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang