Suara adzan subuh berkumandang membangunkan Aira dari tidurnya,bukan tidur melainkan pingsan. Dengan kondisi tubuhnya yang sama ketika tergeletak di lantai sama seperti sebelum kesadarnnya terenggut paksa.
Aira duduk di lantai untuk memulihkan efek pusingnya yang tiba tiba menyeruak di kepalanya. Tangannya menyentuh hidung yang terdapat darah kering yang berasal dari dalam hidungnya.
"Mungkin Aira cuma kecapekan aja." Monolog Aira.
Aira mencoba untuk tetap berpikir positif. Ia segera bangkit dari duduknya untuk berwudhu dan menunaikan kewajiannya.Doa yang ia panjatkan seperti doa doa sebelumnya. Ia takkan meminta kepada Allah seperti sebelum sebelumnya karena ia yakin suatu saat doanya akan di kabulkan oleh tuhan.
Setelah sesesai,Aira merebahkan tubuhnya di kasur empuknya. Padangannya menatap ke arah langit langit kamarnya. Di langit langit tersebut terdapat lukisan yang sengaja ia dekor dengan banyak sekali bintang bintang dengan latar belakang warna biru gelap seperti langit di malam hari.
Ia sangat senang sekali dengan bintang,setidaknya bintang mampu menemani langit yang gelap gulita. Memang tidak hanya bintang yang menemani langit namun ada juga bulan yang setia menemaninya.
Setelah beberapa saat,matanya terpejam hingga kesadarnnya menghilang membawanya ke dalam alam mimpi.
***
Kring kring kringgg!!!Suara dering alarm menggema di sebuah kamar bercat putih bersih. Alarm yang sudah menunjukkan pukul 05.55 Wib membangunkan gadis cantik yang tengah tertidur meringkuk dengan selimut yang melilit tubuhnya.
Aira,ya Aira. Ia segera membuka matanya dan menyesuaikan cahaya terang yang masuk ke dalam retinanya. Matanya mengerjap pelan,ia segera bangkit dari tidurnya.
Setelah selesai mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah,Aira segera turun ke bawah. Keadaan meja makan sepi,tidak ada satu orangpun disana. Aira melirik ke arah jam tangannya,sial ia kesiangan.
Aira bergegas keluar rumah mengabaikan jika ia belum mengisi perutnya. Persetan dengan rasa lapar,yang terpenting ia tidak terlambat datang ke sekolah,begitulah pikiran Aira .
Aira segera berlari setelah keluar dari pintu gerbang depan rumahnya. Langkah kakinya yang kecil memaksanya untuk cepat sampai di pangkalan tempat ngetemnya angkot yang seringkali ia naiki.
"Ish kok gaada si angkotnya. Apa udah daritadi ya jalannya?" Tanya Aira kepada dirinya sendiri karena tidak ada satu orangpun yang berada di sana.
Nafas Aira masih tak teratur akibat ia berlari. Dalam pikirannya bagaimana ia bisa sampai ke sekolah tanpa terlambat?
Ia berharap ada keajaiban baginya namun mustahil karena sekarang sudah pukul 06.45 Wib,sebentar lagi pintu gerbangnya akan di tutup.
"Ya Allah ini aku gimana ya?masak alpa si." Gumam Aira,dia sangat cemas hingga menggigiti kukunya dengan gigi rapinya.
"Aduh ini gimana ya?"
***
Brum brummm...Suara motor ninja merah dengan knalpot keras tengah melaju di sebuah komplek perumahan elit,dia Leon. Leon mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi supaya tidak terlambat untuk datang ke sekolah. Sebenarnya hal biasa jika ia membolos, namun hatinya seolah mengingatkan pada gadis manis yang duduk di depannya. Aira,gadis yang berbeda dengan gadis gadis di luar sana. Sial kenapa otaknya selalu memikirkan gadis itu?
Leon menyipitkan matanya setelah melewati jalan tikungan,netranya melihat seorang gadis dengan seragam yang sama seperti yang tengah ia kenakan.
Aira, gadis berambut hitam dengan rambut yang di ikat ekor kuda tengah berdiri seperti orang linglung. Leon berhenti tepat di belakang Aira,apa yang terjadi dengan gadis itu?
"nunggu apa?" Tanya Leon kepada Aira.
Aira yang mendengar pertanyaan seseorang memalingkan wajahnya ke belakang. Netranya melihat seorang lelaki yang tengah menatapnya intense,Leon.
"Kenapa Leon ada disini?" Gumam Aira yang tak terdengar oleh Leon.
"Aku nungguin angkot yon,tapi kesiangan." Ucap Aira hati hati dengan padangannya menatap sepatunya,ia takut dengan tatapan tajam milik Leon.
Jika melihat tatapan tajam Leon,itu seperti tatapan yang di berikan ayahnya kepadanya. Menakutkan,itulah pikiran yang terlintas di benak Aira.
"Bareng gue. " ajak Leon kepada Aira.
Aira yang mendengar ajakan itu mendongakkan kepalanya pelan. Tidak salah dengar kan telinganya? Leon mengajaknya berangkat bersamanya?
"Eh tapi." Ucap Aira dengan wajah ragunya,tangannya memilin kemeja putihnya.
"Cepetan woii,lo mau kita telat hah?" Ucap Leon yang tak sabar menunggu jawaban Aira.
Aira kaget mendengar ucapan Leon,tumben sekali lelaki itu mau mengeluarkan lebih dari 3 kata kepadanya.
Dengan langkah ragu,Aira segera mendekat ke arah motor ninjanya Leon. Ia tak ingin menambah kemarahan Leon,ia takut.
Dengan hati hati Aira menaiki motor sport tinggi itu. Kakinya yang pendek kesulitan untuk menaiki motor tersebut,dengan penuh perjuangan akhirnya ia bisa menaiki motor tersebut.
"Pegangan." Ucap Leon datar.
"Hah?" Tanya Aira tak paham dengan maksud Leon.
Tangan Leon memegang tangan mungil milik Aira,di tuntunnya tangannya ke arah pinggang lelaki tersebut. Aira hanya diam tak memberontak, pikirannya masih mencerna yang di lakukan oleh lelaki di depannya.
Setelah dirasa bahwa Aira telah duduk nyaman di jok motornya,ia segera mengegas motornya perlahan meninggalkan komplek tersebut untuk menuju ke sekolah.
Semburat merah kini terlihat di pipi Aira,Aira tak pernah melakukan skinship seperti ini kepada lelaki lain kecuali kak Nando. Perasaan aneh kini hinggap di hati Aira,rasanya asing namun mampu membuat sensasi senang di hatinya.
Leon sesekali melihat wajah ayu milik Aira melalui spionnya. Cantik,begitulah batinnya Leon.

KAMU SEDANG MEMBACA
Patah(On Going)
Fiksi Penggemar"Pergi kau pembunuh!!" "Dasar anak tidak berguna!!" "Saya tidak pernah memiliki anak seperti kamu!!" "Saya tidak sudi memiliki anak seperti kamu!!" "Lebih baik engkau mati!!" Lontaran kalimat kasar itu sudah terbiasa masuk ke dalam telinga Aira. Ga...