Selepas upacara selesai Melodi tidak langsung kembali ke kelasnya. Ia meminta Kalista dan Najia duluan saja. Ada perasaan bersalah dan tidak enak ketika melihat Satya harus dihukum karena ulah dirinya.
Melodi memperhatikan anak-anak yang sedang dijemur di lapangan, beberapa siswa laki-laki ada yang rambutnya dipotong secara asal oleh Bu Yani, Melodi tahu jika potongannya sudah tidak benar pasti akan susah untuk dirapikan. Sebagian siswi perempuan disuruh mengganti rok seragamnya oleh Bu Maryati dan Bu Maryati tidak segan-segan menggunting rok tersebut. Begitu juga dengan yang cowok. Memang kalau di lihat-lihat sekolah Melodi ini sangat disiplin akan peraturan.
Saat sedang asik memperhatikan tiba-tiba Melodi melihat kedatangan Bu Irma dan berbicara pada Bu Yani, lalu setelahnya Satya berdiri mengikuti langkah Bu Irma.
Tunggu, Satya mau kemana?, batinnya.
Tanpa pikir panjang Melodi berbalik arah berjalan menuju kantin untuk membeli sebuah botol minum yang semoga saja bisa jadi bahan permintaan maafnya pada Satya. Soal topi yang ia kenakan bisa nanti, toh mereka masih satu sekolah, Melodi tidak akan kehilangan jejak Satya, kan?
Tidak butuh waktu lama untuk membeli minum, Melodi langsung kembali ke lapangan. Tapi dengan bodohnya, kan, ia tidak tahu Satya dengan Bu Irma kemana? Kalau mereka pergi ke kelas Satya bagaimana? Melodi tidak mau mempermalukan diri sendiri. Gengsi.
Mau bertanya pada guru-guru yang ada di sana, nanti Melodi malah ikut dihukum lagi karena belum memasuki kelas.
Dengan berbekalan tekad yang sok tahu, akhirnya Melodi melangkahkan kakinya menyusuri koridor kelas yang akan membawanya ke ruangan guru seni musik.
Dan benar saja. Perkiraan Melodi tidak salah, ia menemukan Satya yang sedang berbincang dengan Bu Irma. Tebakan Melodi, sepertinya Satya sedang diberi hukuman oleh Bu Irma.
Melodi menyimpan botol minumnya di bangku panjang yang tak jauh dari ruangan itu. Dengan sangat bersyukurnya ia menemukan sticky note serta pulpen di saku seragamnya.
'Buat lo. Tadi panas banget soalnya. Sekali lagi, maaf.' - Kaneishia.
Melodi sempat bingung untuk menuliskan namanya. Antara ditulis atau tidak, antara menuliskan nama Melodi atau Kaneishia. Tetapi, akhirnya Melodi memilih menulis Kaneishia, ia suka bagian namanya yang itu.
☁️☁️☁️
Pembagian nilai hasil ulangan adalah hal-hal yang paling menakutkan bagi siswa pintar dan ambisius. Mereka khawatir akan nilainya yang tidak sesuai dengan ekspetasi. Belum lagi tekanan dari orang tua membuat mereka semakin gelisah untuk menerimanya.
Bu Patria selaku guru bahasa inggris di SMA Pelita Cendikia sedang memanggil satu persatu siswa di kelas sebelas IPA satu untuk menerima hasil ulangan yang telah dilakukan minggu kemarin.
Dapat Melodi lihat kegelisahan Najia tatkala nama-nama yang disebutkan Bu Patria telah dekat dengan nomor absennya. Najia memiliki tekanan batin dari orang tuanya yang menuntut agar mendapatkan nilai tinggi di kelas yang secara tidak langsung tekanan itu menyerang mental dan psikis Najia.
"Kalista Biantari."
"Kenzie Andara."
"Laila Afifah."
"Melodi Kaneishia."
Melodi melangkah maju ke depan untuk mengambil kertas tersebut. Dan saat di lihat ... Melodi mengucap syukur karena nilainya tidak terlalu buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandyakala
Fiksi RemajaSandyakala diambil dari Bahasa Sansekerta yang berarti gurat merah di langit senja. Cerita sederhana yang mengisahkan seorang perempuan yang sangat membenci senja. Ia benci dengan segala hal yang berkaitan dengan senja. Bertanya soal senja, membaha...