04 | Kantong Kertas Cokelat

81 18 0
                                    

Malam sudah semakin larut, namun lampu kamar milik Satya belum terlelap. Pemilik kamarnya sendiri masih berkutat dengan tugas geografi yang diberikan oleh gurunya di sekolah. Satya bukan pribadi cowok yang malas juga bukan pribadi cowok yang rajin, ia hanya mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan. Satya paling malas kalau harus mencontek pr yang jawabannya panjang-panjang, selain tulisannya jadi jelek, ia juga harus datang lebih pagi dari biasanya, kan, malas.

Matanya sesekali melihat paperbag yang sengaja ia simpan di meja belajar, paperbag itu pemberian dari Ibunya saat Satya ulang tahun yang ke-17. Isinya parfum dan jam tangan kesukaan Satya. Entah sudah yang keberapa kali Satya terus melirik paperbag itu, saat melihatnya Satya merasa ada sesuatu yang janggal. Mirip sesuatu yang pernah ia lihat, tapi apa? Satya menghentikan aktivitas menulisnya sebentar, berusaha berpikir sesuatu yang mengganggu pikirannya.

Kantong kertas cokelat.

Melodi?

Nama Melodi menggaung di kepalanya, Melodi - kantong kertas cokelat. Satu nama dan satu benda itu terus mengisi kepala Satya. Satya menulis jawaban soal nomor terakhir dengan cepat, tidak seperti biasanya ia bersikap seperti ini. Setelah selesai mengerjakan Satya mengambil ponselnya, ia membuka aplikasi google untuk mencari rasa penasaran yang terus mucul di benaknya.

"Kantong kertas cokelat untuk bernapas." Satya bermonolog.

"Bernapas ke dalam kantong kertas dapat menjadi metode yang berguna ketika mengalami gejala hiperventilasi." Satya membaca potongan pencarian yang diberikan oleh google.

Kening Satya bergelombang ketika membaca. Hiperventilasi? Penyakit apa? Satya baru mendengarnya.

Satya kembali melakukan pencarian soal 'Hiperventilasi.'

Hiperventilasi adalah kondisi saat Anda mungkin akan lebih banyak mengeluarkan karbon dioksida daripada menghirupnya. Karbon dioksida dalam tubuh pun berkurang. Level rendah tersebut memicu penyempitan pembuluh darah yang memasok darah ke otak. Ketika hal itu terjadi, maka Anda akan merasa 'melayang' dan kesemutan pada jari. Bahkan kasus hiperventilasi yang parah dapat menyebabkan kehilangan kesadaran alias pingsan.

Satya terkejut membaca pengertian yang ia cari di google. Ia tak percaya Melodi memiliki serangan panik yang bisa saja membahayakan dirinya sendiri. Untuk menetralisir pikirannya Satya menutup laman pencariannya, lalu beralih membuka grup WhatsApp yang terus memunculkan notif pada ponselnya.

Satya mengerutkan keningnya lagi ketika membaca nama grup gengnya yang berubah. Pasti ulah Elang, pikirnya.

WhatsApp

Tikucin banget!(ᗒᗩᗕ)

Elang
Hai anak-anak kucin 😘

Raihan
Ini apaan lagi sih anjir?
Kemarin nama grupnya beban orang tua, sekarang bahasa apaan lagi, Lang?

Elang
Mau tau banget apa mau tau aja?😂👍

Raihan
Emoticon lo bangsul.

Elang
Biar kekinian, hyung. 👍

Raihan
Panduan keluar dari grup whatsapp :

Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Klik ikon titik tiga di ujung kanan.
2. Lalu tekan 'more'.
3. Kemudian tekan 'exit group.'
Silakan panduannya sudah tertera di atas. Ada tulisan more dan exit group jika hp anda berstandar internasional.

SandyakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang