"Melodi, kalau capek, istirahat. Kalau nggak suka sama taekwondo jangan dipaksain. Mama tahu kamu lebih suka musik dibandingkan bela diri, sayang. Mama nggak mau kalau kamu terlalu memaksakan diri. Lakukanlah hal yang bisa membuatmu bahagia, Mama akan selalu bersama Melodi."
☁️☁️☁️
Siang hari ini matahari yang muncul dari arah timur berpijar sangat terang, panasnya yang terasa sangat dekat seperti membakar kulit siapa saja yang mengenainya. Hari ini siswa-siswi SMA Pelita Cendikia pulang lebih cepat daripada biasanya, mereka dipulangkan lebih awal karena para guru memiliki jadwal rapat sengaja beberapa orang dari dinas pendidikan. Kabar ini diterima dengan sangat baik oleh para siswa-siswi, sepulang dari sini dapat dipastikan mereka akan melakukan berbagai macam hal. Sama seperti Kalista dan Najia.
"Mel ikut nggak?" tanya Kalista sambil merapikan alat tulisnya.
"Ke mana?"
"Toko buku. Mau lihat buku cara menanam tanaman yang baik."
"Lo Naj, gak kemana-mana?" Melodi malah melempar tanya pada Najia.
"Nggak ah, mau drakoran lagi seru-serunya nih drama," jawab Najia sembari menyampirkan tas pada bahunya.
"Eh eh drama apa Naj? Udah lama gue nggak nonton." Kalista bersemangat menimpali perkataan Najia.
"True beauty, kalo lo nonton gue tim suho, tapi nggak tau deh kalo lo soalnya kebanyakan pada milih jadi tim han seo jun, padahal kan jadi sadboy." Najia menjelaskan tanpa diminta.
"Oh yang lagi rame itu? Gue dari lihat tampangnya juga milih han seo jun sih!"
"Wah! Katarak lo, Kal!"
"Berisik ya lo berdua," sindir Melodi membuat keduanya cengegesan.
"Jadi ikut siapa nih, Mel? Gue apa Najia?"
Melodi menggeleng. "Nggak ikut dua-duanya."
Kalista dan Najia melongo mendengar jawaban Melodi, lantas berkata berbarengan. "Loh?"
"Gue ada latihan taekwondo hari ini. Hitung-hitung latihan buat pertandingan bulan September kata Pak Damara."
"Nggak bisa izin, ya, Mel? Emangnya lo nggak capek?" Kalista menatap Melodi khawatir. Pasalnya ini adalah ajaran baru, tapi Melodi sudah di push lagi dengan latihan-latihannya yang berat.
"Walaupun gue capek, bakal gue lakuin, Kal. Ini udah jalan yang gue ambil."
"Mau ngambek aja sama Melodi," ujar Najia seperti anak kecil.
Karena merasa bersalah pada kedua sahabatnya, Melodi mengeluarkan dua coklat kecil dari tas warna cokelat mudanya. Macam suap supaya mereka tidak marah pada Melodi.
"Nih, jangan ngambek gitu ah sama gue, jadi nggak enak tahu gak? Anggap aja ini coklat adalah gue, jadi gue adil, kan, ikut ke kalian berdua?" Melodi terkekeh kecil, kelakuannya memang selalu di luar dugaan.
"Mel romantis juga ya lo." Najia memandangi bungkus cokelat di tangannya.
"Geli, deh, gue dengernya." Melodi bergidik ngeri.
"Tapi nanti lagi lo harus ikut, Mel." Kalista berucap kembali.
"Iya iya, nanti gue ikut, janji deh."
Kedua bola mata Kalista dan Najia berubah menjadi berbinar mendengar jawaban Melodi yang jarang-jarang itu. Memang sih perlakuan Melodi sangat berbeda dari perempuan lain, tapi serius deh, Melodi itu orangnya softly banget kalau kalian jadi orang yang spesial di hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandyakala
Teen FictionSandyakala diambil dari Bahasa Sansekerta yang berarti gurat merah di langit senja. Cerita sederhana yang mengisahkan seorang perempuan yang sangat membenci senja. Ia benci dengan segala hal yang berkaitan dengan senja. Bertanya soal senja, membaha...