13.

2 0 0
                                    

"Udah sampe." Ucap Leon ketika motor ninja merah itu berhenti tepat di depan gerbang rumah megah bercat putih gading.

Aira mengerjapkan matanya pelan, tangannya masih setia memeluk tubuh lelaki jangkung itu. Rasanya nyaman,ia tak pernah merasakan kenyamanan seperti ini sebelumnya.

"Eh?"

"Lo tuh ah eh ah eh?!" Tanya Leon sarkastik,ia sungguh lelah menghadapi kelemotan milik Aira Larasati.

"Turun." Perintah Leon yang di turuti oleh Aira.

"Makasih ya Yon,udah nganterin aku pulang. Ini buat kamu." Ucap Aira sembari menyodorkan uang berwarna hijau kepada Leon.

Leon menaikkan alisnya,memang dari tampangnya ia terlihat seperti tukang ojek? Cih sial harga dirinya terinjak injak hanya karena Aira menganggapnya sebagai tukang ojek!

"Gue bukan tukang ojek." Ucap Leon datar.

Aira menggigit bibirnya pelan,ia hanya ingin mengganti uang bensin milik leon. Ia tak berniat untuk mengejek Leon,serius.

"Ttapi." Ucap Aira gugup,takut melihat pandangan Leon yang tengah mengintimidasinya.

"Gue cabut." Pamit Leon kepada Aira.

Tanpa menunggu jawaban dari Aira,Leon segera menstater motornya dan meninggalkan gadis cantik yang masih terbengong-bengong melihatnya.

Aira tak mengambil pusing kejadian tadi,ia segera berbalik dan melangkahkan kakinya ke arah rumah mewah di depannya.

***
Terlihat seorang gadis yang tengah menatap 2 orang yang kini sedang berhenti di depan rumahnya. Pandangan matanya menajam tak suka dengan interaksi yang terjadi di depan gerbang rumahnya. Giginya gemletuk menahan amah yang membumbung tinggi di dalam hatinya,dia Rachel kakak perempuan satu satunya Aira.

"Kenapa lo selalu jadi perebut hah?!" Teriak Rachel frustasi.

Tangan Rachel mengepal kuat menyalurkan emosinya hingga buku buku kukunya memutih dan telapak tangganya mengalir darah segar karena kuku tajamnya.

Matanya memejam menahan amarahnya,kilasan kilasan masa lalu yang hadir menamparnya.

Flashback on...

"Bundaa!!" Teriak bocah kecil sembari berlari ke arah sang ibunda.

Rachel,gadis manis dengan wajah imutnya tengah berlari ke arah Mila yang menidurkan seorang bayi mungil.

"Rachel sayang,jangan teriak teriak ya. Adek kamu baru aja tidur ini." Jawab Mila dengan lembut.

Rachel memberengut kesal karena sang ibunda selalu saja pilih kasih terhadap adiknya.

"Ish bunda mah gitu sama lachel,bunda ga cayang sama lachel!!" Teriak Rachel dengan sorot mata sedih dengan air mata yang terus menetes.

Karena mendengar suara teriakan Rachel,tak beberapa lama bayi mungil itu menangis karena kaget mendengar teriakan Rachel. Rachel masih diam tak bergeming memperhatikan interaksi bundanya dengan sak adik.

"Syutt sayang,jangan nangis ya anak manis." Ucap Mila sembari menepuk nepuk pantat bayi tersebut.

"HIKS BUNDA PILIH KASIH!! ACHEL BENCI SAMA ADEK!" Teriak Rachel sembari berjalan mendekati ke arah bayi mungil tersebut.

Tangan Rachel terulur ingin menjatuhkan Aira,namun di tepis oleh Mila dengan kasar. Matanya menyorot tajam ke arah Rachel tanpa ba bi bu ia segera membentak Rachel.

"KALO BUNDA BILANG JANGAN TERIAK TERIAK RACHEL,ADIKMU BARU SAJA TERTIDUR. SEKALI SAJA KAMU NURUTIN BUNDA BISA TIDAK HAH?!" Bentak Mila yang tersulut emosi,matanya menatap tajam ke arah gadis berusia 3 tahun itu.

Rachel terdiam mematung, tidak pernah sang ibunda membentak ataupun memarahinya. Mila pasti menasehatinya dengan lembut,namun kali ini berbeda semua itu gara gara adik sialan itu.

"Hiks bbunda bentak aku hiks." Ucap Rachel dengan terbata bata,ia membenci Mila yang berkata kasar kepadanya namun ia lebih membenci adik sialan itu.

Mila mematung ketika mendengar ucapan putrinya itu,kenapa bisa ia membentak Rachel seperti itu? Kenapa ia harus memarahi Rachel,kini rasa penyesalan itu hinggap di hati Mila.

Mila mendekat ke arah Rachel namun Rachel memilih untuk mundur. Rachel tak mau di sentuh oleh bunda yang telah membentaknya,dia takut kepada bundanya.

"Rachel maafin bunda sayang,bunda ngga bermaksud mau bentak kamu sayang. Bunda minta maaf sayang."ucap Mila dengan air mata yang mulai menetes.

Mila merutuki mulutnya,jika saja ia bisa menahan amarahnya pasti anaknya tidak akan ketakutan kepadanya. Nasi sudah menjadi bubur,semua itu sudah terjadi.

"Rachel sayang.." lirih Mila.

Rachel tak menggubris ucapan mamanya dan segera membalikkan badannya sembari berlari ke arah pintu mengabaikan ucapan sang ibunda. Kakinya terus berlari menuju ke arah taman,tempat dimana ia bisa mendapatkan kenyamanan.

"Hiks bunda jahat!!" Teriak Rachel sembari berjongkok di depan gazebo yang sengaja di letakkan di taman kecil tersebut.

"Aku benci kamu dek!!"

Flashback off....

Begitulah kilasan masa lalu yang menjadi awal dari kebenciannya kepada sang adik dan beberapa kejadian yang membuatnya semakin membenci Aira.

Patah(On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang